Chapter 9

6 5 0
                                    

Happy Reading!!

✨✨✨

Adji memutuskan untuk kembali ke Vila, ia membisikan sesuatu kepada Anya agar tidak memberitahu apa yang telah terjadi kepada Salva, karena ini pasti piknik mereka akan hancur. Anya mengerti apa yang di maksud oleh Adji, ia menganggukkan kepalanya.

Salva tersenyum tipis, ia rasa hal tadi tidak ingin menghancurkan piknik ini. Apa lagi niat baik Bunga kepada Sinta, Salva tidak mau melihat Sinta sedih kembali.

"Sayang, kamu kenapa?" tiba-tiba Sinta langsung menghampiri Salva yang terlihat pucat sekali.

"Aku tidak apa-apa, Bun. Aku kecapean karena terlalu semangat,"

Adji dan Anya membulatkan matanya ketika mendengar ucapan dari Salva.

"Iya Tante. Salva seneng sekali di sana, sampai-sampai dia kecapean." sambung Adji sambil memegang pundak Salva.

Kesenangan terlihat dari wajah Sinta dan Salva, karena mereka berhasil membuat mereka senang dan tidak terlalu memikirkan beban hidup yang mereka tanggung. Langit berubah menjadi warna gelap tidak terlalu pekat dan semakin sedikit orang disana, hanya orang yang menyewa vila untuk menginap di sini. Mereka semua bersiap-siap untuk pergi makan malam di suatu restoran favorit Salva.

Tepatnya pukul 19.00 WIB, mereka sampai di tempat tujuan. Mereka duduk di tempat yang Salva dan Adji pernah datangi, suasana disana emang sangat nyaman. Kedatangan mereka di sambut oleh seorang pelayan restoran.

"Mau pesan apa?" ucap pelayan restoran tersebut.

Adji langsung menghandle semua menu karena ia tau makanan apa saja yang harus di pesan dan kesukaan mereka masing-masing.

"Abang, kamu enggak nanya dulu mereka makan apa?" tanya Anya kepada Adji.

"Abang udah tau makanan favorit mereka. Makanan kesukaan Tante Sinta Mie Ayam Baso dan es teh manis. Dan Salva Sate Ayam minumnya jus strawberry." jelas Adji.

Anya terkejut tidak percaya, Abangnya bisa mengamati dengan baik. "Abang, hebat!"

"Kemana aja, emang Abang hebat!" canda Adji.

Sontak semua orang disana tertawa kecil melihat tingkah Kakak dan Adik bertengkar.

Pelayan restoran datang sambil membawa troli makanan dan menaruh makanan itu di meja lalu di susun rapih. Setelah itu mereka segera makan sambil berbincang-bincang canda tawa.

Makanan sudah habis, langit pun berubah menjadi hitam pekat tandanya ini sudah larut malam. Mereka bersiap-siap untuk kembali ke mobil dan segera pulang, Adji menyuruh mereka semua untuk tunggu di dalam mobil ia akan menyelesaikan administrasi pembayaran.

Seperti inilah hati emas yang Adji Syarief miliki, ia slalu baik kesiapa pun dan dimana pun. Ia tidak tanggung-tanggung untuk membantu semua orang. Saat arah pulang, Adji melihat pengemis anak kecil di pinggir jalan ia membuka kaca dan memberikan selembar uang berwarna merah, Salva pun mengeluarkan uang berwarna biru dan memberikannya ke Adji untuk pengemis anak kecil tersebut.

"Terima kasih banyak, Kakak. Semoga Allah membalas kebaikan Kakak."

"Amiinn, hati-hati di jalan ya." ucap Adji.

Adji menutup kaca mobil lalu melanjutkan perjalanan menuju pulang kerumah Salva. Salva diam-diam mencuri perhatian kepada Adji, ia pelan-pelan melirik Adji yang sedang mengendarai mobil. Tiba-tiba Salva tersenyum tipis, seperti Adji mengetahui bahwa Salva sedang mempertahankannya.

Sesampainya di rumah Salva, mereka masuk ke dalam untuk beristirahat.

"Nginep disini ya?" ucap Sinta.

Ingin Ku Hentikan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang