13. Berakhir

886 228 26
                                    

Rosetta pulang dengan menangis. Ia turun dari taksi dan langsung berjalan menuju pintu kosan. Saat ia berusaha membuka pintu, entah kenapa rasanya sulit sekali bagi Rosetta memasukkan kunci ke lubangnya.

Teora yang baru saja pulang bekerja, ia turun dari motor Ojek online. Setelah membayar, pusat perhatiannya langsung tertuju kepada Rosetta. Pria itu lantas bergegas menghampiri wnaita itu.

"Ros, ada apa?" tanya Teora.

Rosetta membalikkan tubuhnya, ia memperlihatkan mata sembabnya dengan air mata yang masih ada di pipi chubby-nya.

"Loh, kok nangis?" Teora pun langsung merasa khawatir.

Rosetta langsung memeluk Teora dan terisak. Teora yang terkejut karena pelukan Rosetta pun mematung.

"Ranggana putusin aku, dia nyangkanya kita selingkuh dibelakang dia," lirih Rosetta.

Tangan kanan Teora pun mulai mengusap punggung Rosetta dengan lembut. "Kenapa? Kok bisa dia mikir kayak gitu?"

"Hiks, cewek yang waktu itu ribut sama kamu datang ke tempat kerja aku, Mas. Dia buat masalah disana, terus aku nyamperin dia. Mulailah kesalahpahaman itu, nyampe Ranggana ngira aku juga punya hubungan sama kamu dibelakang dia," ungkap Rosetta.

Teora melepaskan pelukan wanita itu, ia menyeka air matanya. "Mau aku bantuin jelasin ke Rangga, gak?"

Rosetta menggeleng. "Enggak usah, udah enggak apa-apa."

"Tapi kamu nyampe nangis-nangis gini, aku enggak suka lihatnya," kata Teora.

"Kalau bisa tolong bantu cariin tempat kerja baru aja, soalnya aku enggak mungkin ngerasa senyaman dulu buat kerja disana," ucap Rosetta.

"Itu gampang, nanti aku cariin. Sini kuncinya! Biar aku bukain pintunya." Teora meminta kunci pintu kosan yang Rosetta pegang.

Rosetta pun memberikan kunci tersebut dan Teora langsung membukakan pintu. Keduanya langsung masuk sesaat setelah pintu terbuka.

Rosetta duduk di sofa, sementara itu Teora pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan memberikannya kepada Rosetta.

"Minum dulu, biar lebih tenang kamunya," saran Teora.

Rosetta pun menuruti perkataan pria itu, ia meneguk habis air minum yang dibawakan oleh Teora.
Setelah itu, dengan sabarnya Teora menemani Rosetta yang masih dalam keadaan sedih.

Bagaimanapun, semuanya berawal dari pengakuan Teora waktu itu. Maka dari itu, ia merasa bersalah atas berakhirnya hubungan Rosetta dan Ranggana.

Namun, Rosetta tak pernah menyalahkan pria yang duduk di sebelahnya tersebut. Ia menerima mungkin Ranggana memang bukan jodohnya hingga hubungan mereka harus berakhir.

Dilain sisi, Teora memang merasa senang, ia tidak munafik. Karena dengan begitu, Rosetta kini sendiri dan ada kesempatan baginya untuk bisa jauh lebih dekat dengan wanita itu.

Hanya saja, rasanya tidak pantas jika pendekatan itu ia lakukan untuk sekarang ini. Terlebih Teora melihat betapa sedihnya Rosetta ketika hubungannya dengan Ranggana harus berakhir atas kesalahpahaman yang terjadi.

Laurent Factory Outlet
08.00 WIB

Cecilia menatap Rosetta, ia telah menerima surat pengunduran diri dari wanita itu.

"Kamu yakin mau mengundurkan diri? Apa ini gara-gara masalah kemarin?" tanya Cecilia.

"Maaf, Bu. Saya kira memang ini yang terbaik. Saya merasa kejadian kemarin juga adalah kesalahan saya yang tidak bisa menangani situasi yang terjadi," kata Rosetta.

"Apa ada sangkut pautnya juga sama Ranggana? Maaf, ya. Aku sih enggak mau ikut campur urusan pribadi kamu, Vio. Cuma ini kan ada sangkut pautnya juga sama Adik saya," ucap Cecilia.

"Jujur, Bu. Saya tahu Pak Ranggana itu marah sama saya dan katakan saja saya ini tidak bisa bersikap profesional dalam bekerja setelah kejadian kemarin. Namun, saya pikir akan lebih baik jika saya mengundurkan diri saja dari pada suasana kerja menjadi kurang kondusif seperti biasanya," ungkap Rosetta.

"Oke kalau gitu, saya akan setujui pengunduran diri kamu, Vio. Maaf, ya atas sikap keras kepala Ranggana. Saya enggak tahu jelasnya gimana masalah yang timbul antara kalian gara-gara wanita menyebalkan itu, yang jelas saya minta maaf kalau Ranggana malah buat semuanya jadi kayak gini." Cecilia tahu betul bagaimana adiknya, Ranggana memang paling tegas dalam prinsip menjalin sebuah hubungan, jika ia dikecewakan maka ia akan memilih mengakhiri semuanya.

Rosetta tersenyum. "Enggak apa-apa, Bu. Harusnya saya yang minta maaf. Terima kasih sudah berkenan nerima saya kerja disini, semoga Factory-nya semakin berkembang dan maju. Kalau begitu saya permisi."

Setelah berpamitan, Rosetta pun keluar dari ruangan Cecilia. Ia menuju ruangannya untuk mengambil tas dan membereskan meja kerja yang akan ia tinggalkan.

Saat hendak meninggalkan Factory, Rosetta berpas-pasan dengan Ranggana. Pria itu tak melihat ke arahnya, ia bahkan terkesan acuh dan melengos begitu saja. Rosetta pun menunduk, ia memilih terus berjalan dan keluar dari tempat tersebut.

Rasanya untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi pun, pria itu tidak akan mendengarkannya. Rosetta mengerti bahwa Ranggana kecewa padanya dan ia hanya bisa menerima keputusan perpisahan yang diinginkan pria itu.

Terlalu rumit untuk dijelaskan dan terlalu pusing untuk dipikirkan. Untuk sekarang lebih baik seperti ini. Rosetta hanya tinggal memikirkan bagaimana mendapatkan pekerjaan baru. Jika ia terlalu lama menganggur, wanita itu takut rasa sedih atas kepergian kakaknya akan semakin membuatnya kesulitan untuk melanjutkan hidup.

17.00 WIB

Teora baru saja pulang, ia membawa dua bungkus mie ayam untuknya dan juga Rosetta. Wanita itu begitu senang, kebetulan ia juga belum mengisi perutnya lagi. Alasannya hanya karena ia malas untuk membeli makanan diluar sana.

"Mas, tahu aja kalau aku lagi laper," kata Rosetta sambil membuka bungkusan mie ayam dan memindahkannya ke dalam mangkuk.

Teora yang duduk di sofa pun tersenyum. "Tahu, dong! Kebetulan aku juga tadi enggak makan siang, pas pulang lewat gerobak mie ayam, ya udah beli aja dua."

Rosetta membawa dua mangkuk mie ayam berserta es teh manis yang ia bawa dari dalam lemari pendingin. Segera ia letakkan di atas meja untuk bisa ia santap bersama Teora.

"Ros, mau kerja dideket cafe tempat kerjaku, gak?" tawar Teora seraya membawa mangkuk mie ayam miliknya.

"Ditempat apa, Mas?" Rosetta langsung merespon.

"Di depan cafe ada outlet kosmetik yang buka lowongan pekerjaan. Posisinya sih buat manajer gitu, aku yakin kayaknya kamu bisa keterima, deh," jelas Teora.

"Ya, udah. Nanti malem aku nyoba siapin berkasnya, besok pagi aku datang ke sana, Mas." Rosetta pun merasa sangat antusias.

"Besok bareng aku aja berangkatnya, ya?" tawar Teora.

Rosetta pun mengangguk. Mereka pun berbincang membahas beberapa hal random sambil menikmati mie ayam yang dibelikan oleh Teora.




Bersambung ....
Voment jusseyo, mian untuk typonya.

Hayo, Rosetta dah jomlo, guys! Teora punya kesempatan, nih. 😆

BERUANG KUTUB ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang