Sara mematung mendengar berita yang baru saja ditontonnya di televisi.
"......model terkenal Diane Harrison sekaligus putri pemilik stasiun TV Harrison Corporation ternyata diam-diam menjalin hubungan dengan seorang pria. Dan yang paling mengejutkan mereka akan menikah beberapa minggu lagi....''
Selanjutnya terlihat Diane keluar dari mobilnya langsung dikerubungi wartawan. Diane hanya tersenyum memasuki perusahaan ayahnya ketika dihujani pertanyaan dari wartawan. Namun Sara dapat melihat wajah bahagia Diane yang tidak lepas dari senyum.
"...menurut Diane sendiri yang masih merahasiakan identitas calon suaminya, bahwa hanya akan diadakan resepsi kecil dengan mengundang keluarga dan sahabat dekat saja karena ibu dari calon suaminya baru meninggal beberapa bulan yang lalu...."
Sara tidak mendengar kata-kata reporter itu seterusnya lagi. Telinganya berdengung-dengung, ternyata Douglas tidak sabar menunggu lagi untuk menikahi Diane. Apa yang dikatakan Diane ternyata memang benar. Suara pintu yang diketuk membuat Sara segera mematikan TV tidak ingin mendengar berita yang makin mengiris hatinya.
Tony masuk dan melihat wajah Sara yang pucat.
" Sara, ada apa? Kamu merasa tidak enak badan lagi?"
"Ah, tidak kok, hanya merasa agak lelah saja," ucap Sara mengelak.
"Jangan-jangan kamu sudah mendengar berita tentang Diane?"
Melihat ekspresi Sara , Tony beranjak mendekatinya,"Maafkan aku Sara, sebenarnya aku tidak ingin membuatmu lebih sedih lagi namun kupikir kamu berhak tahu. Sebenarnya kemarin aku pergi menemui Douglas."
"Me..menemui Douglas? Apa yang kamu katakan kepadanya? Kamu tidak memberitahukan kehamilanku kepadanya kan???"
"Sebenarnya mulanya aku memang berniat demikian, sampai aku mendengar berita mengejutkan."
Tony terdiam seolah tidak ingin melanjutkan perkataannya,
" Diane,... dia.... juga hamil...."
Sara bagaikan disambar petir mendengar berita tersebut. Mendengar kabar kehamilan Diane dibanding pernikahannya menimbulkan efek yang lebih menghancurkan hati Sara. Hatinya sangat sakit namun Sara tidak menangis. Sejak tahu dirinya hamil, Sara bersumpah demi anaknya tidak akan lagi menangis demi Douglas.
" Kalau saja Diane tidak hamil, biar bagaimanapun juga aku akan menyeret Douglas kesini sekarang juga. Namun hal ini mengubah segalanya. Dan juga menguatkan pendirianku untuk mengemukakan sesuatu yang sudah kupikirkan sejak lama. "
Sara bingung mendengar perkataan Tony dan hanya menatapnya meminta penjelasan.
"Sara, menikahlah denganku."
Sara menatap Tony tidak percaya namun ekspresi Tony yang serius membuatnya sadar bahwa Tony tidak bermain-main dengan perkataannya.
Tony beranjak mendekati Sara dan memegang kedua bahunya.
"Aku tahu kamu masih mencintai Douglas, namun Douglas akan menikah dengan Diane. Aku mencintaimu Sara. Dari pertama kali melihatmu sampai sekarang tidak berubah sama sekali. Bahkan kurasa cinta ini makin dalam," Tony menarik napas dan melanjutkan lagi,
"Aku akan memberi waktu satu tahun untuk pernikahan ini. Anggaplah ini pernikahan kontrak. Bila setelah satu tahun kamu masih tidak bisa menerima pernikahan ini, maka kita akan bercerai. Yang penting anakmu memiliki ayah. Paling tidak pikirkanlah anakmu. Tidak adil bila anakmu dicap sebagai anak haram. Lagipula orang akan bertanya siapa ayah bayimu, dan Douglas mungkin akan curiga."
Sara merasa terpojok disudutkan oleh pernyataan Tony yang memang sering terlintas dibenaknya sejak memutuskan membesarkan anaknya sendiri.
"Namun ini tidak adil untukmu. Dalam pernikahan ini, kamu hanya akan dirugikan saja. Tidak, aku tidak dapat menerima tawaranmu."
"Kamu salah, Sara. Justru sebaliknya, akulah yang diuntungkan dalam pernikahan ini. Mungkin saja pernikahan ini tidak berhasil 1 tahun kemudian, namun aku bahagia telah melakukan sesuatu yang dapat membantu orang yang kucintai. " Ketika dilihatnya Sara hendak membantah lagi, Tony melanjutkan,
"Kumohon, kamu jangan langsung sekarang menjawab. Tiga hari lagi kutunggu jawabanmu." tegasnya tanpa mau dibantah lagi. Lama Sara terdiam dan kemudian mengangguk lemah.
"Bersiaplah, aku akan mengantarmu pulang ke rumah. Aku akan mengurus administrasi rumah sakit dulu." Tony berjalan keluar, sesampainya didepan pintu dia membalikkan badan lagi.
"Sara, aku benar-benar berharap kamu memberikan kesempatan kepadaku sekali saja." bisiknya lirih sebelum keluar dan menutup pintu.
Tiga hari kemudian, Sara terduduk di rumahnya memandangi undangan pernikahan yang baru saja dibawa oleh Diane tadi. Waktu tiga hari yang diberikan Tony sudah habis. Awalnya Sara masih merasa ragu dengan keputusan yang diambilnya tadi namun kedatangan Diane tadi memantapkan keputusannya.
Wajah Diane yang berseri-seri dan bahagia ketika mengabarkan berita pernikahannya membuat Sara tahu tidak mungkin baginya merusak masa depan Diane dan Douglas.
" Ya Tuhan, semoga keputusan yang kuambil ini memang tepat. Semoga aku bisa belajar menerima dan mencintai Tony."
Sara menghela napasnya. Kadang-kadang dia merasa sangat lelah dengan hidupnya. Pernikahan yang didasari dengan alasan yang salah memang tidak mungkin berhasil. Selama 5 tahun, Sara bertahan demi Sean, anaknya. Ternyata selama ini Tony menyembunyikan banyak hal yang tidak diketahuinya. Kebencian dan kecemburuannya terhadap Douglas selama ini terlebih Sara yang masih belum melupakan Douglas membuatnya lebih membenci Douglas dan meluapkan amarahnya pada Sara.
Sekarang pernikahannya sudah berakhir dan dia bebas, namun dia harus menghadapi Douglas yang membenci dirinya. Seolah takdir selalu mempermainkannya. Kebencian Douglas menyakitinya meskipun sudah 5 tahun berlalu. Hatinya yang dikiranya sudah membeku ternyata masih membara oleh cintanya pada Douglas.
Lima tahun aku bertahan, sekarang aku hanya perlu bertahan beberapa minggu saja, ucapnya dalam hati. Setelah ini berakhir, aku akan melepas semuanya memulai hidup baru bersama Sean, satu-satunya orang yang paling berharga baginya.
TBC