3. Charlotte

3.3K 317 7
                                    

Normal POV

Dipagi hari

Charlotte sedang berdiam diri berada dikamarnya, dengan nuansa indah, berwarna vintage, banyak juga bermacam macam benda indah yang menghiasi ruangan tersebut.

Dirinya menatap sarapan yang disiapkan untuknya, dengan wajah berseri ia mengambil nya, melahap nya dengan nikmat.

Terlintas dipikiran nya, Charlotte mengingat cerita yang didalam novel the love ellenia. dengan sebal ia memukul mukul kasur besar miliknya.

"Kenapa hylon harus hidup? ia seharusnya mati juga, seperti tokoh lainya. Sang penulis tega sekali membuat ending cerita seperti itu." Yeah namanya juga cerita.

"Dasar aku jadi kesal sendiri."

"Ellenia juga bodoh sekali, kenapa dia harus menolak laki laki setampan Charles, Padahal Charles mencintai nya dengan tulus"

Charlotte menghela napas pasrah, menggaruk kepalanya yang tidak gatal. lalu melihat cermin besar.

"Charlotte amat cantik, apakah aku pantas mendapatkannya?" Charlotte memegang megang wajahnya dengan pelan.

Sekarang Charles berusia enam belas tahun, itu berarti Charles masuk kedalam istana tiga tahun lagi, Charles akan menikah dengan Charlotte saat itu juga.

Charlotte harus mengubah cerita nya!

Yang akan dilakukan nya adalah meyakini Charles bahwa Ellenia itu hanya lah mata duitan. Ellenia hanya peduli dengan harta dan takhtanya.

"Charles itu bodoh atau pintar sih, mau saja dibutakan oleh cinta!  Ia masih tetap mencintai Ellenia, yang jelas jelas sudah menyakiti nya, mengecewakan nya berkali kali. padahal Charlotte adalah orang yang baik, berhati lembut"

"Dasar! pada akhirnya Charles hanyalah duda tanpa anak, yang mati mengenaskan karena dibunuh oleh orang yang dicintainya, mampus sih"

"Charles bodoh" Charlotte berucap pelan, lalu menunduk, ia menatap kaca didepannya.

"Kamu juga bodoh.. Charlotte"

----------

"..."

Meriana, ia tidak tahu apakah dirinya sudah meninggal atau belum, tetapi yang jelas. Sebelum ia masuk ke dunia ini, ia terkena musibah, yaitu kecelakaan.

Dirinya tertabrak sebuah mobil, entah mobil siapa itu, meriana belum mengetahui nya, ia tidak melihat nya begitu jelas.

Saat itu meriana sedang menyebrang dijalan trotoar, seperempat jalan lalu ia melihat seorang.. idol!

Bagaimana tidak? Tentu saja ia memperhatikan nya, tanpa aba aba ia berteriak dengan kencang, lalu berlari sekencang mungkin.

Tanpa ia sadari, bahaya akan datang kepada nya, dirinya benar benar ceroboh saat itu.

Brakk

Dirinya tertabrak mobil yang melaju dengan kencang, menabrak tubuhnya tanpa ampun.

Ini semua karena dirinya, dirinya yang salah. Meriana oleng begitu saja, ini semua karena idol tersebut. Karena ia terlalu tampan, aku jadi oleng melihat nya. Itu kata nya.

"Eh? Bukan salah dia si, Ini semua  karena aku si yang salah, aku seharusnya fokus menyebrang, bukan berteriak seperti orang gila!" Charlotte mengetuk kepalanya.

"Dasar bodoh" Charlotte menyalahkan dirinya.

Usianya saat itu adalah dua puluh dua tahun, ia seorang jones, ia tetap setia kepada bias biasnya.

Oke kita lupakan itu, saat ini katanya,  Charlotte sakit beberapa hari yang lalu. Sebelum meriana memasuki tubuhnya.

Charlotte memegang kepala nya pusing. Ia selalu bertanya tanya Apakah ini nyata. Atau hanya haluannya saja? Akh
Dirinya benar benar pusing.

"bodo amat lah anjir Pusing"

Daripada memikirkan itu, Lebih baik setelah sampai disini, mendapatkan tubuh seorang putri duke yang cantik, kaya raya. Tentu saja hari ini Ia harus menikmati yang namanya hidup.

"Aku! adalah pecinta pria tampan, akan mendatangi mu haha"

"Oh iya Sekarang keadaan tubuhnya disana bagaimana ya?" Dirinya terpikirkan lagi. Overthingking teros.

                          -----------------

Charlotte berjalan jalan mengitari kastil, rasa penasaran'nya amat tinggi, ia tidak sabar, ia ingin mengetahui banyak hal tentang kediaman nya terlebih dahulu.

Ditengah itu Charlotte yang sedang menatap sekitar dengan antusias, seorang laki laki menarik tangan nya.

Charlotte terkejut bukan main "apa apaan kamu!"

Tetapi laki laki itu tetap kekeh menarik tangan nya.

"Kamu! Apa kamu mendengar ku!" Charlotte berusaha melepaskan cengkeraman dari tangannya.

"Kamu gila?"

"Ha?"

"Kamu  berkeliaran disaat dirimu sedang jatuh sakit, apa kamu ingin sakit kamu kambuh lagi?" Bentaknya.

Akh gila, baru ketemu udah bentak bentak aja.

"Lagian emang siapa juga yang Mao sakit"

"Ayo kembali kekamar mu" ia menarik tangan Charlotte.

"Iya iya, aku bisa sendiri!"

"Oh iya kamu siapa?"

"Aku? Kami tidak mengenal ku?"ia bertanya tidak percaya.

"Ah iya, aku sedikit lupa"  Charlotte menjawab santai.

"Dasar bodoh!"

-----------

"

Akh baru juga pengen seneng seneng" eluh Charlotte, masa dirinya harus masuk lagi dikamarnya!

"Ganggu aja tu orang!"

Charlotte tidak punya pilihan lain selain membaca buku yang ada dikamarnya, mau tidak mau ia harus melakukan nya agar ia merasa tidak bosan.

Charlotte membuka lembar lembar buku lalu dengan perlahan ia membacanya. Sesekali ia juga mengingat ngingat cerita novel tersebut.               

                          --------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


                          --------------

Jangan lupa untuk vote ya!
Terimakasih telah membaca cerita ini.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

A rose for charlotteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang