[ S e l e s a i ]
⚠Beberapa part telah dihapus untuk kepentingan penerbitan @moccachinopublisher⚠
Trilogi Strong Woman [1]
#Ramadanseries2021
•••
Punya pacar tukang nyontek dan minta tolong dikerjain tugasnya kadang membuat Anggi merasa dimanfa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
"Buat apa, sih, main belakang? Enakan juga di depan, nggak ngganjel, bisa bebas. Kenapa? Takut ketahuan, ya?"
•••
Anggi mengeratkan tali tas. Gadis itu berjalan di trotoar. Di dekat sana, ada banyak penjual buku loak. Deretan ruko yang disulap menjadi pulaunya buku itu selalu ramai di sore hari seperti ini. Anggi mempercepat langkahnya saat melihat Bude Lastri, pemilik ruko yang sering dia masuki melambaikan tangannya.
"Sore, Bude."
"Sore, Nduk. Tumben ke sini sendiri??"
Anggi nyengir. Biasanya, dia memang mengajak Anggra. "Anggra lagi sibuk. Jadi sendiri, deh."
"Oalah .... Mau nyari buku apa?"
Anggi memasuki ruko. Bude yang tadinya duduk di luar, mengekor. "Ada beberapa buku antalogi baru."
Anggi menggeleng. "Anggi nyari angin doang."
Bude Lastri tergelak mendengar pengakuan Anggi. "Lagi galau, ya?"
Anggi mengangguk. Tangannya terulur mengambil sebuah buku di antara deretan buku-buku bersampul lawas. Di ruko Bude Lastri, banyak sekali buku fiksi atau pun non-fiksi yang sudah tidak ada di toko buku sekarang. Di ruko sebelah juga, tapi entah kenapa, rasanya lebih lengkap di sini. Bukan hanya Anggi yang berkata demikian, para kolektor buku juga berkata begitu. Makanya, ruko milik Bude Lastri selalu ramai tiap harinya.
Anggi mendudukkan dirinya di sebuah kursi. Sambil membaca buku itu, dia berkata, "Iya, Bude. Anggra akhir-akhir ini berubah."
"Sebentar." Bude Lastri yang sadar Anggi ingin curhat, berjalan keluar mengambil kursi yang tadi dia duduki dan duduk di depan Anggi. "Gimana, gimana?"
Anggi menghela napas, menutup buku yang barusan dia baca. Rasanya, novel yang sebenarnya bagus itu terasa hambar. Dia memilih memangkunya saja. "Akhir-akhir ini Anggra sibuk futsal."
Bude Lastri menyimak.
"Dari dulu kan Anggra emang suka futsal, ya, Bude, tapi belakangan ini lebih sering. Yang biasanya ke Pro buat tanding doang atau nonton temennya main, eh sekarang bisa-bisanya dari pulang sekolah sampai habis Isya."
Bude mengernyit. "Dia ada turnamen atau gimana?"
Anggi mengedikkan bahu. "Anggi nggak begitu tahu, kalau ditanya Anggra jawabnya futsal gitu doang. Setahu Anggi, selain ikut tim futsal sekolah, Anggra juga ikut club kota."
"Anggra latihan sama tanding di Pro Futsal depan Polsek?"
