#4

679 79 29
                                    

Gadis itu menunggu dengan resah sejak 30 menit yang lalu. Sejak tubuh Jaehyun dipindahkan ke ruang rawat. Gadis itu yang ternyata adalah Mina terkejut saat dokter mengatakan bahwa Jaehyun menderita sakit jantung. Walau bagaimana pun, sedingin apapun sikap Jaehyun padanya, Mina tetap menganggapnya sebagai sahabat masa kecilnya meski ia tak yakin bahwa Jaehyun mau menerimanya.

"Kau."

Suara lirih penuh rintih itu menarik kembali Mina dari lamunannya. Ia segera bangkit dari duduknya untuk menghentikan Jaehyun yang hendak bangun.

"Jangan banyak bergerak dulu," titahnya sarat akan rasa khawatir. Binar matanya yang menyendu sudah cukup membuktikan bahwa ia benar-benar tulus dan khawatir akan kondisi Jaehyun.

Tanpa menjawab, Jaehyun kembali membaringkan diri. Meringis saat gerakannya membuat rasa nyeri di dadanya kembali muncul.

"Apa yang kau lakukan di Seoul?" tanya Mina lembut.

Sejujurnya ia sangat penasaran bagaimana bisa Jaehyun berada di pinggiran jalan kota Seoul sendirian dan Mina menyimpan rasa penasaran itu hingga sekarang waktunya untuk ia mencari tahu.

"Bukan urusanmu."

Mina menghembuskan nafas panjang. Ia sangat tahu sifat Jaehyun karena mereka berteman sejak usia mereka masing-masing 5 dan 7 bulan hingga 7 tahun.

"Sejak kapan?"

Jaehyun menoleh, melipat dahinya hingga kulitnya nampak keriput tanda tak mengerti.

"Sejak kapan kau menderita sakit jantung?"

Mina yang tahu akan kebingungan Jaehyun pun melanjutkan pertanyaannya. Bisa ia lihat kini Jaehyun hanya menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong.

"Apa aku semenyedihkan itu? Apa aku memang tak akan pernah pantas mendapat kebahagiaan?"

Tanpa Mina duga kedua mata kelam berbalut kelopak yang tak lebar sama sekali jika terbuka itu menitikkan air matanya.

"Hyun, k-kau"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Mina membeku di tempatnya ketika kedua mata Jaehyun bersitatap dengan matanya. Tatapan penuh luka itu tanpa sadar mengundang air mata Mina untuk turut serta terjun dari tempatnya.

"Katakan, apa aku tak pantas bahagia?"

Tanpa kata lagi karena terlalu sakit jika diungkapkan meski Mina tak mengerti apa yang tengah terjadi dengan sahabatnya itu, ia menubrukkan diri tak terlalu keras pada tubuh Jaehyun.

Mina memeluknya hingga Jaehyun hanya bisa memejamkan mata. Betapa lamanya waktu yang ia tunggu untuk sekedar menerima sebuah pelukan. Dulu, ibunya yang selalu memberikannya. Tapi sekarang, Jaehyun bahkan tak mampu memeluk dirinya sendiri.

"Hiks, tak apa ... menangislah, aku disini, aku akan selalu di sampingmu, Hyun. Aku janji."

Perlahan bisa Mina rasakan punggungnya yang tersentuh oleh tangan hangat Jaehyun dan ia tersenyum haru. Akhirnya Jaehyun bisa kembali menerimanya.



























































Pemuda dengan bibir tipis dan tubuh kurus itu mengayun-ayunkan kakinya karena bosan. Ia sudah menunggu seseorang selama 45 menit di halte bus dekat sekolahnya. Bibirnya dimajukan saat sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti di depannya.

"Maaf lama, tadi ada sedikit masalah." Pemuda yang baru saja keluar dari mobil itupun menghampiri Jaemin yang nampak kesal.

"Kau menyebalkan, Kak. Kenapa tak memberitahuku lebih dulu."

THE Gift™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang