Chapter 3

19 9 1
                                    

Happy Reading!!

✨✨✨

"Selamat pagi, Bunda." Salva tersenyum lebar kepada Sinta.

"Selamat pagi juga, Anak Bunda yang cantik."

Salva duduk di kursi meja makan sambil menatap kesedihan Sinta yang dia alami, bagaimana perasaannya jika Sinta tahu apa yang terjadi kemarin. Salva berusaha mencairkan suasana.

"Bun, Ayah kemana? Kok enggak ada?" Salva seolah-olah tidak tahu.

"Ayah sibuk kerja, jadi dia berangkat lebih pagi sayang."

"Oh gitu. Bunda baik-baik saja kan?" Salva memastikan Sinta baik-baik saja.

"Bunda baik-baik saja sayang, emang kenapa?"

"Enggak, Bun. Itu Bunda pucat sekali, apa Bunda sakit atau tidak enak badan?"

"Bunda lagi ga enak badan sayang, minum obat entar juga sembuh kok. Kamu jangan khawatir yah, cepet habiskan sarapannya, terus kamu berangkat sekolah."

"Baik, Bunda." Salva langsung sarapan.

Selama sarapan, Salva hanya ngelamun memikirkan bagaimana cara mengatasinya semuanya, "Kalau Bunda tahu hal ini, aku takut Bunda kenapa-kenapa apa lagi dia sedang tidak enak badan. Akupun enggak mau keluarga ini hancur, disaat aku membutuhkan kasih sayang mereka tetapi aku tidak mau egois, aku enggak mau Bunda terus menderita!" batin Salva.

"Apa aku mengikuti ucapan Adji kemarin,"

Benar-benar pilihan yang sangat sulit sekali untuk Salva, antara bertahan dan melepaskan lalu kehancuran.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Sinta sambil menepuk pundak Salva.

"Eh— enggak kok, Bun."

"Kamu enggak ada yang disembunyikan dari Bunda kan?"

"Eee— aku sembunyikan apa, Bun. Enggak ada apa-apa kok Bunda sayang, ini aku tuh di sekolah banyak tugas numpuk jadi kepikiran."

"Kamu jaga kesehatan yah, sayang. Jangan sampe kamu sakit, Bunda ga mau lihat kamu drop karena sekolah."

"Baik Bunda!"

***

Salva sedang berjalan di lorong sekolah menuju kelasnya, Salva merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang. Semakin cepat Salva berjalan semakin terasa Salva ada yang mengikutinya, Salva berusaha untuk netral dan tenang tetapi usahanya nihil ia malah emosi kepada seseorang itu.

"Hey! Siapapun itu yang ngikutin gua, sekarang keluar!" Salva membalikan badannya.

"Gua tegasin sekali lagi, keluar!"

Seseorang itu keluar dan menyentuh pundak Salva dari belakang, "Salva!" ucap Cinta.

"Astagfirullah, bisa ga sih elu jangan ngagetin gua?" ketus Salva.

"Segitunya banget. Gua kesini cuma mau ngasih tau elu?"

"Apaan?" Salva mengerutkan keningnya.

Ingin Ku Hentikan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang