Halo, author balik lagi nih bawa part baru....
Sorry ya karakter Douglasnya jadi bodoh ^^ ,namun author harap jangan terlalu keras dan membencinya yach.... Habis kasihan juga kan si Dougnya, biar gimanapun dia juga manusia yang tidak sempurna sich makanya ketakutan yang sudah tertanam dihatinya selama ini tidak mudah untuk dihapusnya.
Sebenarnya pertama author pengennya dua tiga bab lagi endingnya, tapi sepertinya mungkin masih empat sampai lima bab lagi. Jadi, buat reader harap sabar yach, entar author bikin Dougnya tobat koq. Okay ga?
Sory ya author selama ini jarang membalas coment serta vote dari teman-teman namun sebenarnya author sangat senang mendapat tanggapan dari kalian. Author terharu dan senang melihat banyak juga yang menyukai cerita karangan ku meskipun author sendiri sadar bahwa cerita ini sendiri masih banyak kekurangannya. Juga pada kalian yang sudah menjadi fans aku. Author tersanjung bangeeeeeeeeeeeeeeeeet nich...
Thank you banyak deh pokoknya. Author nulis dah kepanjangan nich entar pembaca dah ga sabar masih ngulur2 waktu ya. Jadi author panit dulu yah, moga cepat ketemu dipart berikutnya....
Bye-bye.......
Sara termenung memandangi buku hitam tebal yang baru saja ditemukannya. Sudah dua minggu sejak Douglas mengantar mereka pulang. Namun, Sara masih belum memutuskan apa yang harus dia lakukan selanjutnya. Apakah akan tetap pada niatnya semula untuk menjual ranchnya dan pindah ke Nevada? Dalam kebingungannya untuk memutuskan rencana kedepannya,Sara memutuskan untuk membereskan barang-barang peninggalan Tony. Namun, tidak disangkanya akan menemukan buku harian milik Tony.
Didorong rasa keingintahuan yang besar, Sara segera kembali ke rumahnya untuk melihat isi diary tersebut. Sara yakin didalam diary tersebut akan ada jawaban atas beberapa persoalan yang masih tanda tanya dibenaknya. Meskipun dia tahu tidak sopan mengintip rahasia hati orang lain, namun rasa penasaran yang teramat besar membuat Sara mengindahkan rasa bersalah tersebut.
Meskipun memiliki firasat bahwa dia akan menemukan kenyataan yang mengejutkan, dengan perlahan, Sara membuka halaman demi halaman. Mau tidak mau Sara tersenyum kecil melihat kepolosan Tony dulu. Disini diceritakan perjumpaannya dengan Saralah yang membuatnya memulai menulis buku diary tersebut. Perasaan cintanya kepada Sara yang tidak terbalas namun hal tersebut tidak membuatnya putus asa. Lembar demi lembaran Sara buka dan baca, ekspresi Sara berubah semakin kelam ketika membaca diary tersebut. Semakin lama, isi diary tersebut mulai berubah, seolah pemuda polos tadi tiba-tiba saja menjelma menjadi seorang pria pendengki. Hampir semua isinya hanya menyatakan tentang rasa irinya kepada Douglas yang begitu sempurna dan mempunyai segalanya bahkan cinta Sara. Meskipun Sara tahu Tony cemburu kepada Douglas, namun dia tidak menyangka bahwa Tony membenci Douglas sebesar itu. Yang jelas, bisa disimpulkan selama ini Tony memang memendam perasaan iri kepada Douglas namun akhirnya rasa iri itu berubah menjadi benci ketika gadis yang disukainya ternyata mencintai Douglas. Akhirnya Sara sampai disebuah halaman yang membuatnya terpaku,
Dear Diary,
Hari ini aku mendapatkan kesempatan untuk memperoleh apa yang kuinginkan selama ini. Dan kesempatan ini tidak akan kusia-siakan. Ketika mendengar Sara pingsan, aku segera pergi menyusul di rumah sakit dan melihat pria itu berada di rumah sakit sambil memegang sebuah cincin. Apa yang dia lakukan disini? Jadi pria yang membawa Sara ke sini adalah dia? Cincin itu, apa maksudnya untuk melamar Sara? Selama 3 bulan ini aku sudah berusaha mendekati Sara dan kesempatanku akan hancur jika Sara melihat pria itu disini. Tiba-tiba sebuah ide melintas dikepalaku, dan aku tahu tidak ada salahnya mencoba.
Kuhampiri dia dan dengan segera cincin disembunyikannya. Kukatakan kepadanya bahwa aku dan Sara telah bertunangan dan akan menikah.Kulihat ekspresi syok diwajahnya yang dengan cepat ditutupinya dengan topeng dinginnya. Dengan mudah dia menelan kebohonganku. Namun itu salahnya juga karena dengan mudah percaya dengan ucapanku dan karena selalu mengingkari perasaannya sendiri. Aku sadar diriku sangat jahat namun aku tidak kuasa menahan ketika menyadari Douglas selalu memiliki apapun lebih dariku. Jangan sampai Sara juga dirampas olehnya. Meskipun dengan cara kotor sekalipun, aku tetap akan merebut Sara. Meskipun begitu, aku takut pria itu akan kembali lagi dan akhirnya aku menyusun rencana agar pria itu tidak akan bisa kembali mencari Sara lagi.