19. PUISI

18 2 0
                                    

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."

CERITA INI REAL FIKSI BELAKA TIDAK ADA SANGKUT PAUTNYA DENGAN KEHIDUPAN IDOL ASLI!!! REAL HASIL DARI PEMIKIRAN AUTHORNYA SENDIRI. MENINGGALKAN JEJAK CARA MENGHARGAI DI SINI.

*Chapter ini mengandung adegan 20++
bijaklah saat membaca!

*****

Kalo Jake yang kini sibuk dengan PS di tangannya, justru kini Dara sedang sibuk beradu cocot dengan Bayu yang kini tengah menuang secangkir air dari botol yang ia bawa dan memaksa Dara untuk meminumnya.

Ini sebenarnya adalah air sakti yang ia dapati dengan perjuangan pantang menyerah. Kumuran seorang dukun terkenal yang memang di kenalkan oleh salah satu kawan kampusnya, katanya kumuran dukun tersebut mampu mengubah perilaku seseorang menjadi lebih baik.

Mengingat Bayu mengetahui tingkah minus akhlak milih Dara, sejumput perasaan layaknya seorang ayah pada anak gadis Bayu terapkan untuk adik dari sahabat tersayangnya.

Mungkin kalo kata Bayu, Jake harusnya merasa bersyukur bahwasannya Bayu ingin berteman dengan pria membosankan macam dia.

Tunggu, bukan hanya Dara yang kini mendapat pelajaran, Kiki yang di jebak dengan embel-embel barbeque-an geratis justru sama-sama di posisi yang Dara sendiri merasa prustasi. Abang sialan, adik imut semata wayang kok di jebak dengan rayuan makan gratis. Tentu Kiki akan mudah tertipu jadinya.

"Gak ya anjing, Kak!" Dara bersungut marah, tangannya menyanggah lengan bayu dengan sisa-sisa tenaga.

"Minum dulu Dek." Kata Bayu mencoba lebih meyakinkan.

Ini bukan soal tidak ingin mengikuti apa yang orang lebih tua lakukan, hanya saja ini karena Bayu yang meminta Dara agar meminum air yang kalo kata Miko air itu dari kumuran seorang dukun terkenal di kampusnya Bayu.

"Dar manjur, si Kiki kemarin gue kasih ini langsung diem tuh anaknya."

"Diem karena sawan bodoh!" Sentak Dara masih dengan tangan yang menahan Bayu.

Kiki melotot, anak yang tadinya pasrah-pasrah saja berubah menjadi kesetanan sendiri. Setelahnya Kiki tersadar lantas dirinya mencoba membersihkan lidahnya dengan kedua telapak tangan, layaknya orang yang sedang menjilati sisa-sisa makanan di tangannya.

"Bukan sawan, itu obatnya lagi berproses." Bayu yang geram akhirnya menangkap lengan Dara yang masih memberi perlawanan, lagi pula bukan perkara sulit bila ia ingin mengunci pergerakan Dara.

"AZAAAAA! Kak Jake bantuin!!!" Dara berteriak, gelas yang sudah menempel pada bibirnya semakin membuat Dara prustasi, bahkan baju anak itu sampai-sampai basah karena ulah Bayu.

Lalu kakinya yang bebas menjadi kekuatan atas perlindungan diri, ia menendang bayu lalu meraih bantal sofa yang berada di sampingnya dan langsung menimpuknya keraha Jake yang kini tengah berteriak heboh karena game yang ia mainkan di ambang kematian.

DERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang