"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."
✩♬ ₊˚.⋆☾⋆⁺₊✧˚⊹♡‧₊˚
Pagi pagi buta dengan Dara yang sudah mencak mencak tiada henti, jam memang menunjukan pukul 06.10 tentu masih terlalu dini jika berangkat ke sekolah di jam segini, namun soal Dara yang lagi lagi memaksa Jake agar mau mengantarnya sekolah sudah ia cecarkan sejak malam tadi. Berujung dengan Jake yang pasrah dan patuh atas permintaan sang Adik berisiknya.
Tidak gratis, pasalnya selama tiga hari ke depan Dara yang akan menjadi pembantu pribadi sang Kakak.
Bukan apa apa, kata Dara dirinya sedang tidak mood pada semua mahkluk di bumi, bahkan gadis itu bertekad untuk hari ini, soal ia yang akan merasakan ketenangan tiada tara. Soal dirinya yang tidak mau mendapati beragam macam masalah. Kemarin sudah cukup kepalannya merasakan penat karena pikiran yang memang terus terjurus akan kehidupan Aza, pria yang di jodoh jodohkan orang tuanya dengan embel embel dapat menjaga Daranya.
"Minta maaf dulu lah kemarin udah bikin tukiyem Kakak ke injek," protes Jake yang masih mengikuti langkah Dara menuruni anak tangga menuju ruang makan.
"Ogah, tu gitar juga gak lecet, yang ada kaki gue ni yang berdarah ke beset itu sinar gitar."
"Ya lagian, masuk kamar orang kok sembarangan, mana udahnya mau ngerepotin lagi--"
Buru buru Jake tersenyum, mampus, hampir saja dirinya membunuh raga di pagi hari. Iya, seperti apa yang sedang kalian pikirkan, soal mata Dara yang menajam menatap Jake yang tiada hari tiada henti akan mencari keributan terus menerus.
Padahal, harusnya yang merasa marah itu sang Kakak yang memang kerap sekali menjadi babu pesuruh dadakan. Sepertinya Dara harus benar benar di didik soal tata kerama. Menyudahi sikap seenak jidat anak itu memang cukup sulit di lakukan.
Namun saat Dara yang baru tiba di ruang makan tersebut mendapati sosok yang memeng sejak tadi ia hindari itu justru hadir bersama kedua orang tuanya sontak membuat matanya membelalak kaget. Gimana tidak kaget, pagi pagi buta begini bisa bisanya Aza tetap tidak absen kewajiban sebagai orang yang mengantar jemputnya ke sekolah atau mungkin kemanapun asal Dara yang melangkah.
Kalo begini, sia sia dong Dara membangunkan Jake agar mengantarnya lebih pagi karena bertujuan menghindari lelaki itu.
Dari balik punggunya Jake yang sudah sampai dan mendapati adiknya yang termenung kaku kembali mengeluarkan suara berat menyebalkan ciri khasnya, "Yah... gagal kabur, sorry ya Dek, kalo udah ketemu Bunda mana bisa Kakak bantu," ujarnya melengos pergi dan ikut duduk di meja makan dengan menu lauk pauk yang entah mengapa hari ini terlalu ramai.
"Loh gadis Ayah kok bengong di situ?"
Dara terpecah, beneran gagal ya rencananya? Sudah susah payah padahal merayu Jake agar mau mengatarnya pagi pagi buta begini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DERU
Teen FictionDikala cahaya datang, dia memilih untuk meredup dan menghilang. Katanya, dia enggan melihat perubahan. Nyatanya, aku lah perubahan tersebut. "Aza itu asa, candunya bikin aku suka, tapi Aza sekarang cuman semu belaka." "Karena kamu, sebuah definisi y...