07. Basah banget

522 60 0
                                    

Dibelakang sekolah, Glen sedang membantu Hengga mengobati luka ditangan kirinya, luka yang Hengga dapat karena Hengga memukul tembok tadi.

Alkohol. Glen mencoba mengobati luka Hengga itu dengan cara yang memungkinkan luka Hengga akan cepat sembuh.

Itu menyakitkan, sangat menyakitkan. Tapi selama Glen menyiram tangan Hengga dengan Alkohol tersebut, disini Hengga tidak meringis kesakitan. Tidak bereaksi sama sekali.

Glen paham. Hengga pasti sedang terbakar oleh api amarahnya, mangkanya dia jadi mati rasa seperti ini.

Hengga benar-benar sedang marah besar sekarang.

Jika Raffa memukul Teh Kanara sedang tidak dalam keadaan mabuk, Glen tidak bisa ngebayangin sih nasib Raffa sekarang bagaimana. Yang pasti itu akan lebih buruk.

Iya. Hengga memberi keringanan hukuman kepada Raffa karena Hengga tahu Raffa memukul wajah Kanara ketika Raffa sedang dalam keadaan mabuk.

Jika tidak seperti itu, sudah tentu Hengga tidak akan memberi keringanan untuknya. Kalau tidak membunuhnya, pasti Hengga akan membuatnya sekarat di rumah sakit selama berbulan-bulan.

Sesuai apa katanya. Hengga tidak pernah takut masuk penjara jika dia yang Hengga hakimi adalah dia yang menyakiti orang terkasih Hengga.

"Minggu depan kelas 3 udah ujian akhir, minggu satunya lagi pasti udah hari Kelulusan. Lu udah ada persiapan buat hari itu, Ga?" Pertanyaan Glen untuk Hengga.

Glen bertanya sambil dia memperban luka ditangan Hengga menggunakan perban yang dia ambil dari kotak P3K.

"Gue lagi mikirin." Jawaban Hengga, masih sibuk menatap rumput yang bergoyang.

"Kalo lu takut terjadi hal yang gak menyenangkan sama Teh Kanara di hari Kelulusan nanti, mending lu larang dia buat gak ikut Konvoi kalo emang anak-anak kelas 3 mau Konvoi di jalanan." Glen memberi saran.

"Teh Kanara pasti gak suka kalo gue minta dia buat gak ikut. Dia emang selalu nurut apa kata suaminya, tapi gue paham dia pasti pengen banget ada di situasi itu."

Okeeeeeyy. Glen mengerti.

"Kalo begitu, kita cari tau dulu aja sekolah mana yang hari Kelulusannya bentrok sama hari Kelulusan SMA Creovilage. Kalo udah ketemu, kita pikirin dah bareng-bareng kira-kira gimana cara buat kita bisa kendaliin situasi di hari itu...

... Cuma buat berjaga-jaga aja sih, karena siapa tau ada sekolah lain juga yang punya dendam kesumat sama murid-murid SMA Creovilage. Takutnya dihari itu mereka ambil kesempatan buat kasih serangan tiba-tiba."

Ya. Glen benar. Hengga membenarkan semua ucapannya. Memang sepertinya hal itu harus segera dilakukan.

"Oke. Selesai." Glen sudah selesai memperban luka ditangan kiri Hengga. Perbannya cukup rapih.

"Thank's." Hengga berterimakasih.

"My Pleasure."

Glen merapihkan kotak P3K, selesai itu dia bertanya kepada Hengga. "Ke kelas sekarang?"

Hengga mengangguk. "Ayo." Ucapnya, lalu beranjak pergi bersama Glen yang tidak melepaskan kotak P3K dari genggamannya.

Sebelum pergi ke kelas, Hengga menemani Glen dulu pergi ke ruang UKS untuk mengembalikan kotak P3K.

Tapi ketika mereka sudah otw pergi ke kelas, sudah dalam setengah perjalanan...

"HENGGA! HENGGA! HENGGA!"

LAST LOVE  ||  HEERINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang