📖 Terserah 📖

68 19 13
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terserahnya perempuan itu tidak benar-benar terserah. Maklum, spesies banyak kode."

•••


    Rumah minimalis pinggir jalan itu sepuluh tahun yang lalu disulap menjadi sebauh pet shop. Pemiliknya adalah seotang dokter hewan yang sukses di usia muda. Dari depan, pet shop yang dimanai Burn Pet Shope itu terlihat paling mencolok di antara jajaran ruko di kanan kirinya yang terlihat jadul. Desainnya yang unik dengan plang raksasa di depannya selalu berhasil menarik pembeli atau tuan pemilik hewan untuk menghabiskan uang mereka di sana. Entah untuk membeli perlengkapan hewan, merawat hewan peliharaan, mengadopsi hewan, atau memeriksakan hewannya yang sakit. Pet shop milik Dokter Renjana itu memang terkenal lengkap, baik fasilitas mau pun pelayanannya.

    Sejak dulu, Mbak Anggun yang seorang pecinta kucing sering megajaknya ke sana. Akan tetapi, sejak Mbak Anggun memiliki rumah pribadi dengan suaminya, Anggi hanya pergi ke sana dengan Anggra. Tidak pasti, baru beberapa kali. Bisa dihitung jari. Itu saja bukan karena ingin membeli sesuatu, sebab Anggi bukanlah pecinta hewan. Dia hanya ingin melihat-lihat. Benar-benar melihat karena Anggi tidak berani memegang kucing. Ani apalagi, ibunya itu malah alergi bulu kucing. Makanya, tiap Mbak Anggun membawa pulang kucing asuhan barunya, Ani selalu memperingatkan Mbak Anggun supaya menjaganya agar tidak keluar dari zona hijau—lantai atas yang terdapat kamar Mbak Anggunnya. Lewat dikit saja atau turun ke bawah, itu melanggar. Karena Ani akan bersin-bersin tiap melewati tangga untuk menjemur pakaian. Anggi selalu senang bernoltagia. Kedengaran kejam memang, tetapi itu sudah sebaik-baiknya Ani yang alergi.

    Seperti sekarang, saat matanya menjelajahi isi pet shop. Tangannya yang gatal sudah menjelajah ke mana-mana. Cuma pegang-pegang, belinya tidak. Ah, atau mungkin Anggi bisa membeli salah satu makanan kucing untuk Mayla yang punya selusin kucing berbulu kuning di rumahnya, usul batin Anggi.

Itung-itung sedekah ....

   "Anggi, sini, deh!"

   Anggi yang sedang menoel-noel rumah kucing bak istana boneka di film Disney menoleh, matanya berbinar melihat Anggra yang sedang membopong seekor kucing Ragdoll.

   Anggi yang sedang menoel-noel rumah kucing bak istana boneka di film Disney menoleh, matanya berbinar melihat Anggra yang sedang membopong seekor kucing Ragdoll

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Your Work My Work (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang