'[ 11 ]'

34 5 4
                                    

skip pulang sekolah.

Travis💗
2 unread massages

|ke rooftop, gue mau ngomong sesuatu.
|sekarang, jangan nanti nanti.

oke otw.

'ada apaan nih?' batin Enja. Tanpa berlama-lama, Enja langsung ke rooftop.

Begitu sampai di rooftop, Enja tidak melihat siapa-siapa. Dia berusaha mencari Travis. Setelah mengelilingi rooftop selama 5 menit, akhirnya dia menemukan Travis. Pria itu berada di bagian yang lumayan tersembunyi, jadi wajar saja tadi tidak terlihat.

"oh udah nyampe? Sini duduk," ucap Travis menyadari ada yang datang. Enja langsung duduk di sebelah kanan Travis.

"soal besok," kata Travis memulai pembicaraan. Enja langsung menengok kearah Travis. Dia lupa kalau besok mereka akan berjalan-jalan.

"serius mau? Ini gue memastikan doang ya," lanjut Travis.

"iya, gue mau. Jangan ditanya mulu entar gue berubah pikiran," ujar Enja menjawab pertanyaan Travis.

"oke, besok gue chat tempatnya dimana, tapi lo berangkat jam 6 sore ya. Jangan pake baju biasa. Pake bajunya yang bagus. Tapi gausah terlalu bagus. Oke?" Travis memang sedikit mengatur, tapi Enja menyukai ide itu.

"oke. Lo juga loh ya," jawab Enja. "udah kan? Gue mau pulang nih, ngantuk!" Enja langsung berdiri dari duduknya, begitu pula Travis. Mereka berdua pun langsung pulang.

• • •

Seharian ini Enja seringkali melamun. Hal itu dikarenakan oleh pertemuannya nanti bersama dengan Travis. Ya, hari ini harinya.

Hal itu membuat Lana dan Lyn sangat kebingungan.

"Enjaaa~ mikirin apaan sih lo? Ampe melamun terus daritadi," Ucap Lyn membuka suara. Enja tidak mendengarnya.

"woi! Kenapa sih?" Lana ikut kesal Enja tetap melamun.

"h-hah kenapa?" Enja akhirnya sadar dari lamunannya. "o-oh enggak kok, ini cuman banyak pikiran aja. G-gausah dipikirin. Maaf ga dengerin kalian dari tadi," ucap Enja berbohong.

"liat deh, ngomong aja sampe belibet belibet gitu. Hadeuh... Yaudah deh terserah!" Lana pasrah dengan Enja.

Tiba-tiba dari belakang Enja muncullah seseorang yang tinggi. "pulang sekolah ke tempat kemaren lagi, ada yang mau gue omongin lagi,"  ucap pemuda itu sebelum pergi dari kantin. Ya, orang itu adalah Travis.

Enja terdiam. Bisa-bisanya dia berbicara seperti itu di tempat yang lumayan ramai dan dengan suara yang cukup lantang. Sekarang, semua murid di kantin, serta para penjual di kantin tersebut menatap Enja. Enja pun malu. Dia langsung berlari ke toilet perempuan.

Lana dan Lyn langsung menyusul Enja.

Begitu sampai di toilet perempuan, Enja masuk ke salah satu bilik kemudian mengunci pintunya.

"AAAAA KENAPA LO BERANI BANGET SI KAYAK GITU?! IYA SIH LO GAK MALU, TAPI GUE YANG MALUNYA SAMPE UBUN-UBUN," teriak Enja. Untung saja saat itu toilet sedang kosong. Jadi dia bisa berteriak sesuka hati.

Ting

Travis💗
1 unread massage

|malu gak, sayang?

TBC
______________________________

Misunderstand || Treasure ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang