E P I L O G

14.1K 472 21
                                    

Nafa terbangun dari tidurnya setelah merasakan pergerakan di ranjangnya, senyumnya mengembang saat mendapati putri kecilnya tengah bergerak dalam pelukan Daddy kesayangannya. Sejak resmi menikah dengan Arga, Ivy jadi sering minta tidur bersama. Bahkan jika dilihat lagi, Ivy jadi lebih senang tidue bersama Arga dari pada Nafa. Nafa tidak cemburu, dia justru senang sebab Arga benar-benar menyayangi Ivy seperti putri kandungnya sendiri.

Nafa memberikan banyak kecupan di wajah putri kecilnya, gadis itu harus bangun sebab hari ini Destian akan mengajaknya jalan-jalan.

"Eunghhh..." Ivy hanya menggeliat.

"Tuan Putri ayo bangun," ucap Nafa sambil menggoyangkan pelan tubuh putrinya yang justru semakin erat memeluk Daddynya.

"Lima menit lagi Bunna," ucap Ivy dengan mata masih terpejam.

"Ivy gak lupa kan hari ini mau jalan-jalan sama Ayah,"

Dan ucapan Nafa terdengar seperti mantra ajaib di telinga Ivy, gadis kecil itu langsung terduduk dengan mata berbinar. Sekali pun sudah memiliki Daddy, Ivy tetap menyangi Ayahnya. Destian yang sibuk membuat pertemuan mereka hanya bisa dilakukan di akhir pekan, namun pria itu tak pernah sekalipun melewatkan pertemuan dengan putri kecilnya.

"Ayo Bunna, kata Ayah nanti jam delapan mau jemput Ivy." ucap gadis kecil itu heboh.

"Ivy mandi dulu biar Bunda siapin bajunya ya,"

Tanpa menjawab Ivy langsung turun dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi.

"Jangan lari-lari sayang, nanti jatuh." teriak Nafa memperingatkan putrinya.

Setelah kepergian Ivy, Nafa menatap suaminya yang masih tertidur pulas. Arga masih tenang dalam mimpinya seolah tak terganggu dengan kebisingan yang Nafa dan Ivy buat.

"Mas bangun," ucap Nafa membangunkan Arga.

Agak aneh sebenarnya saat Nafa harus memanggil Arga dengan sebutan 'Mas', mengingat usia Nafa lebih tua dua tahun dari Arga. Nafa sebenarnya ingin menggunakan panggilan lain namun Arga memaksanya.

"Terus kalau gak panggil Mas Arga kamu mau panggil suami kamu Dek Arga" ucap Arga hari itu saat Nafa protes dengan panggilan 'Mas'.

Nafa menggoyangkan pelan tubuh suaminya, setelah menikah Nafa baru tahu jika Arga itu tipe orang yang sulit di bangunkan.

"Mas, ayo bangun ini udah siang." ucap Nafa terus menggoyangkan tubuh Arga.

Bukannya bangun Arga justru menarik tubuh Nafa dalam pelukannya, menenggelamkan wanitanya dalam dada bidangnya.

"Lepasin nanti dilihat Ivy loh," ucap Nafa berusaha lepas dari pelukan Arga.

"Ivy masih mandi, kamu tau kan Ivy mandinya lama mirip Bundanya." guman Arga masih dengan mata terpejam.

"Ayo bangun Mas, ini udah siang loh." rengek Nafa, jujur meskipun sudah menikah Nafa masih gugup jika berada di pelukan Arga. Jantungnya akan berdegup kencang seperti remaja yang baru pertama kali jatuh cinta.

"Cium dulu," ucap Arga.

"Apasih Mas," ucap Nafa semakin malu.

"Tadi kamu bangunin Ivy sambil cium-cium, aku juga mau."

"Ya kan beda,"

"Ya udah kalau gak mau cium, gak usah bangun." ucap Arga mengeratkan pelukannya.

Nafa yang tak punya pilihan lain, akhirnya mendaratkan sebuah kecupan di pipi Arga.

Setelahnya Arga terbangun dan beralih melabuhkan banyak kecupan di wajah istrinya, tak lupa Arga juga mengecup singkat bibir Nafa yang berhasil membuat pipi Nafa merah padam.

La Douleur ExquiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang