9. COBA SATUKAN

1.4K 113 67
                                    

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."

⚠️Cerita ini real fiksi belaka tidak ada sangkut pautnya dengan idol asli⚠️⚠️meninggalkan jejak adalah jalan menghargai di sini⚠️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Cerita ini real fiksi belaka tidak ada sangkut pautnya dengan idol asli⚠️
⚠️meninggalkan jejak adalah jalan menghargai di sini⚠️

~happy reading~

*****

"Za Dokter Zikri bilang udah hampir sebulan kamu gak ke rumah sakit untuk kontrol."

Aza yang sedang sibuk dengan ponselnya segera berhenti, langsung anak itu menatap Ike dengan tatapan bingung. Ketara sekali ingin membuat alasan.

"Sibuk tugas Ma." Finalnya dan langsung merasa bersalah.

"Jangan bohong, biasanya kalo pun sibuk juga kamu sempat sempat aja Za." Tatapan yang sejak tadi terfokus ke arah laptop di mana Ike mengerjakan laporan pekerjaan beralih, menatap anaknya yang mulai menunjukkan gelagat gelisah.

"Ma, besok aku ke rumah sakit. Udah ya jangan kawatir, Mama juga jangan begadang aja dong, kerjaannya di lanjut besok." Segera Aza berdiri, ingin pergi ke kamar dari pada nantinya terus di beri pertanyaan lebih beragam, jujur Aza suka bimbang saat ingin menjawab pertanyaan yang di ajukan Ike untuknya. Terlebih lagi pertanyaan itu terlalu menyorot akan kekhawatiran wanita itu.

"Za, jangan lupain tubuh kamu, sayang. Kan katanya mau sama Mama lebih lama lagi kan? Sekarang juga Aza punya Dara kan?"

"Ma, istirahat sebentar gak bikin aku langsung pergi."

Tertegun, hati Ike mencelos saat lagi lagi kedapatan kalimat pasrah sang putra, jawaban yang selalu berhasil membuatnya menangis, dalam batinnya, Aza yang seperti inilah yang mampu membuat hidupnya tidak tenang.

"Aku hargai semua waktunya Ma, jadi Mama gak perlu kawatirin aku. Kondisi Aza baik, Ma." Lalu saat itu juga Aza benar-benar melenggang pergi menjauh, Aza tau Ike menangis namun langkahnya tetap memilih meninggalkan, perasaan lemah saat melihat Ike menangis lah yang menjadi alasan kuat Aza menghindar.

*****

"Jaka sejak kapan Lo doyan kuaci?" Kiki yang sedang makan somay semangkuk dengan Sasa itu risih saat melihat Jaka yang sedang mengupas-ngupas kuaci di bantu gigi depannya dengan gerakan telaten, belum lagi ekspresi menghayati dalam setiap usaha membuka si kuaci, benar, gerakan Jaka sungguh lihai hanya untuk mengumpulkan kuaci-kuaci kecil macam serangga itu.

"Sejak kecil." Alih-alih di jawab sama pemilik nama justru Nano lah yang memberi jawaban tersebut. Nano kesal lantaran Jaka yang membuang kulit kuaci ke sembarang arah, terlebih lagi sampah kuacinya mengenai wajah Nano beberapa kali, kalo kata Dara namanya, SIALUN. "Jak, sampahnya buang yang bener." Lanjut Nano mengomeli.

DERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang