||LILY||-3

7 3 0
                                    

-CERITA HANYA FIKSI BELAKA DAN TIDAK ADA UNSUR KESENGAJAAN-
-CERITA HANYA IMAJINASI SANG PENULIS-
-ENJOY-
-HAPPY READING-

-👑-

Akhirnya setelah berjam-jam kita melakukan perjalanan yang cukup jauh dari kastil ke desaku, kita sampai di wilayah desa dimana tempatku lahir. Aku melihat banyak orang-orang sekitar berbaris menunduk hormat dipinggir jalan, aku juga turut bahagia melihat wajah sumringah mereka, lantaran Putra Mahkota mereka mengunjungi desa.

Dan tentu tak lupa pengawal yang ada dimana-mana disetiap pinggir jalan untuk keamanan. Tapi, setelah ini mereka juga akan pergi atas perintah Theo karena ia kemarin kan bilang kalau pengawal tidak perlu ikut campur masalah seperti ini, meskipun niatnya untuk menjaga keluarga kerajaan, tapi Theo tidak mau.

"Banyak sekali yang berubah.." Aku berdecak kagum karena desa kelahiranku menjadi maju dengan pesat.

"Aku juga belum pernah melihat air mancur itu sebelumnya.." Lanjutku lagi dengan mata yang berbinar-binar melihat air mancur yang berbentuk bunga anggrek, entah bagaimana membuatnya yang penting itu sangat bagus.

Bahkan, hutan didekat sini juga mulai diatur dan ditambahkan juga ratusan tanaman berbagai warna dan jenis di pinggir-pinggir desa juga.

"Sekarang tempat ini bukan disebut desa, melainkan kota.." Saut Theo saat melihatku yang asyik memandangi satu persatu ikon di kota ini.

"Benarkah?? Sepertinya aku melewatkan banyak hal disini.." Ucapku tak menatap Theo tanda aku menyindirnya.

Lalu akhirnya kita pun berhenti didepan salah satu rumah, yaitu rumahku. Kurasa rumah tua ini kembali di renovasi setelah kejadian di masa lampau yang membuat bangunan ini hangus. Semua orang yang menyaksikan sudah tau, karena sebelumnya Theo telah mengirim pesan kepada wali kota untuk mengunjungi kota ini.

Yang aku tau mengapa Theo mengirim pesan kepada wali kota, adalah untuk berpesan agar tidak ada orang yang bermacam-macam denganku ataupun dirinya. Dan semua cafetaria disini diwajibkan tidak mengandung zat yang bisa menurunkan nutrisi. Yahhh, itulah yang kutahu..

"Tetererettt!!!...." Suara terompet mulai berbunyi tandanya kita diperbolehkan keluar.

"Yang Mulia Putra Mahkota Hefaistos Theophilus Orchitonia!! Dan Nona Lycoris Macaria Mackenzie!! Keluar!!.." Kami pun keluar dari kereta dan dengan tak sabarnya aku langsung berlari yang tidak menghiraukan situasi harus hormat atau apalah itu, sementara Theo yang melihatku berlarian hanya membiarkanku karena ini adalah hariku, jadi terserah aku berbuat apa di hari ini.

"Ahh, itu namanya Theo.." Batinku sambil berlari.

"Mama!! Papa!!.." Aku membuka pintu dan mendapati ayah dan juga Clarence berdiri didepan pintu sambil memasang wajah bahagia.

"Lily!!.."

"Kakak!.."

Aku memeluk erat kedua anggota keluargaku sambil menangis karena sudah sepuluh tahun aku tak berjumpa dengan mereka, lebih-lebih lagi Clarence yang baru kali ini aku melihat perawakannya yang sangat rupawan dan elok.

"Lily sangat rindu pada kalian!..." Tangisku sambil memeluk tubuh mereka berdua.

"Iyah sayang, kami juga sangat-sangat merindukan Lily. Lihatlah kini kamu sudah besar dan sudah dewasa Lily.." Jawab ayah bangga yang masih memeluk tubuhku erat.

WH0Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang