01. Kacang rebus

1K 105 3
                                    

Sekali lagi mimin kasih tau, Book ini lanjutan dari Book 'LOVE ME LIKE THAT', ya.

Jadi buat kalian yang minat mau baca Book ini, diharapkan untuk membaca Book Season pertama dulu biar paham pas nanti masalah utama di cerita ini muncul.

Iya dong. Pastinya nanti bakal ada masalah yang akan kembali menimpa si peran utama, masalah yang lebih besar dari masalah sebelumnya, masalah yang memungkinkan cerita ini bakal berakhir dengan kata,... 'Sad Ending'

😊🙏




















































































"Assalamu'alaikum. Permisi, Pak." Sosok pemuda tampan muncul dari balik pintu kelas 3A, kelas yang semula tengah sibuk belajar.

Dilihatnya siapa, rupanya dia adalah si Hengga Satria Pratama.

Kanara memijat kepalanya pusing. Tau banget dah tuh orang tiba-tiba dateng kesini karena apa.

Jihan yang duduk didekat Kanara mencoba menahan tawa, karena dia pun paham itu.

"Iya. Ada apa ya, Hengga?" Pak Guru Miftah bertanya pada Hengga.

"Ini, Pak. Saya mau jemput istri saya pulang. Boleh?"

Lancang banget si Hengga, anjim! ᕕ( ཀ ʖ̯ ཀ)ᕗ

"Emang halal buat di tumis kata gue ge tuh bocah!" Daniel gregetan sendiri dengan sikap adiknya yang tidak pernah berubah.

"Boleh. Tapi tunggu sampe jam pelajaran terakhir ini selesai dulu, ya. Tanggung."

"Oh. Tenang, Pak. Serahin aja sisanya ke Babu istri saya. Tuh orangnya."

"Badjingan!" Umpat kesal Gentala melihat jari telunjuk Hengga menunjuk lurus kearahnya.

"Nggak, Pak. Bercanda." Hengga cengengesan menatap Pak Miftah. "Jadi sebenernya gini, Pak. Hari ini tuh udah jadwalnya buat istri saya periksa kandungannya. Nah, dokternya minta kita buat dateng sekarang juga karena dia ada urusan mendadak di jam yang lain."

"Ooohhh. Begitukah?"

"Iya, Pak. Cius dah gak bo'ong. Chat-an nya juga masih ada nih kalo Bapak gak percaya." Hengga mengeluarkan ponselnya memperlihatkan room chatnya dengan Dokter kandungan.

"Oke deh. Kalo begitu kamu boleh bawa pergi Kanara sekarang. Biar nanti Gentala yang lanjut selesain tugas Kanara." Keputusan Pak Miftah.

"Buset! Beneran jadi Babu ini gue?"

Sabar ya Gentala, ya. (≧∇≦)/

"Oke, Pak. Terimakasih."

Hengga berjalan memasuki area dalam kelas 3A, menghampiri Kanara yang masih memijat kepalanya pusing. Pusing sekaligus malu Kanara.

"Yang." Hengga memanggil, membuat Kanara mendongak melihat kearahnya. "Ayo."

"Hhm. Ayo deh." Kanara langsung respon cepat karena dia tidak mau Hengga banyak bacot.

Hengga merangkul Kanara dan bertingkah seolah Kanara tidak bisa berjalan dengan benar.

"Harus banget kayak gini, Ga? Hhm? Aku masih bisa jalan normal loh. Gak perlu di tatah."

"Harus lah, Yang. Takutnya nanti ada kodok tiba-tiba nongol lompat ngagetin kamu terus bikin kamu kehilangan keseimbangan yang bikin kamu berakhir jatuh ke lantai. Nanti aku yang panik jadinya. Kalo aku udah panik kan bisa gawat urusan. Nanti bisa-bisa 27 RS aku sewa cuma buat rawat kamu. Ya, 'kan?"

LAST LOVE  ||  HEERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang