Happy reading...Sejak kejadian Fathan tertembak dan tertusuk. Dan Fathan juga sudah satu minggu tidak sadarkan diri, tapi hari ini Fathan sudah sadar dan keadaan Burhan masih koma, bahkan Burhan sering drop.
Rafan, Mira dan Afifa setiap hari menjenguk Fathan yang belum sadarkan diri. Tapi saat Rafan mendapatkan kabar kalo hari ini Fathan sadar.
Hingga akhirnya Rafan, Mira dan Afifa merasa sangat senang dan Afifa tak henti-hentinya mengucapkan syukur.
Sepulang sekolah mereka bertiga akan datang lagi untuk menjenguk Fathan, walaupun Rafan ada ekskul karate tapi Rafan sudah meminta izin dengan pelatih karatenya.
Jam pelajaran telah habis. Afifa, Mira dan Rafan sudah siap pergi kerumah sakit untuk menjenguk Fathan.
Sesampai di rumah sakit, mereka bertiga langsung masuk dan langsung menuju ke ruang rawat Fathan. Sesampai didepan ruang rawat Fathan, ada beberapa bodyguardnya Fathan.
"Assalmu’alaikum."
"Wa’alaikumussalam."
"Pak Bimo, Fathan ada didalamkan?" Tanya Rafan menatap Bimo yang sedang murung. Rafan mengerutkan dahi, karena tidak biasanya Bimo seperti ini dan aneh saja karena sifat dan sikapnya berbanding terbalik.
"Tuan Fathan sedang keluar."
"Kemana?"
"Tuan Fathan sedang berada di ruang rawat kakek."
Bimo yang melihat ada wanita langsung berdiri dari tempat duduknya dan mempersilahkan Afifa dan Mira untuk duduk.
"Nona silahkan duduk." Afifa dan Mira melihat Bimo berdiri dari tempat duduknya hanya menganggukkan kepala saja.
"Iya nona silahkan duduk." Lanjutnya salah satu bodyguard Fathan yang ikut berdiri seperti Bimo, Afifa dan Mira lagi-lagi mengaggukkan kepala dan duduk.
"Terimakasih pak." Bimo hanya menganggukkan kepala saja. Sedangkan Rafan membulatkan kedua bola matanya, karena Rafan tidak ditawari untuk duduk.
"Kalian hanya nawari ke perempuan aja? Dan gue ngga ditawari gitu?"
"Kalo mau duduk, duduk aja." Jawab Bimo terkekeh sembari menyentil kening Rafan, semuanya ikut tertawa. Kecuali Afifa dan Rafan, Rafan mengusap keningnya yang disentil oleh Bimo.
"Pak Bimo, sini kening bapak gue jitak ngga lagi disentil segala. Kesel gue, dikucilin mulu kalo gue sama kalian." Kesal Rafan, semua bodyguard tertawa begitu juga dengan Mira, tapi Afifa malah tersenyum melihat Rafan.
"Sayang kok kamu malah ikut ketawa sih? Bukannya bela aku."
Tiba-tiba tawa mereka berhenti dan Rafan mengerutkan dahi melihat mereka yang berhenti tertawa
"Kenapa berhenti? Puas kalian ketawain gue, HA?" Tanya Rafan kesal.
"Ekhem." Sontak Rafan membalikkan badan menghadap kesumber suara dan dengan cepat Rafan langsung mendekati Fathan yang dengan ekspresi datarnya.
"Fathan."
Mira dan Afifa ikut mendekati Fathan.
"Gimana kabar lo? Udah baikkan? Gue tahu lo kuat, jadi gue sama sekali ngga khawatir sama lo. Tapi lo beruntung Than ada wanita yang khawatir banget sama lo." Cerocos Rafan, tapi Fathan hanya menaikkan satu alisnya menatap Rafan yang tidak percaya.
Sedangkan Afifa hanya diam sembari membatin.
'Rafan mulutnya ember banget ya, astaghfirullah''Siapa wanita yang sudah khawatir dengan gue?' Batin Fathan bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IKHWAN KUTUB [SUDAH TERBIT]
Teen FictionPria tampan yang sangat dingin, dan banyak masalah yang ada di hidupnya. Hingga sifat dan sikapnya berubah menjadi sangat dingin. Tapi karena seringnya berjalan dengan waktu, dengan pelan sifat dan sikapnya hilang. karena kedatangan wanita yang mer...