ke-ENAMPULUH-tujuh

1.4K 78 7
                                    



"KAK RESA NGAPAIN??" Pekik Tata ketika membuka pintu dan mendapati Resa yang sedang menarik kerah baju Marcel kasar.

Adam yang mendengarnya langsung berlari keluar. Bukannya menengahi, Adam malah ikut menarik baju Marcel.

"HEH! BANTUIN!" Teriak Tata pada Fadil yang masih saja diam.

Bagaimana bisa Fadil membiarkan Tata menanganinya sendirian. Jangankan menangani kedua saudaranya yang sedang marah, menangani keduanya yang sedang manja saja terkadang membutuhkan tenaga dalam.

Kemudian Fadil berlari keluar, menggantikan posisi Adam menarik baju Marcel, membuat Tata menghela nafas seraya memegang keningnya.

"MAKSUD GUE BANTUIN PISAHIN, BUKAN BANTUIN BERANTEM OGEB!!"

Fadil mengangguk kecil, menarik Resa dan Adam menjauh dari Marcel. Ekspresi wajah yang Fadil tunjukkan seperti tak terjadi apa apa, padahal Tata ingin sekali menghujatnya.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Adam kasar.

"Adaam." Ucap Tata lembut seraya menarik tubuh Adam agar mendekat ke arahnya.

"Gue ke sini buat ngomong sama Tata." Jawab Marcel.

"Yaudah ayo ngomong!" Pinta Resa.

Marcel melihat ke arah Tata yang juga tengah menatapnya dingin. Tata mengerti jika Marcel ingin berbicara empat mata dulu dengannya, membuat Tata menghela nafas untuk ke sekian kalinya.

"Kalian masuk dulu gih." Ujar Tata.

"Engga!" Tolak Resa dan Adam serempak.

"Sebentar aja kok, ya?" Tata melihat kedua saudaranya satu per-satu.

"Awas lo macem macem!" Reja mengacungkan jari telunjuknya ke arah Marcel, kemudian masuk ke rumah bersama Adam dan Fadil.

"CALON GUE JANGAN DI SENTUH!" Teriak Fadil dari dalam rumah, membuat Tata menggerlingkan matanya.

"Kenapa dia ada di sini?" Tanya Marcel.

"Siapa?" Tata bertanya balik.

"Fadil."

"Apa urusannya sama lo?" Sinis Tata.

"Apa salahnya sih nanya ke mantan."

"Emang kita pernah pacaran?"

Marcel menghela nafas mendengar jawaban Tata berikutnya. Tata benar, mereka tidak pernah mempunyai hubungan yang lebih. Dan itu semua karena Marcel.

"Gue mau ceritain semuanya. Gue tau ini bakalan bikin lo sakit hati, dan ga sepatutnya gue lakuin ini ke lo. Tapi gue pengen ceritain semuanya biar perasaan gue agak lega." Ujar Marcel.

"Duduk coba, pegel gue." Ucapnya lagi, yang dituruti oleh Tata dengan malas.

"Okey, karena lo gak suka basa basi, gue langsung aja takutnya lo keburu bosen dan-"

"Itu namanya basa basi!" Potong Tata.

"Maaf. Jadi gini, dulu gue punya pacar, dan kita udah ngejalanin hubungan kurang lebih enam bulan. Keitung sebentar emang. Tapi gatau kenapa gue udah nyaman banget sama dia. Sampe tiba tiba dia mutusin gue dengan alasan gak jelas, dan di situ gue-"

"Apa hubungannya sama gue, sih?" Tanya Tata.

"Ini nyambung, jadi dengerin dulu."

"Gue bingung dan gak tau apa kesalahan gue sampe sampe dia mutusin gue gitu aja. Gue pergi ke rumahnya waktu itu, siapa tau cewek gue ini kaya di cerita wattpad yang tiba tiba mutusin pacarnya karena ada masalah di rumah atau sebagainya. Ternyata bener, dia mau sekolah ke luar gara gara ayahnya ada project yang gak bisa dibilang sebentar di sana. Dia anaknya gak bisa jauh jauh sama orang tua, sedangkan project ini juga penting, jadi dia mutusin buat ikut pindah."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Perfect SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang