ke-LIMAPULUH-delapan

485 42 2
                                    





"Ta, sekali lagi gue ngomong, gue yakin itu Marcel Ta. Yang jalan sama cewe kemarin itu Marcel Ta!" Ujar Martya yang tak henti hentinya mengejar Tata, entah apa tujuannya.

"Kata lo sekali lagi, tapi lo udah ngulang berpuluh puluh kali setelah lo lontarin kata 'sekali lagi'!" Balas Tata dengan kesal.

"Ya karna gue emang yakin Ta, serius deh."

"Udahlah, lo gak cape apa? Gue aja cape di kejar kejar terus!"

"Ya makannya lo turutin gue dong Ta, apa salahnya sih."

Kriingg

Untung saja bel masuk menyelamatkan Tata dari mahluk aneh ini. Akhirnya Tata punya alasan untuk pergi dari Martya, meskipun Martya tak menyerah dengan memberinya pesan.

'Sumpah, dia neror gue gila!' Ujar Tata dalam hati.

Tata sangat kesal kepada Martya yang terus saja memaksanya untuk ikut. Kata Martya, ia kan membuktikannya. Martya juga yakin bahwa Marcel akan bertemu gadis itu. Dan Martya berencana mengajak Tata untuk mengikuti Marcel.

Hingga sampai bel pulang tiba, dan Martya lagi lagi menghampiri Tata dengan alasan yang sama.

Tata yang melihat Martya dari kejauhan segera menarik Resa dan berlari ke arah parkiran. Tata dan Resa tentu saja jadi pusat perhatian banyak orang yang mereka lewati. Tak jarang juga ada yang bergumam seperti, 'lucu deh, goals banget' atau, 'mereka lagi main serial India, ya?'.

"Kenapa sih?" Tanya Resa ketika telah sampai di parkiran.

"Gapapa, cepetan pokoknya, orang gila ngejar!" Ujar Tata seraya buru buru memakai helm-nya.

Resa-pun melajukan motornya untuk pulang. Tapi tunggu, Tata rasa ada yang kurang. Ia terdiam sampai dering telfon membuatnya terperanjat.

Anak ayam👼 is calling...

Tata menepuk dahinya, meskipun tangannya menjadi sakit karena yang tertepuk adalah helm yang ia gunakan.

"Hallo.."

"Hallo, kak Tata di mana? Kelas kakak udah kosong, tapi kak Tata gak ada di parkiran." Ujar Adam di seberang sana.

"Iya maaf sayang tadi buru buru, yaudah kamu langsung pulang aja ya. Kakak sama kak Resa udah di jalan, mau pulang."

"Ohh kirain kemana dulu, yaudah Adam tutup ya telfonnya."

"Iya, hati hati Adam."

Bagaimana bisa ia meninggalkan Adam. Tapi sepertinya pilihan Tata tepat, karena ia meninggalkan Adam demi terhindar dari 'orang gila' yang mengejarnya tadi.

"Siapa emang yang ngejar?" Tanya Resa.

"Martya."

"Marcel?" Tanya Resa.

"Hah?" Tata malah balik bertanya.

"Marcel?" Tanya Resa lagi.

"Kenapa Marcel?" Ujar Tata yang lagi lagi balik bertanya.

"Ah udahlah!" Ujar Resa sedikit kesal, sedangkan Tata hanya mengangkat bahunya acuh.

Bagaimana bisa terdengar. Tata yang tak boleh memeluk Resa, membuat wajah mereka agak jauh.

Resa dan Tata sampai lebih dulu, dengan disusul Adam yang langsung mencari Tata. Adam datang dengan wajah yang agak kesal.

"Kak Tataaa.."

The Perfect SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang