Part 13 : Rahasia Yang Terkuak 3

22.5K 1K 16
                                    

Meskipun Sara dari tadi tersenyum dan tertawa, namun hatinya sama sekali tidak ada disana. Dari tadi Sara memperhatikan Douglas yang hanya diam dan seolah sedang sibuk berpikir. Entah apa yang dipikirkan pria tersebut.. Sejak masuk kedalam rumah pria itu tidak banyak bicara dan meskipun tidak melihatnya, Sara dapat merasakan pandangan matanya yang tajam menusuk.

Dilihatnya Sean yang sedang duduk dilantai sedang bermain Scrabble dengan Kate, yang juga merupakan sepupunya sendiri. Maggie juga datang dan sepertinya tidak kaget dengan keberadaan Sean yang kemungkinan sudah tahu  lebih dulu dari Douglas.

" Terima kasih Sara, ini merupakan hadiah terbaik yang pernah kuterima. Tidak kusangka diusia ku ini masih sempat melihat cucu keponakanku." Sara menolehkan pandangannya ke arah bibinya dan merasa bersalah , sebab tidak lebih awal membawa Sean kepadanya.

Sara menggeleng lemah," Justru aku harus meminta maaf, Aunty Tess , tidak dari dulu membawanya datang kesini menjengukmu."

" Aku mengerti, anakku sayang. Bibi tidak menyalahkanmu, aku tahu kamu pasti mempunyai alasan yang kuat. Jadi, tidak usah meminta maaf. " Sambil berkata tersebut, mata bibinya melirik kearah Douglas sesaat dan kemudian ke Sean." Anak itu sangat  manis dan tampan seperti ayahnya." lanjutnya lirih yang membuat Sara menatap bibinya dalam. Tatapan mata bibinya membuat Sara tahu bibinya memahami dan mengerti keadaan dirinya serta tidak menyalahkannya. Tanpa sadar Sara meneteskan air matanya seolah beban yang selama ini ada dihatinya terlepas.


 

Dari tempatnya berdiri Douglas melihat betapa suksesnya kedatangan Sean membuat  perayaan ulang tahun Bibi Tess begitu berkesan. Sejak Sean melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut , wanita tua itu tidak henti-hentinya tersenyum bahagia. Sean yang pada awalnya masih canggung dengan cepat dapat beradaptasi dan menerima anggota keluarga barunya. Melihat pemandangan mereka yang berbahagia entah kenapa Douglas merasa tersisihkan. Douglas tahu bagi Sean dirinya hanyalah orang luar , sahabat ibunya yang juga merupakan seorang pria  dewasa yang mungkin saja merupakan ancaman bagi dirinya. Sehingga anak itu seolah membentuk sebuah tameng agar Douglas tidak dapat mendekati dirinya. Douglas sangat memahami perasaan anak itu. Perasaan dilukai  oleh orang terdekat yang kita cintai dapat menorehkan luka dalam yang sangat sulit untuk disembuhkan apalagi untuk anak seusia Sean.

Teringat olehnya sejak dari rumahnya hingga sampai di Cascade, Sean berusaha tidak membuka suara sama sekali dan hanya karena kesopanan saja dia menjawab ketika Douglas bertanya. Namun, Douglas tidak akan putus asa hanya karena hal tersebut. Betapa sulit dan sakit hatinya menghadapi penolakan Sean, Douglas tetap akan menghadapinya. Tentu hati anak itu lebih sakit lagi ketika disakiti orang yang dianggapnya ayah selama ini. Tentu saja Douglas  hanya tahu garis besar tentang perilaku Tony kepada Sean dari Chris, namun Douglas bertekad untuk mengetahui semuanya dari Sara.

Berpikir tentang Sara, Douglas kembali muram. Tidak mudah baginya memaafkan kebohongan Sara kepadanya selama ini. Namun Douglas tahu Sara berhak mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan. Alasan seperti apakah yang membuat Sara lebih memilih Tony dibanding dirinya? Jawaban yang paling ingin diketahuinya dari Sara hanyalah itu dan mengapa Sara  bahkan tidak memberi Douglas kesempatan sedikitpun untuk mengetahui tentang anaknya. Pertanyaan itu berputar terus dibenaknya sejak Douglas mengetahui tentang keberadaan Sean. Pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh Sara dan Douglas bertekad untuk segera mengetahui jawabannya.

Menjelang malam, Sara duduk diranjangnya memandangi Sean yang sudah tertidur sejak sore tadi. Pikirannya kembali ke perkataan bibinya tadi, jadi bibinya dengan cepat dapat menebak siapa ayah Sean. Tidak mengherankan juga mengingat semakin bertumbuh besar anak tersebut semakin mirip ayahnya. Namun, hal ini juga membuat Sara merasa cemas. Jika begitu besar kemiripan ayah dan anak tersebut, bagaimana dengan pandangan orang-orang disekitarnya. Bukan saja Sara membawa seorang anak pulang bahkan kenyataan bahwa Sean bukan anak Tony melainkan Douglas akan cepat terungkap. Apalagi Tony baru saja meninggal, bisa dibayangkan gosip yang akan merebak nanti. Tentu saja Sara tidak takut menghadapinya, Sara hanya takut bahwa kabar yang merebak tersebut akan terdengar oleh Sean dan melukai hatinya. Sara tahu dia dan Douglas perlu berbicara secepatnya. Pikirannya buyar ketika mendengar ketukan pelan dipintu dan tanpa perlu menebak Sara tahu itu adalah Douglas.

Pria ImpianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang