~°3°~

183 17 0
                                        

Kami kembali melanjutkan aktivitas makan ubi manis itu bersama sembari mendengar ocehan Hozhiko terhadap Mitzuki yang memiliki hati seperti batu.

"Mitzuki-sama, Oyakata-sama telah memberikan izin tentang misi anda" seketika seekor rubah muncul dengan begitu saja.

"Misi itu berupa apa, Hiru?" Tanyaku kepadanya, namun rubah itu tidak menjawabku dan hanya terus menerus melihat sang Tuan yaitu Mitzuki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Misi itu berupa apa, Hiru?" Tanyaku kepadanya, namun rubah itu tidak menjawabku dan hanya terus menerus melihat sang Tuan yaitu Mitzuki.

Aku tidak paham apa yang tengah terjadi diantara mereka.

"Mitzuki" panggilku pelan.

Ia menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaanku "Maafkan aku, nanti akanku beritahukan kepadamu Onee-sama" sahut Mitzuki, iapun segera berdiri, akupun ikut berdiri melihatnya memperbaiki haori yang tengah ia kenakan. Dia memberikanku tatapan seakan-akan memohon berkat dariku

"Iie, aku tidak melarangmu untuk pergi. Mitzuki ketika kau kembali, aku tak menginginkan kau kembali dengan maksud lain saja" Mitzuki hanya tersenyum mendengarkan perkataanku, diapun setuju dengan keinginan ku itu.

"Yoo bocah, Hozhiko. Jaga Onee-sama selama aku pergi" ucap Mitzuki sembari mengusak rambut putih milik Hozhiko.

"Um! Asal kau membawakanku sesuatu Nii-chan" sahut Hozhiko setuju.

Mitzuki mengangguk mendengar permintaan Hozhiko, iapun mulai berjalan bersama rubah hitam miliknya tanpa berbalik sedikitpun untuk menggentarkan hati. Langkahnya mulai membawanya semakin menjauh dan mulai hilang dari jangkauan mata.

"Komizu-sama"

"Heum?" Gumamku.

"Rubah hitam sialan itu pasti akan selalu menjaga Mitzuki-sama"

Akupun berbalik mendapati rubah milikku terduduk dibelakangku sembari menatap kepergian Mitzuki. Untuk sesaat aku sedikit terkaget dibuatnya, aku berfikir bahwa aku sedikit lebih dekat dengan api yang digunakan untuk membakar ubi barusan, namun nyatanya ternyata ia adalah rubahku yang memiliki perawakan bagai sebuah api yang membara.

 Untuk sesaat aku sedikit terkaget dibuatnya, aku berfikir bahwa aku sedikit lebih dekat dengan api yang digunakan untuk membakar ubi barusan, namun nyatanya ternyata ia adalah rubahku yang memiliki perawakan bagai sebuah api yang membara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Two Sun's [Rengoku x Oc]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang