📖 Mean, Modus, Median 📖

98 36 9
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pernah diajarin modus waktu kelas 6 SD? Atau SMP? SMA? Kalau pernah, praktekin, dong! Jangan buat ilmunya sia-sia."

•••

     Genggaman tangan tak pernah lepas sejak keduanya turun dari motor. Entah kesambet setan apa, Anggra bersikap manis sejak mengantar Anggi pulang tadi. Yah, Anggi akui selama ini Anggra memang selalu memperlakukannya dengan baik dan kelewat manis. Namun, akhir-akhir ini perubahan sikap Anggra terlihat jelas, terutama kecuekan Anggra saat sudah menginjakkan kaki di lapangan futsal. Jika Anggi tidak ikut menonton, maka Anggi rasanya tidak dianggap. Oke, Anggi tahu Anggra sibuk. Tapi, kenapa Anggra tidak bisa meluangkan waktu untuknya, tetapi pergi ke rumah makan padang dengan Rana?

     "Perasaan tadi udah bisa ketawa, kenapa sekarang mukanya lecek lagi?"

     Anggi mendengus, mendorong bahu Anggra karena antrean makin menipis. "Liat depan aja, deh. Nanti ada yang motong antrean gimana?"

     "Nggak akan ada."

     Anggi menyerah, membiarkan Anggra mengawasinya sambil sesekali memastikan giliran membeli tiket. Setelah akhirnya mendapatkan dua tiket nonton film Temen tapi Demen, keduanya menyempatkan diri membeli popcorn dan minuman terlebih dahulu sebelum kemudian berjalan beriringan menuju studio, masih dengan tangan yang saling menggenggam.

Sekali-kali lengket biar nggak ada yang deketin Anggra, nggak apa, ya. Jangan sampai ada yang macem-macem, apalagi si Rana!

Jangan kasih kendor, Nggi!

     Anggi yang sejak tadi pasrah tanpa nembalas genggaman Anggra akhirnya membalasnya, membuat sudut bibir sang pacar tertarik sempurna ke atas.

     Keduanya memilih duduk di kursi deret tengah yang berada lurus sejajar dengan layar, pada baris C dan nomor kursi 10. Posisi ini adalah posisi ternyaman untuk Anggi karena pada posisi ini dia tidak berada dekat dengan sound system dan tempatnya tidak akan membuat dia mendongak berjam-jam. Posisi yang selalu diincar Anggi itu tidak akan membuat mata cepat lelah dan leher pegal-pegal. Anggra yang jarang nonton ikut-ikut saja. Toh, niatnya nonton memang ingin menghibur Anggi. Walau rasa ingin duduk di depan ada pada taraf akut.

      Beberapa saat kemudian film diputar. Keduanya menatap lurus ke depan dengan tangan yang berebut popcorn.

     "Si Raya nggak peka. Rian udah ngode berkali-kali, eh malah naksir cowok lain."

     Anggi membekap mulut Anggra. "Diem. Liat, noh, filmnya," suruhnya.

     Anggra nyengir lebar setelah Anggi melepas bekapannya. Bukannya menurut tutup mulut sambil memperhatikan layar, Anggra lagi-lagi bercicit, "Dih, Faisal gatel banget. Raya kan nggak suka sama dia."

Your Work My Work (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang