Part 8 : Cemburu Part 2

20.8K 1.1K 4
                                    

 

Sejak kejadian di istal kemarin, Sara berupaya menghindari Douglas sedapat mungkin sebab Douglas selalu mencecarnya dan mencari kesempatan untuk mengecamnya. Seperti siang itu, Sara yang bosan berada di rumah berjalan-jalan di perternakan untuk melihat-lihat. Kebetulan ada seorang pekerja yang kesulitan dengan seekor kuda pejantan yang baru saja dibeli Douglas. Kuda itu tidak mau menurut untuk masuk ke dalam kandangnya. Sara yang memang memiliki kemampuan menakjubkan dalam menaklukkan binatang akhirnya membantunya.

Setelah itu, Sara juga ikut membantu Tom, karyawan Douglas itu, membersihkan kandang dan memberi makan kuda-kuda. Sambil bekerja mereka asyik mengobrol, Tom adalah seorang pria muda yang manis, dan humoris. Dia menceritakan banyakcerita lucu kepada Sara yang membuat Sara tertawa terbahak-bahak. Namun tawa Sara terhenti ketika dari sudut matanya melihat siapa yang datang.

"Sara, bibimu mencarimu,'' katanya pendek. Sara segera beranjak ingin meninggalkan tempat itu.

"Thanks atas bantuannya, Ms. Stanford. Kapan saja anda memerlukan bantuan, aku siap menolong."

Sara menoleh dan tersenyum kepada Tom sebelum meninggalkan tempat itu lagi.

Sara bergegas berjalan menuju rumah utama ketika tangannya ditarik oleh seseorang. Tanpa membalikkan tubuhnya, Sara sudah tahu siapa orang tersebut. Mana mungkin sentuhan pria itu bisa dilupakannya. Sara membalikkan tubuhnya dan bertatapan dengan mata Douglas yang tajam.

"Well, ada apa? Bibi mencariku, aku harus segera ke sana." Sara bertanya dengan nada tenang sambil berusaha melepaskan pegangan tangan Douglas. Namun yang ditanya malah mempererat cengkeremannya.

"Aku sudah memperingatimu, Sara. Jaga perilakumu selama berada di rumahku. Namun, peringatanku kamu anggap angin lalu. Apakah kamu tidak dapat menahan diri karena Chrismu tidak ada disini ?" sindirnya tajam.

Bibir Sara bergetar menahan amarah. Sara berusaha memberontak melepaskan cengkeraman Douglas namun karena kalah tenaga, upaya Sara sia-sia saja. Douglas tersenyum sinis melihat usaha yang dilakukan Sara.

"Jangan merayu dan menggoda pekerjaku, Sara, kalau....'' sambil mencondongkan wajahnya ke depan Sara, Douglas melanjutkan,

"Kalau kamu memang tidak bisa menahan diri, aku akan siap meladenimu seperti di istal kemarin," bisiknya kejam.

"Oh ya, dan bibimu tidak mencarimu, aku bohong."

Setelah berkata begitu, Douglas melepaskan cengkeramannya dan berbalik hendak melangkah pergi.

"Douglas sialan, berhenti kamu," seru Sara berang. Tidak akan Sara biarkan penghinaan Douglas untuk kedua kalinya. Douglas membalikkan badannya dan memandangi Sara dengan sorot wajah tidak menyenangkan. Dan kebetulan suasana hati Sara sama tidak senangnya.

"Kamu tahu, dari kemarin kamu selalu menuduhku menggoda pria-pria padahal kenyataannya kami hanya berbicara saja. Aku tidak melakukan tindakan apapun yang melanggar batas. Aku tidak mengerti mengapa kamu terus mencari masalah denganku. Dan kalau mau jujur, tindakanmu itu malah membuatku curiga jangan-jangan,....." Sara berhenti sejenak sengaja berlama-lama, dan melanjutkan,

"Kamu cemburu kan?" Sara tersenyum mengejek. Sara segera melanjutkan ejekannya ketika melihat Douglas hendak membuka mulut.

"Akui saja Douglas. Apalagi kalau bukan cemburu kalau kamu selalu marah dan berang bila melihat aku berbicara dan... bermesraaan dengan pria lain." Dengan sengaja Sara menekankan kata bemesraan untuk membuat Douglas kesal. Dan memang berhasil apa yang diinginkannya. Douglas mendekati Sara dan memegang kedua bahunya.

"Setan penggoda, kamu..." perkataan Douglas terhenti ketika melihat ada beberapa pekerja yang lewat dan memperhatikan mereka. Segera Douglas melepaskan pegangannya dan kesempatan itu segera dimanfaatkan Sara untuk meloloskan diri.

Paling tidak kita impas, pikir Sara puas.

Douglas memperhatikan sosok Sara yang menghilang membelok ke arah rumah. Entah kenapa perasaannya kacau mendengar ucapan Sara yang seolah menohok tepat di ulu hatinya.

"Akui saja, kamu cemburu kan? Douglas menggelengkan kepalanya kuatseolah dengan begitu dapat mengusir kata-kata Sara yang terus terngiang-ngiang dibenaknya.

Aku tidak mungkin cemburu padamu Sara, kamu wanita penggoda penyebab kematian Tony, batin Douglas. Aku tidak mengingkari aku memang menginginkanmu namun ini hanyalah nafsu semata yang akan segera hilang.

"Benar, ini hanyalah nafsu semata,'' ulangnya lebih hanya untuk menyakinkan dirinya yang bahkan terdengar tidak menyakinkan sama sekali di telinganya.

TBC

Buat readers yang sudah menanti kelanjutan cerita ini, author minta maaf karena baru bisa update singkat begini. Dipart selanjutnya author akan menebusnya koq, jadi sabar dulu ya... Sebenarnya part ini tadi mau bikin panjang namun karena sudah masuk permasalahan baru jadi author masukkan ke bab baru. Jadi mohon dimaklumin yach...

Buat temen2 yang masih bertanya-tanya tentang masalah  Diane dan Douglas, serta Sean, mungkin masih kedepannya baru akan diberikan penjelasan. Sekedar bocoran untuk bab selanjutnya akan diceritakan tentang ayah Douglas dan trauma masa kecilnya yang membuat Douglas selalu menghindari cinta.

Thanks buat semua yang sudah mau membaca cerita ini.

Happy reading !!!!

 

Pria ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang