Lampu menerangi diseluruh penjuru pesta dengan terang, indah. hiasan nampak elegan didalam ballroom. Pesta berjalan dengan lancar. Semua nya nampak menikmati, acara pernikahan tersebut.
Makananan semua nya nampak lezat, terpampang dimeja, dengan beberapa manisan yang terlihat enak.
Tetapi bagi Charlotte semua nya "wahh, indah." Perempuan itu menatap sekelilingnya dengan mata berbinar.
"Hei kamu bisa diam tidak!" Alden mendengus, menatap perilaku perempuan yang ada didepannya.
Saat ini, ia kembali. Untuk menghadiri pesta pernikahan Manuel, mau tidak mau ia harus kembali. Charlotte mengarang alasan kepada charles, dan ia akan pergi dalam beberapa hari.
"Tidak, lagi pula tidak ada yang melihat nya Alden." Charlotte mengangkat tangan nya, lalu menatap sekitar.
"Yasudah, kita sekarang bertemu Manuel, ayo" Alden menarik tangan perempuan tersebut.
"Iya iya, akh males banget"
-----------
Laki laki dengan paras yang tampan terlihat sedang menanti seseorang. Entah siapa dia, tetapi seperti nya ia mengharapkan nya.
Ia menatap perempuan disampingnya, perempuan yang akan ia nikahi, perjodohan ini.. ia tidak menyukainya, padahal ia ingin bebas.
Dengan langkah pelan, Charlotte mengikuti langkah Alden, Yang sedang menggandeng tangan nya.
"Alden pelan pelan!" Eluh Charlotte, tiada hari tanpa ribut dengan nya. Alden hanya mendecak. Manuel yang melihat nya dari jauh berdiri dari duduknya. Mereka mulai mendekat
"Selamat, atas pernikahan kalian.." ucap Charlotte didepannya, lalu tersenyum kearah pengantin.
"Iya, Charlotte terima kasih atas ucapan dan juga kedatangan mu" matanya terlihat sendu.
-------------
Dibalkon kediaman marques, Charlotte menatap semuanya dari bawah, banyak orang tersenyum disana. Beruang gembira.
Charlotte menghela nafas, ia tidak tahu kedepannya akan terjadi apa. Yang jelas ia harus mengubah alurnya.
"Kamu, sedang apa?"
Charlotte terlepas dari lamunannya, ia menatap kebelakang. Seorang laki laki dengan rambut hitam sedang meminum minuman nya. Ia, putra mahkota.
Charlotte tetap tenang walaupun hatinya sedang Jedah jedug, ia berusaha untuk tetap tenang.
"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Jawabnya asal
"Sama seperti ku, aku juga sedang memikirkan mu." What? Apa maksudnya, tidak jelas.
"Kuharap kamu mengenalku, eh tidak, seperti nya kamu sudah mengenalku"
"Iya, aku tahu"
"Hm benarkah?" Hylon tersenyum.
"Oh. maaf tapi, aku harus pergi, sampai jumpa" dengan segara Charlotte menghindari nya.
-------------
Dimeja, seseorang nampak sibuk dengan pekerjaan nya, hylon sedang mengerjakan beberapa tugas dokumen nya.
"Tuan, bagaimana dengan beberapa kementerian yang memprotes kepada kerajaan, ia terus memporak porakan rakyat untuk membenci kerajaan. Karena adanya penggelapan dana"
"Akh kementrian sudah tahu ya?"
"Iya tetapi hanya beberapa yang tahu, Dan ada beberapa yang tidak percaya mengenai hal itu" luzius menjelaskan.
"Kalau begitu mudah saja, kamu harus membereskannya" hylon dengan santai mendata tangani beberapa dokumen.
"Dengan cara apa tuan?"
"Tentu saja.. membunuhnya, kamu bisa kan melakukan nya?" Hylon tersenyum.
"Akh, baik tuan dimengerti." Luzius menunduk hormat, lalu melangkah pergi.
"Urusan ini.. kenapa merepotkan sekali." Gumam hylon.
--------------
Malam hari
Setelah beberapa hari akhir nya ia kembali kekastil, saat ini Charlotte sedang menatap lesu kearah langit, suasana hatinya sedang buruk saat ini.
Charlotte menghela nafas, ia sedang tidak nafsu makan saat ini. Charles yang terbangun dari tidurnya, menatap perempuan itu yang sedang berada diluar.
"kamu.. belum makan kan?" Charles muncul dibelakang Charlotte, yang sedang terduduk.
"Makan sana, atau kamu akan sakit. kalau kamu sakit siapa yang akan merawat mu, aku tidak mau" Charles Sama sekali tidak perduli.
C
harlotte menoleh, mendapati seorang laki laki sedang berdiri dibelakangnya.
"Akh iya, kalau aku sakit, kan ada kamu yang akan menjaga ku."ia bergurau.
Charles menatapnya "aku sibuk, lagipula buat apa aku mengurusimu."
"Sibuk apa? Sibuk mengurusi ellenia?" Charlotte tertawa garing.
"Berisik, kamu tidak perlu ikut campur" Charles menatap tajam Charlotte.
"Disini dingin, lebih baik kamu kembali. sudah masuk sana! aku ingin tutup pintunya" Charles mengusir Charlotte.
"Akh iya iya, sabarr dong" Charlotte beranjak berdiri. Lalu berjalan.
'Malah ada yang lebih dingin dari luar sini'
Charlotte menatap Charles yang sedang menutup pintu.----------
Hi guys, jangan lupa untuk vote sebagai menghargai tulisan aku hehe.
Dan sampai jumpa dinext chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
A rose for charlotte
Fantasy[Reincarnation]#1 Meriana, seorang wanita biasa, hidup nya yang membosankan tidak ada yang spesial darinya. Ia meninggal saat kecelakaan, lalu ia bereinkarnasi menjadi Charlotte, sang tokoh sampingan yang malang. "Aku dimana?" Meriana melihat sekita...