Chapter 15

4 1 0
                                    

Happy Reading!!

Sebelum baca boleh dong di vote✨
Tapi sebelum itu aku pengen nanya sama kalian?
Gimana dengan Novel Ingin Ku Hentikan Waktu, seru enggak><
Kalau enggak seru juga tidak apa-apa kok, aku
sadar masih banyak kekurangan ✅

_________________________________________

"Stop!" teriak Salva.

Saat Bagas tersungkur jatuh terkena satu tonjokan dari Adji, ia mengambil batu cukup besar untuk membalas pukulan itu. Namun, batu itu terkena Salva yang berusaha untuk memisahkan mereka. Brrukk!!
Salva terjatuh, batu tersebut pas sekali menenai kepala Salva.

"Salva!" teriak Adji.

"Astaga, Salva!" Syifa langsung menghampiri Salva.

"Salva!" Reffan, Galang, dan Arka menangkap tubuh Bagas agar tidak ada lagi keributan.

"Salva, bangun!" Adji memangku kepala Salva sudah mengalir darah.

"Salva!"

"Elu bakalan berurusan sama gua!" Adji melirik tajam kearah Bagas.

Tanpa banyak basa-basi, Adji mengangkat Salva lalu membawanya ke ruang UKS di ikuti oleh Syifa. Terlihat sekali dari raut wajah Adji yang sangat khawatir dengan kondisi Salva yang tidak sadarkan diri disertai darah yang terus mengalir di kepalanya. Sesampainya di ruang UKS, disana sudah ada Indira, Indira adalah anak PMR sekaligus menjaga ruangan UKS.

Indira melihat Adji, lalu ia menyuruhnya agar Salva dibaringkan di tempat tidur yang telah disediakan.

"Ra, panggil Dokter!"

Indira langsung pergi untuk memanggil Dokter itu.

"Syif, elu kenapa enggak cegah dia!"

"Gua udah cegah dia, Ji. Tapi dia keras kepala, malahan dia kekeh untuk memisahkan kalian berdua!"

"Kenapa enggak terus cegah dia, kalau elu nahan dia pasti enggak bakalan gini kejadiannya!" bentak Adji.

"Gua dan sahabat elu juga udah berusaha buat nahan dia, sampai-sampai Galang pegang tangan Salva agar dia enggak hampiri elu!"

Adji membuang mukanya, ia terus memegang kepala Salva agar tidak banyak darah yang keluar, tidak lama Dokter datang langsung menangani Salva. Adji dan Syifa menunggu Salva di luar UKS, benar-benar tidak bisa di maafkan telah apa yang Bagas lakukan.

"Ji!" panggil Reffan dari kejauhan.

Adji tidak membalasnya.

"Gimana keadaan Salva?" tanya Reffan.

"Berdarah ga?" tanya lagi Arka.

"Sumpah, Bagas udah ngelewatin batas kesabaran Adji!" gumam Galang.

Adji menonjok tembok di sebelahnya, "Sialan!"

Reffan berusaha untuk meredam emosi Adji, ia terus memegang tangan Adji agar tidak melukai dirinya sendiri.

"Astaga, gua baru kali ini lihat Adji terpukul dengan kejadian ini. Segitu berharganya kah, Salva?" batin Syifa.

Tidak lama kemudian, Dokter keluar dari UKS lalu menghampiri Adji, "Ji, keadaan dia udah lebih baik. Kalau mau lihat dia silahkan."

"Terima kasih, Dok. Dokter tahu aja kalau Adji khawatir." Adji langsung masuk kedalam untuk melihat keadaan Salva, ia langsung memegang tangan Salva, "Bagaimana keadaan kamu sekarang, sayang?"

Ingin Ku Hentikan WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang