malam hari kali ini benar-benar gelap tanpa adanya bintang dilangit, ntah apa yang alam sedang pikirkan dan memilih untuk tidak menghiasi malam kali ini.
di sebuah ruangan besar yang memiliki penerangan redup ada sebuah pertemuan kecil yang diadakan oleh Nichi dan mengundang kedua orang tuanya.
"maafkan saya sudah berlaku tidak sopan chichi-ue haha-ue" ujar Nichi sembari memberi hormat paling dalam.
"tidak apa-apa anakku, mungkin pertemuan ini begitu penting hingga Masao tidak berada disampingmu" balas ayah Nichi.
"ya saya tidak bisa memanggil Masao untuk ikut berada di dalam pertemuan kecil ini karena saya menyakini dengan kehadiran Masao disini maka suasana malam kali ini akan lebih mencekam" ujar Nichi.
"baiklah aku mengerti"
"terima kasih chichi-ue. baiklah saya akan membicarakan apa yang harus saya bicarakan disini-" Nichipun menjelaskan tentang apa yang terjadi disekolah tadi siang dan menyarankan untuk mengganti Kakushi yang berada di dekat Chiyeko.
"baiklah, kalau begitu biar Kakushi Yugito yang akan berada di samping Chiyeko dan Kakushi sebelumnya akan di tempatkan dilain tempat"
"akhir-akhir ini Chiyeko sangat sering sakit lagi" ujar Lieri dengan khawatir.
"musim semi sudah tiba, seperti biasa penyakit itu akan terus menghantui. dan Nichi putri pertamaku yang sangat kubanggakan, jangan pernah lupa untuk menjaga kesehatanmu juga" ujar Kigaya sembari berdiri dan membantu istrinya.
Nichipun ikut berdiri dan menyatukan kedua tangannya "baik chichi-eu saya tidak akan pernah lupa akan hal itu" ujarnya.
sebuah pelukan hangat didapatnya dari kedua orang tuanya dan juga sebuah kecupan manis dan singkat di dahinya.
"kami menyayangimu" ujar Lieri dan Kigayapun mengangguk.
"saya tau itu chichi-ue haha-ue" balas Nichi sambil tersenyum.
"kalau begitu kami pergi lebih dulu, kembalilah dan langsung beristirahat" pinta sang ayah kemudian berbalik.
"oyasuminasai" ucap Nichi sembari membungkuk.
setelah kedua orang tuanya meninggalkan ruangan Nichipun baru keluar dari ruangan tersebut, dan di luar sudah ada seorang Kakushi yang menunggunya.
"maaf aku lama" ucap Nichi sembari menggunakan alas kakinya.
"tak apa saya mengerti. ayo kita kembali anda harus beristirahat"
"ini masih jam 8 Bami, biarkan aku ke perpustakaan terlebih dahulu untuk membaca beberapa paragraf" ujar Nichi sembari berjalan ke arah perpustakaan.
"hahh baiklah -baiklahh" jawab Ibami pasrah.
keduanyapun berjalan menuju perpustakaan, Ibami menunggu di lantai 1 dan Nichi turun ke basement yang merupakan perpustakaan yang tak bisa di masuki tanpa adanya izin terlebih dahulu.
"huh?" Nichi melihat sebuah lilin remang yang menyala dari ruangan itu.
"kwakkk-- Nichi-sama! kwakkk" sebuah burung gagakpun menghampiri Nichi dan menapak di pundaknya.
"apakah ada orang?" tanya Nichi sembari mengambil lentera yang berada di ujung tangga.
"Kwakk, tentu! dia berada di sana"
Nichipun berjalan dengan pelan-pelan untuk menghindari bahaya yang bisa saja akan terjadi tanpa ia ketahui nantinya.
"selamat malam" sapa seseorang yang baru saja muncul dari balik kegelapan yang samar itu.
Nichipun mengangkat lenteranya untuk melihat siapa orang tersebut.
"saya Zuru, orang terpercaya Oyakata-sama dalam mengurus perusahaan" ujar pria itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/250662340-288-k493638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Sun's [Rengoku x Oc]
FanfictionAku adalah seorang manusia yang terlahir dari perpaduan Dewi Matahari dan Dewa Bulan. Wajahku, Jiwaku, Semangatku, Sifatku, Serta pernapasan yang kugunakan untuk melawan Oni adalah gambaran utuh Matahari itu sendiri. Dia merupakan anak dari sepasan...