ke-TIGAPULUH-tujuh

698 51 2
                                    







Pagi ini, pagi yang entah dinanti nanti atau justru dibenci oleh murid sekolah. Pagi dimana tahun ajaran baru dimulai. Ketiga saudara yang sering kita bicarakan-pun sudah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah bersama sama. Tapi sepertinya hanya Adam yang memisahkan diri. Adam diantar papa, sedangkan Resa dan Tata naik motor berdua.

"Dam, nanti kalo ada yang macem macem atau ganggu kamu disekolah, bilang sama kakak ya!" Ucap Tata yang kemudian memasukan sepotong roti selai kacang ke dalam mulutnya.

"Adam udah gede loh Ta, Adam juga cowok bisa jaga diri."

"Ihh mamaa, Adam masih kecil tauuu. Iya kan Adam?"
Tanya Tata kemudian yang dijawab gelengan kepala oleh Adam.

"Aku udah gede." Jawab Adam.

"ADAM!"

"Iya kak Tataaaa."

"Yauda ayo berangkat, nanti telat." Ajak Resa.

.




.




.

"Dahh Adam sayang, kakak ke kelas ya!" Pamit Tata setelah sampai di barisan para murid baru.

Ah iya, Adam memang masuk SMA yang sama dengan Resa dan Tata. Tata yang memintanya. Katanya agar ia bisa memantau jika saja adiknya diganggu oleh teman teman atau kakak kelasnya. Entahlah, setiap hari Tata semakin possesive terhadap Adam. Tapi Adam tak terlihat terganggu akan sikap Tata terhadapnya.










"Gabut nih dikelass, keluar yuk liatin dedek emesh lagi MPLS. Siapa tau ada yang lucu nyelip kan bisa tuh." Ajak Riska.

"Idih, pedo lu sukanya sama anak kecil."

"Hey Mel, bukannya lu juga ngeceng adeknya Tata, ya?"

"HEH GABOLEH DIA MASIH KECIL!"

"Yaampun Ta, overprotektif banget sih sama adek lo. Lepasin aja kenapa sih." Protes Amel.

"Gue bukan overprotektif, gue cuma gamau dia digodain tante girang!"

"Ohh jadi maksud lo itu gue tante girang, hah?" Tanya Amel dengan nada yang agak tinggi.

"Itu tuh pernyataan? Bukan gue loh yang ngomong." Jawab Tata.

Mereka berempat kini tengah diluar dan melihat ke arah lapangan, dimana anak kelas sepuluh berada.

"Eh anjir ada dede emesh dihukum." Ucap Amel tiba tiba.

"ANJIRR ADE GUE ITUU. WAHH SIAPA TUH YANG BERANI NGEHUKUM." Ucap Tata setelah melihat adiknya-lah yang sedang berjalan jongkok dari satu sisi lapangan, ke sisi yang lain.

"Ade lo sekolah di sini Ta?" Ucap Amel sumringah.

"Apa lo gausa macem macem." Ancam Tata.

"Pelit."

"Ayo kebawah yooo."





Tata dan teman temannya pun kebawah untuk melihat lebih dekat. Namun ketika telah sampai di pinggir lapangan, anggota osis yang tadi menghukum Adam terlihat berbincang dengan Adam.

"Eh kalian dengerin dong lagi ngomongin apa tu mereka." Ucap Tata. Dan tentu Amel lah yang maju paling dulu.

"Kamu udah dua kali ya melakukan kesalahan, mana kontak kamu. Biar saya ingetin nanti supaya gak salah lagi." Ucap si anak osis.

"Gausah kak, saya bisa kok sendiri tanpa diingetin." Balas Adam

"Gausah bantah kamu!! Cepet mana!."

Adam mendengus sebal, kemudian memberikan kontak linenya kepada anak osis tersebut. Setelah memberinya kepada anggota osis tadi, Adam pergi ke lapangan untuk berbaris.

"Wahh anjir bisa bisanya lo modus, pake minta id line segala lagi. Pedo lu." Ucap Amel bercanda. Anggota osis tadi adalah Martya, teman sekelas mereka.

"Weh iyadong, kalo ada yang gemesh kaya gitu mah jiwa pedo ku meronta ronta." Malas Martya sambil tertawa.

"Udah ah duluan ya mau nugas."

"Halah nugas sambil modus kan lo."

"Ohh itu sebuah keharusan." Ucap Martya bangga. Entahlah apa yang dia banggakan.



"Eh Ta, dia minta id line adek lo tuh anjir. Gue aja gak punya."

"Lahh? Waah cari gara gara ni anak sama gue."

.





.





.


Rmhq istnq...



"Adek sini dulu deh." Tata menepuk sisi sofa yang kosong, dan menyuruh Adam untuk duduk.

"Kenapa kak?"

"Kamu tadi kenapa dihukum? Bukannya semuanya udah lengkap ya kamu bawa?" Tanya Tata

"Iya anjir malu maluin gue lo. Gausah ngaku ngaku ade gue ya lo didepan anak sekolah." Ucap Resa.

"Apasi lo anjir, gue juga males punya kakak bentuknya gini."

"Heh lo gatau gue itu kecengan banyak orang disekolah?"

"Yauda gausa dijawab, berantem aja berantem." Ucap Tata yang hendak pergi ke kamarnya.

"Ehhh iya princess gausa marah dong." Ucap Adam sambil menarik tangan kakak perempuannya.

"Jadi kemaren kan aku disuruh bawa kotak bekas susu kan? Trus tadi aku emang bawa ke sekolah, tapi gasengaja kesenggol sama temen aku yang lewat. Trus pas mau aku ambil malah diinjek sama kakak osis yang cewek."

"Yang tadi ngehukum kamu?" Tanya Tata

"Iya, siapa sih namanya... Martya. Itu yang pertama, aku cuma digertak doang. Dimarahin gitu gitulah gapenting banget pokoknya, padahal dia yang salah. Trus yang kedua, aku cuma ngambil bola karena dibelakang aku masih ada temen temen kan, biar ga ke injek gitu. Eh malah dimarahin juga katanya 'kamu ngalangin temen kamu yang mau jalan tau ga? Kalo temen kamu pada jatoh gimana?'. Padahal kan niat aku baik, trus abis itu dihukum deh."
Jelas Adam sambil memeragakan gaya anak osis yang memarahinya.

"Uuuu kasian adek aku dihukum, baru juga masuk." Ucap Tata sambil mengusap pipi Adam.


Ting

You have some notifications

LINE
Martyaaa Hai
Martyaaa Maaf ya, tadi cuma formalitas aja
Martyaaa Kamu gasalah kok

Tata langsung merebut handphone Adam saat melihat notifikasi tersebut.

"Idihh apa apaan genit banget. Gausa dibales gausah, awas ya kalo kamu bales chat nya." Ucap Tata heboh.

"Iya engga kok." Balas Adam sambil tersenyum.

"Good. Kita liat aja besok, macem macem lagi ga. Kalo macem macem lagi kakak masuk kelas kamu, liat aja nanti."

Kemudian Resa dan Adam mencubit pipi kanan dan kiri Tata karena gemas.



























Yang sekolah udah mulai belajar lagi, kah?

Semangaattt!!

Thanks for readingg!!

Jangan lupa tinggalkan beberapa jejak

  ❣❣❣

The Perfect SiblingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang