📖 Jogging Pagi Hari 📖

95 17 13
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku masih aku. Perempuan yang menyukaimu. Tapi tidak, ketika aku sadar kamu sudah ada yang baru."

•••

    Pagi itu Anggi bangun sebelum Subuh. Dengan muka bantal, dia mengambil air wudu lalu salat. Menunggu waktu Subuh, dia memilih mencuci tumpukan piring di wastafel sambil mendengarkan musik dari radio.

   Kegiatan itu hanya berselang beberapa menit sebelum azan Subuh berkumandang. Tepat saat itu, Ani muncul dan menggantikannya. Katanya, "Udah sana kalau mau salat. Cucian piring sama baju biar Ibu yang handle."

  "Oke!" Jelas Anggi mau-mau saja. Biarkan dia menyapu dan mengepal nanti setelah jogging di taman.

   Rasanya dia sangat merindukan udara dekat Patung Tribuna dan bubur ayam milik Mas Toha. Makanya, Anggi memutuskan untuk kembali melakukan rutinitas yang telah lama tidak dilakukannya karena sibuk kumpul kebo dengan tumpukan buku sekolah.

   "Anggi jogging sebentar, ya, Bu," pamitnya pada Ani yang sedang memasukkan baju ke dalam mesin cuci.

   "Kamu mau mampir ke Mas Toha?" Mengingat Anggi sangat suka dengan bubur rasa makanan mewah hotel bintang toedjoe itu, Ani jadi kepengin saat tahu Anggi akan jogging.

   "Ibu mau bubur?"

   "Satu dong, hehe. Kalau mampir."

  "Emang rencana mau ke sana. Nanti Anggi bungkusin."

   "Bagus, deh, kalau gitu."

   "Mau sama lontong sayur nggak?"

  "Emang ada lontong sayur?"

  "Ada. Biasanya Anggi juga sama beli lontong sayur. Habisnya enak, jadi dua porsi pun masuk ke perut." Anggi mengusap-usap perut ratanya.

   Ani menggeleng heran dengan tawa geli. Niat Anggi jogging untuk membuat tubuhnya tampak bahenol, tetapi kalau sehabis olahraga langsung dihajar banyak makanan seperti itu gimana jadinya?

  "Ya udah Ibu nitip seporsi-seporsi, ya."

   "Siap!"

   "Sana!" Ani mengusir Anggi.

   Anggi mencebik. Tak ayal tawanya mengudara. Remaja yang usianya sudah genap delapan belas tahun sebulan yang lalu itu mengecup kilat pipi sang ibu sebelum berlari keluar rumah.

   "Ck, dasar anak bungsu."

•••

    Anggi melakukan pemanasan terlebih dahulu, meregangkan otot-ototnya yang tegang dan pegal. Mulai dari leher, pundak, tangan, pinggang, dan kaki. Ketika anggota badannya bergerak ke kanan, kiri, atas, dan bawah, tatapannya mengedar—menatap satu dua orang yang berlalu-lalang, orang-orang yang melakukan pemanasan sepertinya dan mereka yang lari pagi.

Your Work My Work (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang