||THEO||-2

16 3 0
                                    

-CERITA HANYA FIKSI BELAKA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN-
-CERITA HANYA IMAJINASI SANG PENULIS-
-ENJOY-
-HAPPY READING-

-👑-


"Selamat pagi nona.." Jane membangunkan ku sambil membuka satu persatu gorden kamar.

Aku tidak mau membuka mata karena aku hari ini tengah merajuk kepada semua orang. Aku merajuk pada mereka karena mereka tidak mau mengantarkanku pulang ke ibu dan ayahku kemarin.

"Nona?" Jane terus memanggil namaku agar aku bangun.

"Nona Lily?..Apakah anda sakit?.." Untuk yang ketiga kalinya Jane membangunkanku, dan kini pergerakannya tertuju pada tubuhku.

Ia mencoba menempelkan punggung tangannya pada dahiku, tapi aku tidak memang tidak demam. Hanya saja aku sedang tidak ingin bercengkrama dengan mereka hari ini kecuali mereka mempertemukan ku dengan ibu dan juga ayah.

"Nona...bangun..apakah none Lily pingsan??.." Jane semakin khawatir karena aku tidak segera membuka mata.

Akhirnya Jane pergi memanggil atasannya untuk menanyakan apa yang terjadi padaku dengan tergesa-gesa. Saat Jane sudah keluar kamar dan sudah tidak terdengar derap kakinya, aku membuka mataku perlahan sambil menangis.

"Mama..Lily ingin mama..." Aku menatap langit-langit kamar sambil memikirkan ibu di otakku.

Beberapa saat kemudian, langkah kaki Jane kembali terdengar dan aku segera menutup mataku kembali.

"Nona?.." Suara atasan Jane alias madam Leona datang sambil menghampiriku.

"Hm? Apakah dia tadi menangis?.." Tanya madam Leona pada Jane.

"Ngg??..sebelumnya saya tidak melihatnya menangis, bahkan saya tidak melihatnya membuka mata nyonya.." Jawab Jane.

"Suhu badannya juga tidak naik, lalu mengapa dia tidak mau bangun?" Madam Leona kini juga ikut kebingungan dan tidak tau harus berbuat apa.

Akhirnya karena aku sudah mendengar tingkah mereka yang kebingungan, aku pun membuka mataku pelan-pelan dan berpapasan dengan datangnya Theo ke kamarku. Dan dengan terkejutnya aku tidak jadi membuka mata lalu menutupnya kembali dengan rapat

"Ada apa?" Theo berjalan kearah kami.

"Nona Lily tidak mau membuka matanya Yang Mulia, padahal ini sudah siang.." Jelas Jane diikuti anggukan dari madam Leona.

Theo mengamatimu dengan cermat. Lalu dengan tiba-tiba ia mengeluarkan suaranya dengan nyaring.

"Bangun! Aku tau kau rindu pada ibumu, tapi jangan kau membuat onar di dalam kastil. Semua orang khawatir akan perbuatanmu. Aku tau kau mendengarku. Jangan beralasan yang lain karena aku sudah mengetahui apa isi pikiranmu!.." Degg!! Theo membaca pikiranku?! H-hanya beberapa detik saja?!

"Bocah kecil macam apa yang sudah memikirkan hal-hal berat?.." Lanjutnya sambil menghampiriku.

Aku perlahan-lahan membuka mataku dengan paksa, lalu menatap Theo dengan air mata yang terus bercucuran membasahi bantal.

"Jangan berbuat egois dahulu.." Theo menatapku jengah dan jijik.

"Mama.." Aku mengucapkan kata itu lagi dihadapannya.

"Cepat panggil Cheo!!.." Air mataku terus mengalir sampai aku juga ingusan

Theo tak memperdulikan keadaan dan suasana hatiku, ia bersih kukuh untuk menunggu datangnya Cheo sambil berdiri di kaca jendela kamarku sambil disinari cahaya matahari. Ganteng doang kepribadian psikopat!

WH0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang