#13

394 35 8
                                    

Jaehyun harus kembali ke bangunan yang sama sekali tak ia sukai ini. Sudah tiga hari sejak kepulangannya dari rumah sakit dan kini ia harus kembali untuk melakukan kontrol rutin.

Sebenarnya ia tak berniat melakukannya karena ia merasa sudah baik-baik saja. Tapi, perlu Jaehyun ingat jika ia tak akan semudah itu untuk menghindar dari pengobatannya jika masih ada sosok Kim Taeyong yang terus menghantuinya.

Tadi pagi, tepat pukul delapan saat Jaehyun menyelesaikan sarapannya dan membuka pintu berniat untuk pergi ke kampus, tubuhnya sedikit terhuyung ke belakang karena terkejut tak terbantahkan. Bagaimana tidak kaget, jika saat membuka pintu wajah tampan serta senyum itu sudah menyambutnya tepat di depan wajah. Beruntung Jaehyun tak menampar wajah itu dengan ransel yang masih dalam genggamannya.

"Sudah kubilang aku sudah baik-baik saja."

Jaehyun menggerutu di sepanjang koridor rumah sakit masih dengan langkah yang beriringan dengan ketukan sepatu seseorang di belakangnya. Ia sudah selesai melakukan kontrol dan kondisinya sudah jauh lebih baik.

"Tetap saja kau harus melakukan kontrol itu, jangan sampai aku kecolongan."

Jaehyun tak mengindahkan kata-kata sang kakak tiri, ia hanya terus memacu langkah hingga tiba-tiba langkahnya terhenti pada salah satu persimpangan koridor.

"Kak Jaehyun? Kak Taeyong? Sedang apa disini?"

Jaehyun mematung sejenak, ia lupa jika hari ini Jaemin sudah diperbolehkan untuk pulang. Ya, anak itu semalam mengiriminya pesan singkat bahwa esok pagi ia sudah diperbolehkan untuk pulang.

"Tentu untuk menjemputmu, Jaemin," jawab Jaehyun sekenanya. Matanya tak berhenti melirik pada gadis yang tengah berdiri di samping sang adik.

"Tapi kan aku sudah bilang untuk tak usah dijemput, kak Mina yang akan mengantarkan aku pulang. Iya kan, Kak?"

Mina hanya mengangguk membenarkan. Ia juga membalas tatapan Jaehyun. Gadis itu tahu jika pria di hadapannya itu tengah berbohong. Ia tahu jika Jaehyun kemari tidak untuk menjemput sang adik seperti yang ia katakan. Ia mengira jika Jaehyun harus kembali untuk kontrol keadaannya.

"Ya sudah kalau begitu, ayo kita pulang sama-sama."

Tak ada bantahan ketika Taeyong berucap demikian. Keempatnya lalu berjalan keluar dari rumah sakit menuju tempat parkir dimana mobil Taeyong berada.

Dalam perjalanan, hanya ada suara Jaemin yang terus merengek pada Mina yang sama-sama duduk di kursi belakang, sedangkan Taeyong yang mengemudi dan Jaehyun berada di sampingnya.

Jaehyun sesekali menatap pada kaca spion kecil di depannya. Ia bisa melihat betapa Jaemin bahagia ketika bersanding dengan Mina. Tapi, ia juga tak buta untuk bisa melihat kegelisahan dan ketidaknyamanan yang Mina rasakan.

"Nanti buatkan bubur ya, Kak. Bubur abalon seperti yang Kakak buat dulu, aku sangat suka." Mina tersenyum untuk menanggapi permintaan kekasihnya itu.

Gadis itu juga tahu jika ia tengah diawasi dari kaca kecil itu karena beberapa kali ia tak sengaja beradu tatap dengan Jaehyun. Hal itu juga sedikit banyak kembali membuat Mina yakin jika Jaehyun juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya.











Mina mendudukkan Jaemin di atas ranjangnya dengan hati-hati. Ia lalu pamit pergi ke dapur untuk membuat bubur abalon pesanan Jaemij.

Gadis itu mulai membongkar isi lemari pendingin, terlihat masih ada sedikit abalon yang tersisa di sebuah wadah yang diletakkan di dalam freezer. Mungkin Jaemin memang menyukainya dan selalu mempunyai persediaan seafood di rumahnya.

THE Gift™Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang