22 : Home

1.4K 116 12
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Pagi ini Perth bangun lebih pagi dari Meen, sengaja, karena dia mau melihat wajah pagi Meen yang masih tertidur lelap.

Perth tersenyum seraya menelusuri wajah tampan Meen serta bermain di dada bidang Meen yang telanjang, Meen hanya memakai celana boxer. Tubuh kekar suaminya membuat dia menelan ludah. Dia heran kenapa suaminya ganteng banget.

"Pagi sayang..." Sapa Meen cerah sembari mengumpulkan nyawa, dia meraih pinggang Perth supaya tubuh mereka semakin merapat.

Meen mengecup singkat pipi tembem Perth. Damai dunianya melihat senyum Perth.

"Mau mandi bareng?"

Perth mengangguk dengan jari ramping yang sibuk menyisir poni Meen. Meen meraih tangan Perth serta menciumnya.

Greph!
Sekarang Meen sudah menggendong Perth ala bridal, Perth sendiri melingkarkan kedua tangannya di leher Meen.

"Adek mau mandi shower atau bathtub?"

"Bathtub kak!"

Beberapa detik kemudian seraya menunggu bathtub terisi air hangat, "Adek bisa buka baju sendiri kak" Jelas Perth kepada Meen yang ingin melepas kancing baju piyama Perth. Perth malu.

"Tahu, tapi anggap saja ini service dari kakak!"

"Terima kasih, tapi adek gak mau!" Balas Perth tersipu malu.

"Kenapa? Adek malu yah?"

Perth mengangguk cepat sebagai responnya di sela wajahnya yang mulai memerah. Bikin Meen gemes saja.

"Malu kenapa? Kita sudah sering saling melihat..." Perth menutup mulut Meen supaya Meen berhenti melanjutkan kalimatnya, wajah Perth bukan main merahnya.

"Ya Tuhan, biniku manis banget!" Puji Meen dalam hati.

"Kalau begitu adek yang service kakak?" Mudahnya Meen berkata setelah melepas tangan Perth dari mulutnya.

Blush!
Jangan ditanya lagi betapa merah wajah Perth.

"Kalau begitu kita gak usah mandi bareng kak, mandi sendiri-sendiri saja!" Balas Perth menolak, pasalnya mereka baru kemarin melakukan sex, tanda cupang kemarin saja masih ada.

Tentu saja Meen tidak mau sehingga pagi ini dia menuruti keinginan Perth asalkan bisa mandi berdua.

⏩⏩

Kriet blamnnn...
Perth menutup pintu kamar Meen sepelan mungkin agar suaranya tidak mengusik tidur siang Meen. Tidak tahu dia Meen itu sensitif dengan suara dan pergerakan sehingga Meen bangun. Namun begitu dia melihat Perth yang masuk serta naik keatas ranjangnya, dia tersenyum.

Dia raih pinggang Perth supaya bisa dia peluk sambil tidur.

Perth agak kaget ketika Meen memeluknya, namun detik berikutnya Perth tersenyum.

Jarang-jarang Meen tidur siang begini, mungkin karena akhir-akhir ini pekerjaannya menumpuk dan sering lembur, sehingga hari ini ini Meen tidak kemana-mana dan memilih untuk tidur.

"Capek banget yah kak?" Tanya Perth ketika berada dalam dekapan Meen, dia menatap wajah lelap suaminya.

Meen hanya bergumam sebagai responnya dengan mata yang tetap terpejam.

Sebenarnya Perth menghampiri Meen karena dia mau minta jatah, tapi melihat suaminya lelah begini sepertinya dia terpaksa menahan diri.

Greph!
Perth memeluk lebih erat Meen seraya menenggelamkan wajahnya di dada bidang Meen.

Lovely - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang