Sore hari...
Dalam keadaan mabuk miras hingga wajah dan telinganya merah semerah tomat matang, Hengga datang menghampiri teman-temannya di Markas Delvaros.
Gevran, Glen, Dino, Davin, Darwin dan Reynal sedang asik nyemilin kacang rebus.
"Minum gak ngajak-ngajak. Ngajak berantem?" Tegur Gevran kepada Hengga yang sudah duduk bersandar di sofa.
"Jangan banyak cincong dulu. Pusing banget pala gue minum miras kebanyakan." Jawab Hengga memegang kepalanya pusing.
"Ya, siapa suruh kebanyakan?! Iishh!" Kesal Glen rasa ingin mentakol kepala Hengga. Tapi moh ahh, nanti dikutuk lagi Glen sama tuh orang kalau tuh orang marah.
Bukan habis pesta miras sih. Hengga mabuk karena Bang Askala mentraktirnya tadi.
Cuma satu botol sih miras yang Hengga minum. Cuma ya karena tuh miras mahal, mengandung alkohol yang cukup tinggi, jadi ya gini deh Hengga jadinya.
Beruntung Hengga tidak sampai kehilangan kesadaran, hanya sekedar merasakan pusing dikepala saja. Ribet urusan kalau begitu.
Tak lama, Hengga mendapat panggilan telepon dari seseorang. Dengan perasaan agak malas, Hengga ambil ponselnya yang semula ada di saku celana jeansnya.
Melihat siapa yang menelponnya, dia pun langsung menerima panggilan telepon itu. Sekutunya. Dia yang banyak memberi informasi kepada Hengga atau Delvaros.
Setelah menekan tombol Speaker, Hengga letakkan ponselnya diatas meja agar teman-temannya yang lain bisa mendengar juga apa kata si Sekutu.
Hengga kembali bersandar di sofa sambil memijat-mijat kepalanya. Sedangkan yang lain sudah fokus menatap layar ponsel milik Hengga menunggu apa yang akan dikatakan oleh si Sekutu.
"Kita saranin kalian buat bergerak cepet. Gerakan musuh sekarang udah terlihat sama kita, cuma kita belum bisa bicarain sekarang... Jangan menunda waktu lagi kalo kalian gak mau kehilangan kesempatan buat bisa cari aman di hari Kelulusan nanti."
Kecuali Hengga, semuanya terkejut.
Kenapa Hengga dikecualikan? Karena hanya Hengga yang menyeringai tipis disini.
Kenapa Hengga menyeringai? Karena Hengga sudah mengetahui dan memahami apa yang telah teman-temannya lakukan dibelakangnya.
Diam-diam memaksa Hengga untuk beristirahat dan tidak mengambil tindakan sama sekali? Tch!
Perhatian sih mereka. Tapi sekarang benar-benar bukan waktu yang pas untuk Hengga beristirahat dan duduk bersantai.
Mereka benar-benar harus memiliki banyak tindakan pintar untuk bisa menaklukkan musuh di hari Kelulusan nanti.
Tidak!
Kalau bisa, sebelum hari Kelulusan agar nanti tepat di hari Kelulusan semuanya sudah aman terkendali.
Ke-enam anggota Delvaros yang lain terlihat agak tergugup disini melihat Hengga menyeringai masih dalam posisi yang sama.
Aduhh! Kayaknya mereka sudah ketahuan deh. Tidak mungkin tidak benar sih.
Hhh. Padahal mereka hanya ingin Hengga mengambil waktu istirahat. Mereka tidak tahu kalau akan sesulit itu untuk sekarang.
"Jangan banyak diem lah. Cepet telepon Black Wolf sama Avarelic. Minta mereka buat dateng kesini nanti malem jam 9 kalo gak jam 10... Habis ini gue mau pulang dulu temuin Ayang gue." Kata Hengga didengar jelas oleh teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAST LOVE || HEERINA
Teen FictionHENGGA & KANARA Part 2:* Lanjutan Book 'LOVE ME LIKE THAT' ────────────────── ────────────────── «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────» "Aku sayang kamu." -Hengga Satria Pratama. "Aku sayang aku. Emuachh!" -Kanara Zivarina. «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────» "Tapi emang...