12. Kembali Ke Kota Kembang

847 209 23
                                    

Rosetta turun dari mobil Ranggana. Pria itu mengantarkannya sampai ke depan kosan. Hanya saja, ia tidak bisa mampir karena ada urusan lain yang mendesak. Rosetta tentu saja memahaminya dan mengizinkan kekasihnya untuk pergi.

Setelah mobil Ranggana berlalu, Rosetta membawa tasnya yang cukup berat dan hendak membuka pintu. Disaat itu, pintu kosan Teora terbuka.

"Loh, kapan datang?" tanyanya Teora yang lantas menghampiri dan mengambil alih tas yang dibawa oleh Rosetta.

"Makasih, barusan banget, kok. Udah pulang kerja, Mas?" tanya balik Rosetta dengan kunci yang ia masukan ke lubang pintu.

Teora menggeleng. "Aku demam dari semalem, jadi hari ini izin gak kerja."

Rosetta menoleh. "Udah minum obat belum?"

"Enggak, pahit. Rasanya itu suka berbekas di lidah dan aku gak suka itu," jawab Teora.

Pintu kosan Rosetta terbuka, keduanya pun masuk ke dalam. Teora meletakkan tas milik wanita itu di dekat sofa. Tanpa meminta izin atau menunggu dipersilahkan, pria itu sudah duduk di sofa.

"Ya, udah segede gini masa masih susah minum obat? Mau dibeliin obat buat anak kecil biar manis?" Rosetta tersenyum.

Teora menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Enggak gitu juga, Ros ...."

Rosetta terkekeh. Melihatnya seperti itu membuat Teora merasa lega. Setidaknya dia tidak sesedih waktu itu.

"Gini aja, nanti malem makannya bareng. Aku mau buatin mie instan spesial. Mumpung Mama kasih beberapa bahan tambahan," saran Rosetta.

"Kamu itu baru aja balik, udah jangan capek-capek!" larang Teora.

"Tapi makan yang berkuah panas gitu enak, apalagi pas sakit atau pas udah berpergian gitu," ungkap Rosetta.

"Ya, udah. Beli aja! Nanti aku beli tongseng, kita makan bareng, gimana?" tawar Teora.

Rosetta pun mengangguk. "Oke."

Setelah mendapatkan kesepakatan, Teora pun berpamitan. Dia tidak ingin lebih lama lagi mengganggu Rosetta. Walaupun sebenarnya ia ingin sekali berlama-lama untuk mengobrol bersama wanita itu, tapi Teora mengerti bahwa Rosetta butuh waktu untuk beristirahat.

19.00 WIB

Rosetta sudah mandi, ia juga sudah selesai membersihkan kosannya dan sedikit berbenah. Kini kosannya sudah kembali wangi, bersih dan tertata rapi.

Wanita itu tinggal menunggu Teora yang menjanjikan akan makan malam bersama. Untuk mengusir rasa bosan, Rosetta meraih remot televisi dan hendak menyalakannya.

Namun, belum juga televisi itu menyala, ia mendengar suara keributan dari luar. Rosetta juga mendengar suara Teora, karena penasaran wanita itu pun memutuskan untuk mengeceknya.

Begitu ia keluar dari dalam kosan, Rosetta langsung disuguhkan perdebatan antara Teora dan seorang wanita.

Teora yang menyadari bahwa Rosetta melihatnya, ia langsung menghampiri wanita itu. Tanpa aba-aba, Teora langsung merangkul pinggang Rosetta.

"Sorry, Sha. Tapi aku udah punya pacar. Aku enggak mungkin sama kamu," katanya membuat Rosetta dan wanita yang diajak berdebat oleh Teora itu sama-sama terkejut.

"Kamu bohong, kan? Jeffry aja bilang kamu masih jomlo, kok!"

"Jeffry sama aku itu udah lama enggak ketemu, mana mungkin dia tahu gimana keadaan aku sekarang? Lagipula memangnya aku harus selalu laporan sama dia kalau aku punya pacar?" sewot Teora.

Rosetta menoleh, ia melihat bahwa emosi Teora tengah meninggi. Baru kali ini, ia melihat pria itu bisa benar-benar marah.

Rosetta pun berinisiatif untuk membantu Teora. Ia menatap wanita itu dan tersenyum.

BERUANG KUTUB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang