||PENJELASAN||-1

7 2 0
                                    

-CERITA HANYA FIKSI BELAKA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN-
-CERITA HANYA IMAJINASI SANG PENULIS-
-ENJOY-
-HAPPY READING-

-👑-

Pagi hari yang cerah menyelimuti hari ini, aku seperti biasa bangun kesiangan karena sudah kebiasaan. Aku teringat kalau hari ini aku akan menuju kamar Theo untuk mengecek keadaannya. Sekasar apapun dia padaku, rasa-rasanya aku tetap menyanyanginya.

"Aku harus bertemu dengannya.."

Jane sudah merawatku di pagi hari ini, perban di tanganku juga sudah ia tangani dengan baik tanpa membuatku kesakitan saat mengganti perban tersebut. Saat ini aku sudah bersih seperti biasa dan aku memutuskan untuk pergi ke kamar Theo.

"Aku seperti dipanggil.."

Semalaman aku hanya memikirkan Theo. Aku memikirkan bahwa ia harus pulih karena telah mendonorkan sihir dan tenaganya untuk pengobatanku.

"Aku-.."

Tiba-tiba saja langkahku terhenti lalu aku memegangi kepala lantaran ada suara lagi yang berdengung di telingaku. Dan tiba-tiba saja aku melihat pandangan dari pikiranku. Seperti...seperti masa-masa seseorang. Aku terus terdiam sambil berdiri tak lupa mataku yang seperti tatapan kosong itu menatap sebuah kejadian.

Beberapa saat setelah aku melamun ditengah jalan dan menjadi pusat perhatian para pelayan kerajaan, seseorang menepuk bahuku yang seketika langsung membuyarkan lamunanku.

"Lily?.." Aku sudah tahu dari aura ini.

Aku tak menoleh, mataku terus saja mengingat apa yang sedang terjadi di dalam pikiranku.

"Ada apa?.."

Aku mengingat-ingat dan memahaminya lebih jauh, saat setelah paham aku langsung berlari menuju kamar Theo meninggalkan seseorang yang tadi menepuk bahuku.

"Lily??.." Panggil orang itu mengikutiku.

"Lily mau bertemu Theo, bisakah tidak perlu mengikuti Lily?.." Kataku yang tetap tak memalingkan kepala dan terus menghadap ke depan.

"Baiklah.." Jawabnya singkat dan aku kembali berlari dengan kaki yang masih terasa sakit.

"Ada apa dengannya?.." Pria itu hanya berdiri menatapku berlari dengan tatapan penasaran.

Sesampainya aku di kamar Theo, aku menggebrak pintu kamarnya yang membuat Foenix saat itu tengah menjaga Theo pun terkejut. Tapi saat aku melihat dengan seksama, pergerakan orang yang terkejut ada dua orang.

"Siapa?.." Aku berjalan mendekati mereka berdua.

"Lily??, keras kepala yah ternyata. Kan sudah kubilang jangan berjalan-jalan dulu. Kau belum pulih.." Kata Foenix sambil berdiri dari duduknya.

Aku tidak memperdulikan omongan Foenix dan terus mendekati kasur dengan langkah yang perlahan-lahan.

Tapi saat aku mulai dekat dengan kasur dan hanya akan tersisa untuk melihat wajahnya, orang itu mengeluarkan suara yang membuatku terkejut.

"Lagi-lagi seperti preman. Sudah pulih? Lain kali mengetuk pintunya dulu.." Aku membuka mataku lebar-lebar, dan segera menghampiri seseorang yang sudah sangat membuatku senang.

"Theoooo!!!.." Aku melompat ke atas kasur lalu memeluknya.

"Astaga, bocah kurang ajar...Lily..." Theo sesak akan dekapan ku karena aku memeluknya terlalu erat.

WH0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang