8. Change

1.3K 189 4
                                    

Caleste berjalan pelan di lorong Istana Lilac sambil membawa lilin berwadah cangkir di tangan. Malam sudah larut, hampir pukul sebelas barangkali. Langit hanya menunjukkan setengah bulan, setengahnya lagi tertutupi awan. Istana benar-benar sepi, apalagi dengan lampu yang hanya sedikit dinyalakan.

Dia tak bisa tidur malam ini. Caleste mendapati mimpi buruk: yaitu mimpi yang menunjukkan sesosok kabut gelap berwarna hitam pekat tengah mengurung Elissa. Adiknya itu menangis dalam mimpi Caleste, mulutnya dibungkam oleh tangan kurus bercakar dan berkulit hitam.

Elissa terus menangis, tapi dia menggumankan sesuatu. Dalam ruangan berpenerangan minim, yang Caleste duga kamar Elissa, suara adiknya seperti angin dalam keheningan. Sementara dia tak bisa bergerak sama sekali di tempatnya, terlalu kaget dan takut. Aura dari kabut hitam juga mengelinginya, seolah mencekik lehernya dengan jemari tak kasat mata. Padahal tak ada siapapun yang mencekiknya.

Tapi sensasi yang dirasakan Caleste berbeda. Selain itu, dia mendapati susah sekali menghirup oksigen. Paru-parunya meronta meminta oksigen dan dalam sekejap dia sesak napas.

Elissa di dalam mimpinya sangat menyedihkan. Pakaiannya berupa piyama yang robek dan kotor. Kulitnya yang seingat Caleste sangat mulus karena selalu mandi air susu, kini tercoreng oleh luka goresan dan darah kering. Dia pun sangat kurus, Caleste bisa melihat sekilas tulang pipinya. Dalam posisi duduk dan tangan terikat di belakang, Elissa menatap Caleste dengan sendu dan meminta pertolongan.

"Kakak," bisik Elissa. Suaranya serak dan sangat lemah, seperti tak mendapat makan dan minum yang cukup. Kabut di sekitar mereka berdua tertawa. Suara itu tak berasal dari manapun, tapi menyebar ke seluruh ruangan dengan irama mengerikan.

"Elissa .... " Caleste melangkah mendekati Elissa, mencoba untuk menyelamatkan adiknya. Tapi baru selangkah, tangan bercakar hitam itu mencakar leher Elissa dengan ganas. Darah segar membahasi piyama lantai menciprati lantai. Tapi Elissa tak menjerit, tak punya tenaga walau hanya mengeluarkan suara.

Elissa ambruk, tubuhnya persis meringkuk layaknya bayi. Rambut hitam jatuh di sekitar pipi, Caleste terkejut melihat betapa kusutnya rambut itu. "Elissa!" Dia bersiap lari, tapi sebuah tangan bercakar membekap mulutnya.

Bulu kuduk Caleste berdiri. Tubuhnya bergetar hebat. Tangan itu berbau kematian dan darah, campuran yang membuatnya mual. Dia memberanikan diri melirik ke belakang, tapi sosok di balik kabut tengah bersembunyi. Hanya tawa yang didengar Caleste, sangat nyaring di telinga.

"Apa kau tak merasa kasihan?" bisik sebuah suara. Setelah itu empat tangan bercakar muncul dari balik kabut. Tangan-tangan melayang, menggapai tubuh Elissa dengan gerakan pelan.

Salah satu tangan menancapkan cakarnya di lengan Elissa, makin menambah luka di gadis itu. Satu tangan menggapai dada adiknya, tepat di atas jantung. Sekejap, tangan itu terangkat. Sedetik kemudian, menghujam ke dalam dada adiknya, bertepatan dengan terbangunnya Caleste.

Caleste membuka mata. Dia sangat ngeri dengan mimpi itu. Denyut jantungnya bertambah cepat, seolah dia yang berada dalam posisi Elissa. Seolah ada tangan yang menghujam jantungnya, merobek seluruh tubuhnya dengan keganasan seekor serigala.

Mimpi tersebut, apakah dia pantas menyebutnya sebagai mimpi biasa? Kenapa mimpinya sangat mengerikan? Dalam sepanjang hidup Caleste, dia tak pernah bermimpi sedemikian rupa. Bahkan bermimpi Felix membunuhnya saja dia tak pernah.

Caleste tak bisa tidur lagi setelah itu. Bayang Elissa yang terkapar tak berdaya dengan keempat tangan yang berniat membunuhnya. Caleste penasaran dengan suara yang mengatakan 'apa kau tak kasihan?' padanya. Dia tak pernah mendengar suara itu di manapun dan kapanpun.

Itu murni suara asing.

Mata Caleste menunduk menatap rerumputan. Dia tak mengerti mimpi buruk tadi, tapi entah kenapa, dia merasa kalau mimpi tersebut sebuah pertanda. Elissa tak pernah memberinya tatapan seperti di mimpi, bahkan saat dia bersandiwara.

The Destiny of the King's Daughter [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang