La Douleur Exquise

LDE || Lembar 19

All my love is gone
••••

Bagi beberapa orang, terkadang hidup sangat tidak adil. Saat semua sudah diusahakan, kadang semesta dengan kejam menolak mentah apa yang sudah diusahakan. Tanpa pernah tau jika kadang seseorang sampai harus tersungkur dalam perjuangannya.

Saat kecil Arga punya cita-cita menjadi Rangers Merah yang akan menyelamatkan dunia, menerima cinta dari banyak orang karena kekuatannya. Namun beranjak dewasa Arga sadar, tidak ada Rangers Merah atau kekuatan super milik Dragon ball di dunia nyata. Jika Arga ingin mendapatkan cinta maka dia harus memperjuangkan dengan kedua tangan dan kakinya sendiri, meski kadang tertatih dan patah hati menjadi konsekuensinya Arga harus siap.

Jatuh cinta adalah hal paling rumit yang pernah Arga rasakan, tidak ada ahli yang bisa menjelaskan kenapa hatinya harus berlabuh pada seseorang yang tak pernah menatapnya sebagai seorang pria. Kadang Arga ingin mengutuk semesta, kenapa takdir mempertemukannya dengan Nafa jika pada akhirnya pertemuan mereka mencipta luka. Mengapa perbedaan usia mereka menjadi sesuatu yang tabu jika mereka bersama. Mengapa dunia begitu tak adil pada pihak yang jatuh cinta.

Dan Arga mulai lelah bertanya pada semesta karena hanya akan hening yang diterimanya. Seolah seluruh dunia berkonspirasi membuat Arga patah hati.

Drttt....Drttt....

Getaran ponsel Arga menyadarkan pria itu dari pikirannnya, dahinya berkerut saat membaca Nafa di layar panggilan. Sudah hampir dua minggu mereka tidak bertemu atau sekedar bertukar pesan.

"Kenapa Mbak?" tanya Arga setelah memutuskan untuk mengangkat panggilan.

"Arga bisa minta tolong Ivy badannya panas banget, mobil aku mogok dan aku udah coba pesen taksi online tapi gak dapet." suara Nafa terdengar panik di ujung sana.

"Mbak shareloct dimana aku langsung kesana," ucap Arga sembari langsung mengambil kunci mobil tanpa sempat mengganti pakaiannya.

•••••

Nafa memandangi tubuh putrinya yang sedang terlelap, Nafa bersyukur suhu tubuh Ivy sudah menurun. Dokter berkata jika Ivy telat mendapat pertolongan kondisinya bisa saja bertambah parah.

"Tehnya diminum dulu Mbak," ucap Arga yang baru saja tiba dari kantin.

"Makasih Ga," ucap Nafa sambil menerima uluran teh dari Arga.

Sembari meminum tehnya, Nafa mengamati penampilan Arga. Pria itu sepertinya sudah akan pergi tidur saat Nafa menelvonnya, Arga bahkan hanya mengenakan kaos hitam tipis dan celana kain selutut. Arga sepertinya juga tidak sadar jika sendal yang pria itu gunakan berbeda antara kiri dan kanannya.

"Arga boleh aku tanya sesuatu?" tanya Nafa memecahkan keheningan.

Arga hanya menganggukan kepala tanda mengiyakan Nafa agar bertanya padanya.

"Kenapa kamu bisa suka aku?" tanya Nafa sembari menatap dua netra hitam milik Arga.

Arga tertegun mendengar pertanyaan Nafa, setelah sekian lama Arga pikir Nafa tidak tau perasaanya ternyata dia salah.