Chapter 6

15.9K 1.9K 75
                                    

Haii... Maaf ya baru sempet update 🙏
Ada yang masih baca cerita ini, nggak yakin deh masih ada. Soalnya udah berkarat nih ceritanya, lama update.
Semoga kalian sehat-sehat yah.

Happy Reading.


"Anda ingin kembali, Nyonya?" Pelan, Emery bertanya seraya mengikuti langkah kaki Callea. Aura suram beliau sangat kentara, menakutkan Emery. Ia hanya dapat menebak sesuatu tidak menyenangkan pastilah telah terjadi.

Terlalu lama tidak mendapat tannggapan, Emery seakan tidak ingin menyerah. Keterdiaman Callea menyulitkan nya. "Nyonya ke.."

"Diam." Tidak ada bentakan dalam suaranya, bernada rendah seolah penuh pertimbangan. "Restoran, Aku membutuhkan nya."

"Baik." Emery agak kaku tetapi berusaha menjawab dengan jelas. Seraya menonton ke-tidakjelasan raut wajah Callea, ia memimpin jalan.

"Marchioness Fremoint, Kau mengenalnya?" Kegugupan Emery menghentikan Callea. Dengan gaun berkibar, saat ia menautkan alis. "Apa yang akan dia perbuat jika aku melukai harga diri nya?"

Terbatuk, memeras erat gaun Callea, Emery bertanya gugup. "Apa yang telah anda lakukan padanya, Nyonya?"

Menyipit kan mata, Callea acuh saat menjawabnya. "Melemparinya kotoran." Dengan arti lain, perkataan dengan tujuan mempermalukan Marchioness pada butik Madam Lilia.

"Saya tidak mengetahuinya, tetapi jika bertemu Marchioness sekali lagi Saya yakin beliau tidak akan melepaskan Anda." Dengan wajah pucat, Emery memandang Callea dan menarik nafas disaat dia malah tertawa seakan mendengar lelucon menggelikan telinga.

"Apa yang salah dengan hal tersebut?" Callea mendengus dingin, mata indah nya terkulai dengan tatapan tajam. "Bukanlah terlalu cepat wanita itu bertindak?"

Melanjutkan lantas Callea mengibakan tangan, saat bayangan gelap dengan cepat melintasi. Aura Callea berubah dengan cepat. Rasa tajam dan berbahaya serta kuat Tiba-tiba membuat Emery meneguk ludah.

"Berani sekali anak sekecil dirimu menjebakku. Sebesar apa nyalimu hingga dapat melakukannya?"

Dengan penampilan lusuh, anak itu memainkan alis tidak nyaman. Di kejauhan matanya, ia merasa kedinginan. "A-aku.."

Karena merasa takut atau gugup, dia terbata saat akan berkata tetapi memberanikan diri beradu pandang dengan Callea.

"Takut, huh?" Mencengrakm erat pundak kecilnya, ejekan melintas dimata nya. Callea melanjutkan, "Apa menjadi anjing Marchioness sungguh menyenangkan?"

Kegetiran menyelimuti tubuh nya, mata nya terkulai disaat Callea menyebutkan. Ujung jarinya gemetar dikala ia menyingkirkan tangan Callea. "Aku tidak seperti itu!"

Sedikit mengernyit, Callea menyukai tatapan berani tetapi dengan penuh amarah terselubung. Meninggalkan ucapan terakhir sesaat lalu, ia berkata, "Aku bisa membantu mu."

Dia berkedip sekali, kepala Ekhard menjadi kosong. Aroma bersih dan harum memenuhi lubang hidung. Pusing tiba-tiba memenuhi separuh pikirannya dan menjadi sedikit lambat untuk bereaksi.

"Penawaranku berlaku sekali! Aku tidak akan menanggapi, meski kau memohon padaku."

Membungkam, Ekhard bergumam pada diri sendiri tentang tindakan wanita ini yang seolah-olah mengenalnya dan mengetahui segala sesuatu tentangnya. Lantas menawarkan sesuatu yang tidak terlintas pada orang awam umumnya. Atas dasar apa wanita ini melakukannya, Ekhard tidak ingin termakan ucapan manis bangsawan, lagi. Tidak hanya membebaskan nya, wanita ini pasti akan menyiksa lebih jauh sebagai imbalan.

I Become The Wife Of Grand Duke  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang