LDE ||Lembar 26

11.1K 428 10
                                    

Nafa menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, rasanya masih seperti mimpi. Dia kembali menggunakan gaun putih gading seperti yang pernah dia kenakan sepuluh tahun silam. Senyumnya tak luntur sedetik pun dari wajah ayunya,  sekalipun ini bukan kali pertama Nafa menikah tapi Nafa tetap saja Gugup. Rasanya masih seperti anak gadis yang menikah untuk pertama kalianya, padahal jelas-jelas dia sudah  dipanggil Bunda.

"Sudah siap Fa?" tanya Anggita.

"Aku gugup Git," cicit Nafa yang tak bisa menutupi kegugupannya.

"Rileks Fa, kamu pasti bisa. Semoga yang ini bertahan selamanya ya," ucap Anggita sambil memeluk sahabatnya.

"Do'a kan ya Git,"

"Pasti Fa, pasti aku doakan. Cukup sekali aku lihat kamu hancur, aku gak mau itu terulang lagi. Aku yakin Arga pilihan terbaik yang Tuhan kirim untuk kamu," ucap Anggita yang sedikit terharu melihat sahabatnya akhirnya kembali membina rumah tangga, setelah semua kehancuran yang pernah Nafa dapatkan Anggita berharap pernikahan Nafa kali ini hanya menghadirkan kebahagiaan.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi dua wanita itu, Nafa bisa melihat sosok Destian di balik pintu.

"Bisa kita ngobrol berdua Fa?" ucap Destian.

"Aku tunggu di bawah ya, nanti kalau keluarga mempelai pria sudah sampai aku kesini lagi." pamit Anggita yang mengerti keadaan.

Nafa membalasnya dengan anggukan, setelah Anggita pergi Destian mendudukan diri di depan Nafa.

"Kamu cantik banget hari ini Fa," puji Destian.

"Terima kasih Mas," ucap Nafa canggung.

"Aku harap Arga bisa jagain kamu, aku harap ini pilihan terakhir kamu Fa. Jangan sampai aku lihat kamu di pengadilan lagi, aku tau hubungan kita tidak sebaik itu. Tapi kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa bilang ke aku. Jangan anggap aku sebagai Mantan Suami Fa, tapi anggap aku sebagai Kakak kamu. Tolong berbahagia setelah ini Fa," ucap Destian tulus.

"Terima kasih untuk doanya mas, terima kasih juga sudah pernah jadi bagian penting dalam hidup Nafa. Nafa pasti akan bahagia setelah ini Mas, tapi Nafa juga minta Mas Tian juga harus bahagia setelah ini. Temukan orang yang benar-benar Tuhan ciptakan untuk Mas," jawab Nafa tak kalah tulus.

"Akan aku usahkan Fa,"

*****

"Saya terima nikah dan kawinnya Aily Nafa Safandra binti Bayu Anggara dengan Mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin seberat sepuluh gram, tunai." ucap Arga lantang mengucap ijab kabul.

"Sahhh,"

Arga mengucap syukur dalam hatinya, masih seperti mimpi akhirnya dia bisa bersatu dengan wanita yang menjadi cinta pertamanya.

Nafa yang sejak tadi berada di kamar di bawa menuju tempat ijab kabul. Arga tak henti-hentinya menatap kagum ke arah Nafa yang kini sudah resmi menjadi istrinya. Bahkan tanpa sadar ujung mata Arga sudah mengembun, setelah perjuangan panjang untuk meluluhkan wanita pujaannya Arga berhasil.

Saat Nafa sudah berdiri tepat di depan Arga, laki-laki itu mengulurkan tangannya. Nafa mencium tangan suaminya, sementara Arga mencium puncak kepala Nafa.

Keduanya tak mampu menyembunyikan binar kebahagian di matanya, setelah semua hal yang mereka lalui bersama. Ini adalah puncak sekaligus garis awal bagi keduanya.

"Daddy, Ivy juga mau di cium." protes Ivy yang sejak tadi berdiri di samping Nafa.

"Utututu, putri kecil Daddy minta dicium juga. Sini sayang," ucap Arga sambil menggendong Ivy yang kini sudah resmi menjadi putrinya.

La Douleur ExquiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang