Happy Reading.
Duduk depan jendela kamar Thallasa, Callea termenung. Ia mengira tidak akan terbagun kembali, setelah membuka mata. Berharap hanya ilusi yang di dapatinya. Tetapi semua tidak semudah yang ia pikirkan, semua nyata. Kenyataan yang terasa sulit di terima akal sehat.
Kebenaran, kala Callea berada dalam tubuh berbeda. Tubuh Thallasa, istri pemeran utama pria dalam novel. Ia begitu terkejut. Dan bertambah di saat ia mengetahui jikalau sang pemilik tubuh sedang hamil.
Kenapa harus Callea yang mengalami? Dari semalam Callea selalu mempertanyakan hal tersebut. Tentang Perpindahan jiwa atau transmigrasi yang hanya ia temui di novel atau drama yang pernah ia tonton dan sekarang ia mengalami sendiri hal tersebut.
Callea adalah orang yang berpikir dengan logika. Ia masih sulit percaya dengan situasi yang di alaminya.
Callea mengangkat cangkir, aroma chamomile yang ia hirup pertama kali. Ia menyesap teh tersebut, membasahi kerongkongan.Menenagkan, Callea memejamkan mata sesaat.
"Emery." Memanggil pelan, Callea menunggu seraya mengamati sekitar. Sedari kemarin Callea terfokus pada keadaan nya, tidak sempat mengagumi sekeliling nya.
"Ada yang bisa saya bantu, Nyonya?" Antusias, Emery bertanya. Ia terlihat senang Nyonya-nya membutuhkan bantuannya.
"Bisa kau ambilkan aku pena dan kertas!"
"Pena dan kertas untuk apa, Nyonya?" Tanya nya binggung.
Melirik, Callea mendengus.
"Tidak perlu bertanya, ambilkan saja apa yang ku butuhkan. ""Baik, Nyonya." Lantas Emery berjalan keluar kamar melaksanakan perintah Callea.
Seraya menunggu, ingatan Callea berputar pada saat insiden yang mengakibatkan nya terjebak disini. Callea merasa bodoh, ia tidak tahu jikalau terjadi kesalahan yang mengakibatkan rumahnya terbakar. Tidak seperti biasa, Callea ceroboh. Hanya sekali dan mengakibatkan kesalahan fatal yang akan ia ingat seumur hidup.
Menghela nafas seraya menyenderkan punggung.
Ia memejamkan mata sejenak, di kala ia mendengar suara pintu terbuka dan muncul Emery dibalik nya sambil membawa pena dan kertas yang ia pinta tadi.
"Kau sudah kembali." Callea menegakkan punggung, seraya memperhatikan langkah Emery yang berjalan ke arahnya.
"Ya Nyonya. ini yang anda minta." Menyerahkan pada Callea dan berjalan mundur tiga langkah kebelakang.
"Terima kasih." Menjeda sesaat, lantas melanjutkan. "Kau boleh keluar sekarang, Emery." Perintah nya seraya mengibaskan tangan. Menurut, Emery segera berlalu pergi.
Terdiam, Callea berpikir sesaat. Sebelum tangan kanan bergerak mengores kertas kosong di hadapannya. Callea menuliskan dengan rinci cerita novel tempat ia terjebak. Tangan mengurangi ataupun menambahkan, benar-benar detail. Callea berharap apa yang ia tulis, akan berguna suatu saat nanti. Meski kemungkinan besar akan terjadi, bahwa Callea memang benar-benar membutuhkan hal tersebut.
Callea menemukan lukisan Thallasa. Wajah cantik dengan senyum merekah, tetapi tidak dapat menutup ekspresi sebenarnya. "Hidupmu menyedihkan, aku kasihan padamu."

KAMU SEDANG MEMBACA
I Become The Wife Of Grand Duke
ФэнтезиBukan Novel Terjemahan Masuk ke dalam novel? Mustahil. Tapi itu yang di alami Callea Magnolia, seorang gadis yang berprofesi sebagai Polwan di Kota nya. Dan masuk ke dalam tokoh figuran yang mati di tangan suaminya sendiri. Hingga cerita lain te...