"karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."
*****
"Jelek banget cara lo, pake acara ngumpet-ngumpet segala,"
Dari arah punggung Dara sebuah bisikan terdengar. Bisikan syaitan nirojim kalo kata Dara.
"Siapa juga yang ngumpet-ngumpet?!" Kini Dara berada di bawah pohon rindang parkiran depan sekolah, dirinya memang sedang mengecek situasi di mana kendaraan Aza berada, berharap kendaraan itu sudah tidak terpakir di halaman sekolah agar dirinya bisa bebas pulang dengan perasaan tenang dan tentram.
"Terus, ngapain ngintip-ngintip mobil gue dari sini, kalo Lo lagi gak ngumpet?" Aza memasukan tangannya ke dalam saku celana, senyuman smirk mulai ia perihatkan.
Dara yang mengerti bahwa dirinya kepergok basah sedang menghindar untuk pulang bareng dengan laki-laki ini hanya mengutuk kesialannya sekarang.
"Gak usah asal nuduh bisa, gue di sini karena nahan panas tau?!"
Ini jam tiga lewat lima belas menit, terik matahari tentu saja masih terasa panas.
"Kalo gitu kenapa gak tunggu gue di kelas aja?" Aza mengeluarkan buku dari tasnya, setelahnya cowok itu memayungi Dara dengan buku yang baru saja ia ambil dari tasnya itu, "Yuk,"
Dara menepis pergerakan Aza, apa-apaan barusan, kalo diliat orang lain bagaimana, dirinya bisa mendapat rumor aneh-aneh lagi nantinya.
"Lo apaan deh?" Dara marah, Aza yang sekarang menurutnya bertindak berlebihan, bukankah dia sudah bilang bahwa dia tidak pernah menyetujui hubungan perjodohan ini pada laki-laki itu.
Aza menatap Dara sekilas, alisnya seketika menyatu, buku yang sempat ia pegang saja sudah terjatuh akibat kaget dengan pergerakan Dara yang spontan tadi.
"Panas, Dar."
"Terus? Gak usah berlebihan Za, gue udah bilang kan, Lo orang asing di hidup gue!" Dara mendorong Aza, sedikit kasar, terserah toh dia memang berniat di benci laki-laki ini kok.
Aza memungut bukunya, sembari menarik napas pendek laki-laki itu kembali tersenyum, Aza menatap seiris mata tajam milik Dara. "Ayo pulang, Bunda takut nungguin__
"Bunda gue kan? Bisa gak Lo gak ikut campur, gak usah deket-deket atau muncul di hadapan gue, gak usah berhubungan sama Bunda gue ataupun keluarga gue, bisa gak si Lo sekali aja izinin gue untuk yakinin keluarga gue kalo kita dua orang asing yang gak bakal cocok satu sama lain, kalo gue gak mau lakuin hubungan kayak yang mereka mau, bisa gak si Za?!"
"Dar, banyak orang—
"Gue gak akan pernah suka sama Lo Aza, gue harap Lo ngerti dan pergi—
"Lo jadi pusat perhatian." Aza menarik lengan Dara, menjauhi orang-orang sekitar yang mulai mendekati keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERU
Teen FictionDikala cahaya datang, dia memilih untuk meredup dan menghilang. Katanya, dia enggan melihat perubahan. Nyatanya, aku lah perubahan tersebut. "Aza itu asa, candunya bikin aku suka, tapi Aza sekarang cuman semu belaka." "Karena kamu, sebuah definisi y...