Hari-hari dilewati oleh sepasang kekasih itu dengan rasa yang bertolak belakang. Jaemin dengan hati yang kian hari kian merambah untuk bahagia. Sedangkan, Mina, ia merasa melalui hari-harinya dengan penuh duri yang siap menusuk hatinya setiap kali ia harus berpura-pura.
Pagi itu, Jaemin meminta Mina untuk menjemputnya. Bukan ia tak gentle dengan menyuruh sang kekasih menjemputnya. Tapi, perlu diingat, Jaemin itu meski sudah masuk universitas tapi usianya belum legal untuk mendapatkan surat izin mengemudi. Jadi, jalan satu-satunya agar ia bisa berangkat bersama sang kekasih adalah memintanya untuk menjemput.
"Kenapa tak memakan sarapanmu?" tanya Jaehyun dengan salah satu alis terangkat melihat sang adik yang tak menyentuh makanannya. Justru, remaja itu tengah tersenyum sembari asyik memainkan ponsel.
"Jaemin?"
"Eh? Em, iya Kak?"
"Kenapa sarapannya tidak dimakan?" tanya Jaehyun ulang.
"Aku akan dijemput kak Mina sebentar lagi dan aku mengajaknya untuk sarapan bersama di kantin kampus," jawab Jaemin dengan senyum yang sama sekali belum luntur di wajahnya.
Mendengar hal itu, Jaehyun hanya bisa menghela napas panjang. Andai saja adiknya itu tahu bagaimana perjuangannya untuk menyajikan sepiring nasi goreng kimchi dan daging panggang juga segelas susu itu.
Semalam, Jaehyun merasa dadanya sesak sekali. Ia sama sekali belum bisa memejamkan matanya walau ia sudah meminum obatnya. Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari saat itu. Jaehyun berkali-kali berpikir untuk menggunakan tabung oksigen portable yang ia sembunyikan di bawah kasur, tapi urung. Mengingat adiknya itu suka tiba-tiba datang ke kamarnya di malam hari. Tentu ia takut jika Jaemin melihat ia memakan benda itu.
Akhirnya Jaehyun bisa mengistirahatkan tubuhnya dari rasa sakit saat jam hampir menunjukkan pukul tiga. Dua jam berselang, alarm yang selalu ia pasang pukul lima berdering nyaring. Membuat Jaehyun yang baru saja terlelap terpaksa untuk bangun demi menyiapkan asupan makanan untuk sang adik. Meski ia sendiri lebih butuh untuk diperhatikan, Jaehyun tetap ingin mengutamakan sang adik.
Tapi, lihat saja. Bahkan susu dalam gelas itu tak berkurang satu teguk pun. Itu karena bel pintu rumah sudah beberapa kali berbunyi.
"Itu pasti kak Mina. Aku lihat dulu ya, Kak."
Jaehyun hanya mengangguk sekilas. Sebelah tangannya naik untuk meraba tepat di dada kirinya yang sebenarnya masih sedikit terasa nyeri.
Setelah sarapannya selesai, Jaehyun beranjak untuk berangkat ke kampus seperti biasa. Di ruang tamu, ia melihat Mina yang tengah duduk di sofa dengan pandangan kosongnya yang mengarah ke arah lantai.
"Em, Jaehyun."
Mina sadar jika ada seseorang yang lewat di depannya. Awalnya, ia pikir itu adalah Jaemin yang tadi pamit ke kamar untuk mengambil bukunya yang tertukar.
Belum lagi Mina kembali bersuara, ucapan Jaehyun sudah membuat Mina kembali terhempas jauh ke dasar jurang.
"Jangan katakan apapun padaku, kecuali jika itu tentang Jaemin. Ingat, jangan berharap apapun karena aku tak akan pernah bisa menerimamu."
Setelah mengungkapkan hal yang mampu merobek hati gadis malang itu, Jaehyun pergi tanpa menoleh sedikit pun. Ia bahkan tak sadar jika ucapannya sudah membuat dua mata indah itu meneteskan air mata.
"Kak Mina? Kakak menangis?"
Jaemin yang baru saja datang tentu terkejut. Kekasihnya tengah terdiam dengan mata dan pipi yang basah. Mina yang sadar jika Jaemin sudah kembali pun segera menghapus jejak air mata di wajahnya.
"Katakan apa yang terjadi? Kenapa kakak menangis?"
Mina menggeleng beberapa kali lalu tersenyum kecil. Meski begitu, hal itu tak serta merta membuat hati Jaemin tenang. Ia tak mau melihat kesayangannya menangis.
"Bukan apa-apa, tadi kakak meniup sandaran sofa ini yang ternyata banyak sekali debunya. Jadi mataku kelilipan. Sudah, ayo berangkat. Kita juga belum sarapan, bukan?"
Jaemin hanya pasrah saja untuk mempercayai ucapan Mina. Tapi sungguh, jauh di lubuk hatinya ia masih sangat penasaran. Sudah beberapa kali ia melihat Mina menangis, tapi gadis itu tak pernah mengatakan apapun.
"Apa yang kau sembunyikan dariku, kak?"
TBC
Lamaaaa sekali gak update. Sekalinya update sedikit sekali.
Gapapa ya, hitung-hitung pemanasan setelah lama hiatus.Maaf kalau ada typo karena langsung dipublish tanpa cek ulang 😉

KAMU SEDANG MEMBACA
THE Gift™
RomanceSeorang kakak yang rela jika ' jantung hati'nya terlepas dari kehidupannya. Satu sisi ia tak rela melepaskan di sisi lain ada yang membuatnya harus mampu merelakan. Sang adik yang tak tahu jika nyaris di seluruh hidupnya ia selalu menerima pemberian...