Hosh! Hosh! Hosh!
Deru nafas para cogan di jalan trowongan terdengar. Delvaros dan Black Wolf sudah berhasil menumbangkan semua anggota Loridz yang menyerang setelah bertarung dengan mereka selama kurang lebih setengah jam.
Sekarang mereka hanya perlu menormalkan kembali pernafasan mereka. Cape banget. Keringat membasahi sekujur tubuh mereka, belum lagi mereka memiliki titik luka ditubuh.
"Ck. Sial. Ahh!"
Bete banget Hengga rasanya mendapat luka memar diwajahnya. Seharusnya tidak terluka sama sekali, apalagi terluka diwajah seperti ini. Sayang banget wajah tampan Hengga, ishh!
Tak lama, mereka kedatangan satu rekan mereka yang semula tidak ikut tawuran. Gentala, dia datang bersama mobilnya, dan ada satu orang penumpang di mobilnya itu.
Gentala turun dari mobilnya bersama Gaffa. Dia kunci tangan pemuda itu kebelakang dan berjalan menghampiri teman-temannya.
Wajah Gaffa sudah penuh dengan luka berdarah. Hidungnya juga sampai mimisan. Agaknya Gentala tidak memberinya ampun.
"Nih."
Srukk!
"AAHH!"
Gentala membanting tubuh Gaffa diatas aspal, tepat di hadapan teman-temannya, lebih tepat di hadapan Hengga.
"Tch!" Decih lucu Hengga menatap Gaffa, lalu menjadikan tubuh Gaffa itu sebagai alas kakinya. "Yakin banget sih bisa ngejatuhin kita dengan cara kayak gini?" Ucapnya.
Apa maksud ucapan Hengga barusan?
Begini... Hengga tahu bahwa Gaffa hendak menjatuhkan nama baik Delvaros, tidak terkecuali nama baik Black Wolf juga.Gaffa percaya bahwa para pasukannya pasti bisa menumbangkan semua anggota Delvaros dan Black Wolf.
Jika hal itu berhasil dilakukan, Gaffa akan memamerkannya kepada seluruh anak jalanan yang belum ataupun yang sudah sempat dikalahkan oleh Delvaros dan Black Wolf.
Gaffa memang tidak akan menyebut namanya dan memperlihatkan wajahnya, karena kan sosoknya memang tidak pernah diketahui oleh orang lain sebelumnya.
Hengga tahu, Gaffa melakukan tindakan seperti ini itu karena dia ingin mengharumkan nama Loridz. Gaffa ingin Loridz mengambil alih posisi Delvaros, sedangkan Gaffa ingin mengambil posisi Hengga sebagai Raja Jalanan.
Tch! Gaffa pikir itu akan mudah. Lucu sekali.
"Tch!" Glen berdecih lucu melihat salah satu anggota Loridz yang tengah terbaring lemah diaspal diam-diam merekam adegan Hengga yang tengah menindas Gaffa. Raihan namanya.
Sial sekali Raihan tidak melihat sosok Glen yang ada dibelakangnya. Tch! Lalai sekali.
Glen beranjak berdiri mendekati Raihan, dan dengan lancang dia langsung menginjak kencang tangan Raihan yang memegang ponselnya.
"AAAAAAHH!" Teriakan lantang Raihan yang berhasil mencuri perhatian.
"Ngapa dah?" Darwin bertanya-tanya, sama seperti yang lain.
Glen mengambil ponsel milik Raihan dan melihat hasil rekaman videonya. Tidak sempat di simpan rupanya, jadi tidak ada rekaman videonya.
"Muka Bang Gen gak bonyok. Salah gak kalo gue duga si Gaffa gak kasih perlawanan ke Bang Gen?" Pertanyaan Glen untuk Gentala.
Gentala mengangguk. "Iya. Dia nggak ngelawan sama sekali waktu gue pukulin dia. Dia bahkan pasrah banget sampe gue bawa kesini, seolah dia yakin kalo gue gak bakal sampe ngebunuh dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE || HEERINA
JugendliteraturHENGGA & KANARA Part 2:* Lanjutan Book 'LOVE ME LIKE THAT' ────────────────── ────────────────── «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────» "Aku sayang kamu." -Hengga Satria Pratama. "Aku sayang aku. Emuachh!" -Kanara Zivarina. «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────» "Tapi emang...