PROLOG 2

3.3K 247 27
                                    

Jika aku itu kamu, mungkin aku akan memilih hal yang sama, hal yang sama seperti keputusanmu yang lalu-lalu...hingga sesal pun akan terjadi kembali.

....

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."

🍁🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁🍁🍁

Tidak ada alasan untuk menolak pesona gadis bernama Dara, sesuai seperti namanya, Dara berarti cantik, sungguh gadis ini memiliki daya tarik yang cukup menakjubkan. Jangan salahkan jika banyak yang memuji bahkan mendekati.

Soal kecantikan fisiknya yang di kagumi, emmm memang banyak yang terpikat, apa lagi untuk lawan jenisnya. Oh tidak, tidak dengan kaum yang sama dengannya. Sungguh, dia memiliki banyak musuh wanita.

Alasan pertama menjadikannya enggan terlihat ramah di kalangan wanita adalah, satu, mereka berisik. Dua, serakah dan tak mau kalah. Tiga, suka membicarakan orang lain. Empat, terlalu enggan untuk berteman. Alasan pertama dan kedua, sebenarnya itu termasuk ke dalam diri Dara. Makanya ia sangat menghindari hal yang ia sendiri tidak suka dengan dirinya karena memiliki sifat seperti itu.

Untuk alasan ke tiga, tolonglah, jelas Dara tidak seperti itu, dan untuk alsan terakhir, ya, karena Dara membatasi pertemanan.

Menurutnya empat atau lima teman sudah cukup di hidupnya, tidak perlu bertambah dan berharap tidak berkurang.

"Woy! Keluar kamar et dah, dari tadi di kamar mulu, jamuran baru tau rasa Lo," Jake mengambil guling yang sedang di gunakan adiknya untuk menopang kepala agar sang adik tersungkur.

Tenang, ini masih di kasur, jadi tidak akan sakit.

"Apaan si Lo kak! Minggir," memberikan tatapan elang adalah andalan Dara, setelahnya memicingkan mata dan memutar bola mata dengan ekspresi tergalak.

"Siniin guling gue!"

"Keluar dulu Adekkkk, itu di luar ada tamu, Bunda dari tadi manggilin kamu gak keluar-keluar, tau gak, Bunda ngomelnya ke gue." Jake benar, sudah lebih dari sejam Dara menghiraukan ajakan Bunda untuk melayani tamu, hal itu yang membuat Bunda uring-uringan berceloteh mengomeli Jake, katanya suruh bantuin membujuk Dara agar menampilkan wajah di depan tamu yang sedang berkunjung.

Lain dengan Dara, anak itu sungguh sudah malas meladeni. Lagi pula utuk apa memajang muka? Tidak ada dia pun tamu itu tetap akan datang kan?

"Gak, gue mager. Lebay banget, kayak presiden aja tu tamu."

"Dek, gak boleh gitu kamu, sopan Dek sopan,"

"Gak mau Kak! Gue mager, gak liat ini gue pake baju piyama gini, masa iya gue ngadep tamu pake pakaian begini?" Dara berdiri seraya lelompatan di atas kasur, layaknya anak kecil gadis itu memamerkan baju piyama kelincinya, tak lupa dengan juluran lidahnya, mengejek Jake yang kini sudah terkapar prustasi di bawah lantai dingin kamar.

DERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang