2 : Amnesia

1.7K 146 2
                                    

Sorry for typo & kata yang hilang 🙏

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Perth bangun dari komanya setelah 9 bulan lamanya dia koma.

"Lenka!" Lirihnya pelan ketika matanya sudah terbuka namun masih silau oleh cahaya yang menerpa bola matanya.

Di sisinya ada kedua orang tuanya yang cerah melihat dirinya ketika sudah sadar. Sungguh bahagia tak terkira mereka dan mereka amat sangat bersyukur kepada Tuhan karena telah membuat putranya sadar dari komanya.

"Perth!" Seru Jirakit haru bahagia melihat putra semata wayangnya sudah sadar. Dia memegang lembut tangan kanan Perth yang tidak terpasang infus. 'Hangat' itulah yang Perth rasakan.

Perth sedikit menyipitkan matanya, dia sedang berpikir mencoba mengingat siapa orang yang berkata Perth tadi.

"Siapa?" Tanya Perth lirih yang memang tidak ingat apapun termasuk namanya.

Orang tua Perth terdiam, pertanyaan Perth sungguh menyentak sakit di dada mereka, walaupun di luar sana banyak yang mengatakan Perth itu bukan pria yang baik tapi dimata orang tua nya Perth itu putra mereka yang manis imut nan baik hati. Malaikat kecil mereka yang amat sangat berharga.

Perth Amnesia, itulah yang di simpulkan dokter setelah memeriksa kondisi Perth, para dokter sudah menduga hal ini mengingat kecelakaan yang Perth alami membuat kepalanya terluka parah. Sudah syukur dia masih hidup.

Perth melupakan semuanya, termasuk sosok Lenka yang merupakan darah dagingnya, dia hanya ingat namanya, hanya sekedar nama. Tuhan... Hanya meninggalkan nama Lenka di jiwa Perth dan yang lainnya dia ambil.

⏩⏩

"Jadi dia suamiku?" Ucap Perth kikuk setelah menelisik teliti setiap inchi tubuh tinggi semampai Meen untuk waktu yang lumayan lama, Jirakit mengangguk singkat sambil mengusap sayang kepala Perth, dia tersenyum getir, kasihan dia kepada putranya.

Meen melirik Mike sehingga Mike membawa Meen keluar dari kamar rawat inap Perth, begitu sampai di luar, dia memberikan surat keterangan hasil pemeriksaan medis Perth.

"Dia amnesia?" Tanya Meen yang masih tidak percaya dengan keterangan yang tertera disana. Dia tidak terkejut ataupun merasa kasihan karena dihatinya memang tidak ada Perth walaupun dulu pernah ada. Dulu sekali.

"Hembn... Seperti yang tertulis di sana!" Respon Mike lemah dengan punggung yang bersandar ke dinding. Jujur, dia masih berat menerima fakta ini.

Meen kembali memasukkan surat tersebut ke dalam amplop besar. Wajahnya selalu datar seperti biasanya. Sebenarnya dia juga enggan datang ke sini, jika bukan karena dia menghormati orang tua Perth maka dia tidak sudi menjenguk Perth.

"Bisakah kamu membatalkan perceraian mu dengan Perth?" Pinta Mike yang tidak ingin Perth menjadi duda muda di usianya yang baru 22 tahun.

Perth memang belum di Marking oleh Meen sehingga dia bisa mencari Alpha lagi serta menikahinya. Tapi tetap saja bercerai di saat kondisi dia seperti ini tidak baik untuk kesehatan mentalnya terlebih lagi untuk tumbuh kembang Lenka. Selain itu, memangnya ada yang mau menikah dengan orang yang amnesia?

Meen melihat sebentar mertuanya, dia mendudukkan dirinya di kursi yang memang di sediakan oleh pihak rumah sakit untuk menunggu pasien. Padahal hanya tinggal selangkah lagi dia dan Perth bercerai.

Surat keterangan tadi dia letakkan di sisinya, dia menautkan jari jemarinya sembari berpikir segala sesuatunya untuk masa depan rumah tangganya dan juga Lenka.

Rencananya, setelah Perth keluar dari rumah sakit ini, dia segera memproses surat perceraian yang sudah Perth urus sehingga mereka bisa bercerai sesuai yang diinginkan oleh Perth.

Lovely - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang