Sudah beberapa bulan meriana tiba disini, ia sudah menyesuaikan hidupnya dengan sempurna sebagai Charlotte.. ia sudah terbiasa hidup sebagai Charlotte, dan juga melakukan tugasnya dengan baik.
"apa maksudmu?" Alden bertanya terkejut, atas perkataan Charlotte.
"Iya, aku ingin tinggal disebuah tempat kastil. Aku ingin menyelidiki sesuatu"
"Berapa lama?" Alden bertanya lagi.
"Yah sekitar beberapa tahun, satu tahun atau dua tahun mungkin" Charlotte tersenyum ragu, seraya menggaruk kepalanya.
"Apa dua tahun? Kenapa lama sekali?" Alden berseru kaget.
"... Yah aku memang butuhnya segitu"
"Aku ikut!" Alden berkata tegas, Charlotte mengeluh dalam hati. Sudah dia duga bahwa Alden akan mengikuti nya kemana pun. Apakah boleh ia ikut? Akh kenapa urusan nya menjadi susah begini.
"Tapi kamu janji! Kamu harus mengikuti semua perkataan ku" Charlotte berasumsi lain.
"Iya aku janji, tapi aku boleh ikut kan?"
Charlotte mengangguk ragu. yah apa boleh buat. Mau tidak mau Charlotte mengizinkannya, toh tidak akan mengganggu juga.
"Baiklah kapan kita akan berangkat?"
"...Em besok"
------------------
Charlotte memasuki kamarnya, ia menatap langit malam diluar, apakah rencana nya sudah tepat, ia harap alur cerita nya tetap sama dengan yang ada dinovel, ia tidak ingin alur nya berubah drastis. Jika novel nya berubah, Charlotte sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi kedepan nya.
Charlotte menggeleng, bukan saatnya memikirkan hal itu, ia harus fokus menaruh barang barang nya. besok ia akan pergi, ia akan membawa barang barang yang penting saja.
"Akhirnya selesai.." Charlotte menghela napas.
Tok tok, suara ketukan pintu terdengar. Charlotte mendengar suara Manuel, Charlotte mempersilahkan nya masuk. Manuel mengangguk lalu memasuki kamarnya.
"Mau kubantu?" Tawarnya.
"Oh tidak perlu, aku sudah selesai. toh tidak banyak yang yang ingin kubawa"
"Boleh keluar sebentar?" Tanya nya, Charlotte balas mengangguk, mengikuti Manuel berjalan disampingnya. Charlotte menatap rambut Manuel,apa yang ingin ia lakukan?
Mereka tiba disebuah bangku, dengan monumen yang indah, langit malam begitu indah, langit malam meneranginya.
"Sudah berapa tahun aku menjadi guru mu? Ya, baru beberapa bulan saja." Gumam nya.
"Aku tidak menyangka kamu akan pergi secepat itu, karena itu sebelum kamu pergi. Aku ingin memberi mu sesuatu" ucap nya tersenyum, Charlotte hanya mendengar kan.
Manuel menyerahkan sesuatu.. yaitu sebuah gelang yang indah, berwarna biru dengan hiasan bulu burung merpati. Charlotte menatap nya semringah.
"cantik sekali."
"Ini untuk mu" ucap Manuel.
Charlotte menoleh ekspresi nya seolah berkata 'untukku?' Manuel mengangguk.
Charlotte tersenyum menerimanya. "Terimakasih"
------------------
"Aku boleh masuk kan?" Charlotte tiba didepan sebuah kastil, bersama Alden dibelakang nya.
Charles mengangguk "oh boleh kah?" Charles menoleh keellenia, ellenia menatap malas "silahkan saja, tapi jangan lupa untuk bayar lebih!" Ucap nya dengan nyolot.
Charlotte menatap Malas "oh gampang itu mah!" Lalu menyerahkan sebuah uang lalu menyerahkan nya ke charles.
"Walaupun aku tak punya rumah! Setidaknya aku kaya" balas Charlotte tersenyum sombong.
"Dah minggir aku ingin masuk!" Charlotte menepis ellenia agar menyingkir dari hadapan nya.
Ellenia merebut uang yang ditangan Charles, lalu menoleh kearah Charlotte "Yasudah silahkan saja, besok jangan lupa untuk membayar nya lagi."
"Akh iya iya" Charlotte berseru malas, malas sekali rasanya berada didekat nya.
"Hei aku kan sudah membayar nya, jadi bawakan juga barangku!" Charlotte menunjuk ellenia. Yang ditunjuk hanya sedang menghitung uang.
Charlotte menatap malas, lalu menoleh ke Charles "ellenia, bolehkah aku membawa barangnya" ucap Charles.
Charlotte menatap kesal kearah Charles, apa apaan dia! Kenapa ia harus meminta izin terus ke penyihir itu! Mau saja Charles dibodohi.
Alden diam, lalu berucap pelan "aku yang akan membawakan barang mu.."
Akhirnya Charlotte mengangguk "yasudah" padahal ia ingin ellenia yang membawa nya, bukan Alden.
"Apakah dia Alden?" Charles bertanya ke Charlotte.
"Iya dia Alden, nah Alden ia adalah Charles dan perempuan disana namanya ellenia.."
Alden tersenyum "aku Alden, salam kenal" lalu menjabat tangan Charles.
Setelah itu alden membawa barang Charlotte, ia melangkah pergi. tetapi terlintas juga pertanyaan pertanyaan yang muncul, kenapa Charlotte kesini? Apa urusannya?.. sudah lah, apapun urusannya aku tidak perduli, tetapi yang jelas aku harus melindungi nya.
Charlotte memasuki kastil nya, kamar nya ada dilantai dua, sedangkan kamar mereka berdua, Charles dan ellenia ada dilantai tiga, jadi kamarku dan Alden akan bersebelahan. Baiklah ia harus memulai nya sekarang!
----------------
Pagi harinya, Charlotte menuruni tangga, ia melihat ellenia dan Charles sedang bersarapan sebuah bubur, dan ada beberapa camilan didepan nya.
ia mendekat. Manik mata Charlotte menatap sesuatu. "Hi Charles, ada sesuatu dirambutmu. sebentar aku akan ambilkan" Charlotte mendekat, tangannya ingin menyentuh rambutnya. sementara Charles menatap terkejut, lalu menepisnya.
"Aku bisa sendiri!" Ucapnya dingin.
Charlotte berdecak pelan "cih, apa apaan dia." Lalu beranjak duduk. Sementara ellenia tertawa "heh! Ngapain kamu disini?" Charlotte bergumam kesal, sialan! dia menertawakan aku. Awas saja.. pasti Charles akan kuubah pola pikir nya, ia akan menjauhi dirimu yang egois itu.
"kenapa kamu makan disini?" Ellenia berseru nyolot. "Heh! Bayar kalau kamu ingin makan disini"
"Nih orang gila duit ya!" Gumam Charlotte "Tidak mau! Aku tidak ingin membayarnya, hei lagian aku kan sudah membayar banyak tadi malam!"
"Dasar mata duitan"
Ellenia menatap malas "iya iya! Tapi nanti siang kamu harus membayar nya."
=========
Hi guys.. spam komen Next yah, buat nambah semangat update nya💪
KAMU SEDANG MEMBACA
A rose for charlotte
Fantasy[Reincarnation]#1 Meriana, seorang wanita biasa, hidup nya yang membosankan tidak ada yang spesial darinya. Ia meninggal saat kecelakaan, lalu ia bereinkarnasi menjadi Charlotte, sang tokoh sampingan yang malang. "Aku dimana?" Meriana melihat sekita...