19. Tidak tahu diri

993 125 12
                                    

Charlotte mendengus menatap ellenia yang saat ini sedang sarapan dengan santai nya, seolah olah kejadian semalam itu bukan apa apa baginya. Sepertinya Charles sering diperlakukan seperti itu "cewek gila, sinting!" Umpat Charlotte menatap ellenia dari jauh.

Charlotte perlahan menuruni tangga, ia mendekati ellenia, tangan nya sudah gatal sekali ingin menjambaknya, tetapi urung, bisa gawat jika dilakukan nya, Bisa bisa akan langsung diusir dia.

"Hai, bitch" Charlotte memanggil nya.

"Apa artinya?" Ia bertanya, seraya melahap sarapan yang Charles buat.

"Owh artinya adalah, gadis cantik, kamu suka kan aku panggil seperti itu." Charlotte tersenyum memaksa.

Ellenia mendengus "Aku tidak percaya"

Percakapan mereka terhenti karena Charles datang, Charles seperti sedang bersiap untuk pergi, entah mau kemana dia.

"Ellenia, apa kamu mau ikut" tanyanya kepada wanita didepannya, Charlotte tidak habis pikir, apakah Charles tidak marah kepada ellenia? Padahal semalam perilaku ellenia benar benar.. tidak tahu diri, tapi kenapa Charles malah memaafkan nya, kalau Charlotte menjadinya sudah pasti ia akan marah besar.

Charlotte mengusap keningnya, ini karena cintanya kepada ellenia terlalu besar, jadi Charles menerima semua perilaku ellenia terhadap nya.

"Kemana?" Ellenia bertanya.

"Keperpustakaan, kita bisa membaca buku bersama" ucapnya berbinar, berharap ellenia mau mengikuti nya.

"Apa kata mu? Keperpustakaan? Kamu pikir aku mau kesana? Aku tidak ikut, kamu sendiri saja!" ellenia mengucapkan dengan nada tinggi, ia malas keperpustakaan, lagipula buat apa.

"Dasar cewek sinting" gumam Charlotte.

Charles tersenyum lembut menatap ellenia "Yasudah, kalau kamu tidak mau, aku mengerti. kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa ellenia."

"Charles, boleh kah aku ikut" Charlotte menawarkan diri.

"Terserah" jawabnya singkat, Charlotte menatap datar, saat berbicara dengan ellenia nadanya begitu lembut, tetapi kenapa kepada dirinya begitu dingin.

"Baiklah, kalau begitu aku ikut" ucap  Charlotte, lalu menoleh kebelakang, Alden baru saja datang, ia bertanya kepada nya "Kamu ingin kemana?"

"Oh, keperpustakaan, kamu mau ikut?" Charlotte menawarinya.

"Boleh" ucapnya "sekarang kan?"

"Iya, sekarang"

"Hei, jangan lupa untuk bayar, kamu kan keperpustakaan bersama Charles, jadi jangan lupa untuk tarif nya.."ellenia menagih uang ke Charlotte, Charlotte menatap muak kepada ellenia.

"Bacot!"

                       ----------------

Diperjalanan, Charlotte menggigil kedinginan, cuaca nya sedang dingin, charlotte hanya memakai mantel yang terlalu tebal, Alden yang melihat nya, meraih tangan Charlotte lalu menggenggam nya.

"Kamu kedinginan, seharusnya kamu  memakai baju yang tebal" Alden berucap pelan, Charles hanya menatap sekilas mereka, lalu berjalan dengan cepat menuju keperpustakaan kota.

"Nanti kita beli saja, ya kan charlos" ucap Alden lalu menatap Charles.

"Charles, bukan charlos"

"Akh sama saja, hanya beda huruf" ucap Alden dengan senyuman menyebalkan khas milik nya.

Sesampainya di perpustakaan kota, Charlotte menatap sekeliling nya, ramai. Walaupun cuacanya dingin, orang orang tetap berdatangan.

Saat memasukinya, disini sangat hangat, sangat nyaman saat membaca, bau ini, bau kesukaan Charlotte, bau buku.. sementara Charles berjalan mencari buku yang ingin dibacanya, Charlotte Dan Alden juga mengikuti nya, memilih buku yang ingin dibacanya.

"Kamu bisa membaca?" Charles bertanya.

"Tentu saja, kenapa tidak bisa"

"Kamu hebat, jarang dijaman ini perempuan bisa membaca.."ucapnya takjub, Charlotte penasaran kenapa Charles bisa membaca, padahal tidak ada yang mengajarinya.

"Kamu, belajar membaca dari mana?" Tanya charlotte.

"Hm dari seseorang.."

"Kalau kamu? Apa kamu mempunyai guru khusus?" Ia bertanya, Charles sama sekali tidak tahu jika aku adalah seorang bangsawan, yang ia tahu aku hanya lah seorang perempuan yang cukup kaya.

"Em, iya aku menyewa guru untuk mempelajari huruf, dan juga membaca."

"Itu bagus, nah buku yang mana kalian pilih? Kalau sudah, lebih baik kita segera duduk" Alden menghentikan percakapan mereka berdua.

"Eh, aku sudah memilih nya" Charlotte menunjuk'an buku pilihan nya, lalu duduk dibangku terdekat, Charles dan Alden mengikutinya.

Berlembar lembar kertas terlewati, mereka fokus membaca buku masing masing, situasi begitu tenang hanya terdengar suara kertas yang berbunyi.

Alden melirik Charlotte "Charlotte bisa bicara sebentar.."

"Oh tentu saja." Charlotte bangkit berdiri diikuti Alden, pergi menjauhi tempat membaca, dan hanya ada mereka berdua.

"Ada apa?"

"Kamu sudah tau? Soal manuel"

"Manuel? Dia kenapa?" Tanya charlotte.

"Dia.. akan menikah"

"Ha? Kapan?"

"Beberapa bulan lagi, dengan nona ferly, putri dari grand Duke."

Charlotte tercengang, ia terkejut, Manuel menikah?

"Akh iya sedikit lagi akan ada pesta kamu harus segera pulang untuk sementara.. dan ayahmu bertanya kepada ku, apakah kamu baik baik saja"

"Baiklah, pasti akan kulakukan.."

"Dan kamu akan hadir kepesta pernikahan Manuel kan?"

"Iya, tentu saja, dia kan guruku" Charlotte tersenyum.

                    ----------------

Didalam istana, seseorang berambut hitam sedang duduk di singgasana istana, yang tidak lain adalah hylon, ia sedang berbicara dengan seorang laki laki berambut pirang, yang ada dihadapannya.

"Luzius, aku tertarik dengan seseorang"

"Siapa tuanku?" Pria berambut pirang bertanya, yang dipanggil 'luzius'

"Perempuan berambut cokelat, dengan mata berwarna hitam, entah kenapa aku sedikit ingin tahu tentang nya.."

"Apakah tuan tahu siapa dia?"

"Dulu aku tidak tahu, sekarang.. tentu saja aku mengetahuinya." Hylon tersenyum

"Dia adalah tuan putri Duke gerold, yaitu Charlotte"

                   =========

A rose for charlotteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang