1 : Kecelakaan

5.1K 163 5
                                    

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

"Apa ini?" Tanya Meen kepada Perth, dia baru saja pulang dari tempat kerja. Sengaja pulang cepat, karena hari ini dia mau mengajak putranya makan malam diluar. Hanya putranya, selalu begitu.

Dugh dugh dugh...
Terdengar langkah kaki kecil yang berlari cepat kearah Meen, siapa lagi kalau bukan putra tercintanya.

"Surat cerai! Aku mau kita pisah, selamanya!" Mudahnya Perth berkata tanpa melihat lawan bicaranya, dia duduk santai di sofa dengan tangan yang sibuk memainkan handphone, hari ini dia ada janji pergi main bersama teman-teman sejawatnya, orang-orang yang hanya tahu bagaimana cara menghabiskan uang suaminya serta beban keluarga.

Perkataan Perth terdengar jelas oleh putranya yang tadinya berwajah cerah langsung bermuram durja. Robot Transformer Optimus yang dia pegang sedari tadi sudah jatuh. Dengan langkah kakinya yang kecil, dia berlari cepat menaiki anak tangga menuju kamarnya. Ini bukan pertama kalinya orang tuanya bertengkar, hampir setiap hari orang tuanya bertengkar.

"Tidak bisakah kau membicarakan masalah ini ketika tidak ada Lenka di sekitar kita!" Bentak Meen kesal. Ingin sekali gantung pria di hadapannya ini.

Brakkhhh!!!
Perth menendang kesal meja yang tak bersalah, dia mana suka dibentak-bentak, orang tuanya saja tidak pernah memarahinya.

Perth beranjak dari tempat duduknya, berdiri di hadapan Meen dengan sorot mata yang bukan main tajamnya untuk Meen yang juga menatap tajam dalam dirinya.

"Kita? Kau gila? Tidak ada kita di sini! Lagi pula dia bukan putraku!" Sarkas Perth kasar. Dia sungguh enggan mengakui anak kecil tadi sebagai putranya.

"Kau lupa, kau yang sudah mengandung dan melahirkannya!" Bakas Meen tidak kalah kasar guna mengingatkan Perth kalau Lenka itu putranya.

"Itu kecelakaan, aku tidak pernah menginginkannya!" Elak Perth tak berperasaan. Sungguh tidak punya hati dia.

Perkataan Perth membuat emosi jiwa Meen memuncak melebihi ubun-ubun. Dia marah kenapa sampai hati Perth berkata seperti itu.

Plakkk!!!
Satu tamparan mendarat keras di wajah Perth, ini Pertama kalinya Meen main tangan kepada Perth setelah 7 tahun lamanya mereka menikah.

Pipi Perth terasa panas dengan sudut bibir yang sedikit berdarah.

Tatapan mata Perth sungguh nanar untuk Meen, tanpa berkata, dia segera pergi dari hadapan Meen. Malas dia memperpanjang kata dengan Meen.

Meen terduduk di sofa, dia mengusap kasar wajahnya, dia sungguh menyesali perbuatannya yang sudah menampar Perth terlebih lagi Lenka melihat kejadian tadi.

Dia melepas kasar dasinya yang terasa mencekik lehernya.

"Huuuffftttt...." Dia menghela nafas kasar, memikirkan rumah tangganya yang sudah diambang kehancuran, memikirkan putranya.

Pernikahan mereka memang tidak dilandasi cinta maupun kasih sayang tapi bukan berarti dia membenci Perth, pria yang sudah melahirkan anaknya.

Dan di sini, seperti biasa, Perth membawa ngebut mobil hitam mewahnya menuju bar langganannya.

Malam ini dia tidak pulang begitu juga malam-malam berikutnya, sudah sering dia seperti ini, bahkan pernah selama dua bulan lebih dia tidak pulang ke rumah. Dia tidak perduli dengan anak apalagi suaminya.

"Pasanganmu mana?" Tanya Selena di saat mereka makan malam di rumah orang tua Meen.

"Padahal mama sudah tahu jawabannya, tapi kenapa masih saja bertanya perihal dirinya?" Jawab Meen jengah dengan pertanyaan, dia tahu selama ini mamanya selalu memantau rumah tangganya.

Lovely - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang