12. PERSOALAN KAMU DAN RASA

22 2 0
                                    

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena kamu, sebuah definisi yang gak akan pernah bisa aku singkat."

⚠️Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada sangkut paut dengan kehidupan idol asli⚠️

~Happy Reading~

*****

Langkah Dara terhenti saat dirinya yang kini sudah sampai di hadapan pintu besar rumah milik Aza.

Sepertinya ini sudah hampir ke sepuluh kalinya anak itu membunyikan bel. Sebenarnya Ike pernah bilang, prihal jikalau Dara bertamu tidak perlu membunyikan bel rumah, biar saja langsung masuk ke dalam. Toh satu keluarga mengetahui siapa Dara.

Pandangan gadis itu mulai menelusuri sudut sudut dari celah jendela yang memang terlihat. Layaknya maling Dara mengendap endap menerawang seisi rumah. Untungnya sekitaran rumah Aza sangatlah sepi, kalo tidak, bisa saja ada orang yang meneriakinya. Mengatakan bahwa dirinya betulan maling, membayangkannya saja Dara bergidik ngeri.

Sebetulnya Dara sudah mencoba cara lain, membuka pintu yang memang sebenarnya di izinkan terbuka bila Dara tamunya. Nihil, pintunya ternyata ikut terkunci rapat. Mau tidak mau ide terakhirnya lah yang menjadikan gadis itu pilih dengan bulat. Menelpon Aza.

Benar ternyata, cara ini mudah sekali ampuh, tau gitu sikap gengsi mendarah dagingnya ia usaikan sejak tadi. Jadi kan tidak perlu serepot sekarang, pikiran acak-acakan, pulang sekolah langsung bergegas pergi ke rumah Aza dengan angkutan umum. Kalo saja Jake tau, bisa kena omel dirinya.

Saat sambungan itu sudah tersambung ke seberang sana Dara langsung meraup sentak dengan kalimat beruntun tak berjeda.

"Kemana aja, Lo gak lupa tanggung jawab Lo kan, Lo bilang mau anter jemput gue,"

"Lo juga bilang Lo gak kerepotan soal Lo jadi supir mendadak gue. Lo marah sama gue?"

"Oh atau karena kemarin lo jadi kayak gini, masalah kemarin bikin Lo campakin gue, iya Za?!"

"Gila ya, cepet banget nyerahnya, baru juga berjuang secuil udah nyerah. Basi kalo gitu soal ucapan Lo yang mau jagain gue!"

Sungguh Dara tidak peduli jika nantinya Aza akan semakin membenci. Toh memang Dara benar-benar sekesal itu sekarang.

Aneh bukan main, Aza yang di bayang bayang akan bereaksi marah justru malah suara tawa yang terdengar.

Alis Dara menyatu, ia bingung sekaligus tenang, setidaknya Aza tertawa pertanda lelaki itu dalam keadaan baik bukan?

"Hari ini ada acara keluarga mendadak, Miko tadi kasih tau gue, Lo samperin kelas gue bawa makan siang," suaranya mulai tampak jelas di pendengaran, ketara serak.

DERUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang