4 : Pulang

1.3K 131 7
                                    

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Jirakit dan Mike sibuk mengemasi barang-barang Perth, hari ini Perth sudah diizinkan pulang.

Perth juga ikut membantu, walaupun matanya selalu tertuju ke handphone hitamnya, dia menanti telepon maupun sekedar pesan singkat dari Meen.

"Menunggu siapa?" Tanya Mike sambil mengusap sayang kepala Perth, Perth menggeleng, dia tidak mau mengatakan kepada Mike kalau saat ini dia menanti telepon dari Meen, takut dibilang aneh.

Selagi mereka mengemasi barang-barang, Rinrada datang dengan wajah yang mendung.

"Tenang saja, aku akan sering main ke sini tuk menjenguk mu!" Ucap Perth seraya mengusap lembut kepala Rinrada.

"Janji!" Ucap Rinrada sambil memberikan jari kelingkingnya yang akhirnya bertaut dengan jari kelingking Perth.

"Janji!" Balas Perth yang membuat Rinrada tersenyum.

"Selamat siang pa, dad..." Sapa Karn yang baru saja datang bersama Mark, dua orang itu juga datang untuk menjemput Perth kecuali keluarga Meen.

"Mungkin mereka sibuk!" Kata Mike pelan kepada Jirakit agar Jirakit tidak berpikir yang tidak-tidak padahal sudah lama Jirakit berpikir yang tidak-tidak kepada keluarga Meen mengingat keluarga Meen kurang menyukai Perth.

"Masih ada yang tinggal ya dek?" Tanya Karn kepada Perth yang dibalas gelengan kepala oleh Perth, mereka sudah selesai berkemas, ADM juga sudah kelar, Meen yang bayar.

Klik!
Ganggang pintu bergerak sehingga Mike yang hendak membuka pintu tidak jadi membuka pintu.

Kriettt...
Pintu pun terbuka, tampaklah Meen yang nafasnya naik turun dengan sedikit keringat di pelipisnya.

Perth yang senang ketika melihat Meen segera menghampiri Meen dan memeluknya. Erat.

Sungguh, kejadian ini di luar akal sehat mereka kecuali Rinrada yang memang tidak tahu menahu mengenai rumah tangga Meen Perth.

"Perth aman kan pa?" Bisik Mike kepada Jirakit yang langsung mendapat tabokan dari Jirakit.

Jangan ditanya seperti apa ekspresi wajah Meen.

"Katanya kakak nggak bisa jemput karena sibuk, tapi kenapa sekarang kakak ada di sini? Ini surprise untuk adek yah kak?" Kata Perth di sela senyum manisnya, dia harus mendongak melihat Meen, kedua tangannya melingkar di leher Meen sehingga mau tidak mau tubuh Meen sedikit menunduk dengan tangan kanan yang berada di pinggang Perth.

Jujur, Meen tidak tahu harus bereaksi seperti apa, ini gila, bagi Meen, kejadian ini sungguh gila atau Perth yang gila.

Fix, bagi mereka ada urat saraf Perth yang putus mengingat sikap Perth yang 360 derajat dari biasanya.

"Nak... Kita ke dokter dulu ya, keknya kamu belum sehat!" Ujar Mike yang sangat mencemaskan kondisi putra kandung nya. Mike melepas rangkulan tangan Perth, dia bimbing namun Perth menolak.

Lovely - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang